Ironman Ammunition Backpaker: Ransel Idaman Untuk Senapan Mesin Regu

Selain dilengkapi bipod, salah satu keunggulan senapan mesin regu (SMR) adalah kemampuannya untuk melepaskan proyektil dalam jumlah lebih besar dibandingkan senapan serbu. Maklum saja, ditangan SMR-lah, tembakan bantuan dan perlindungan bagi unit infanteri penyerbu menjadi tumpuan. Namun, dalam banyak situasi pertempuran, bekal munisi yang dibawa oleh penembak SMR kerap tidak memadai, terlebih pada magasin atau stok munisi yang dibawa oleh sang prajurit.

Baca juga: Minimi – Senapan Mesin Regu Dengan Kemampuan Dual Feed System

Ambil contoh pada SMR standar TNI, seperti FN Minimi kaliber 5,56 x 45 mm, umumnya yang digunakan boks magasin dengan isi 200 munisi. FN Minimi yang menganut dual feed system, memang prinsipnya juga dapat ‘menerima’ input dari magasin standar senapan serbu SS-1 atau M16 yang berisi 30 munisi. Jika masih kurang dengan kapasitas di boks magasin, penembak Minimi bisa juga mengusung munisi model ‘selempang’ ala John Rambo, yaitu dengan sabuk peluru tipe M27 yang tidak dimasukkan ke kotak boks.

Meski dapat mengumbar proyektil dalam jumlah besar, sudah barang tentu dalam aktualitas, menenteng selempang munisi ala Rambo bukan perkara mudah. Selain bobot munisi yang aduhai, sabuk selempang munisi jelas tidak ergonomis untuk mobilitas prajurit. Sementara bila mengandalkan boks kapasitas 100-200 munisi, rasa-rasanya masih ‘kurang’ memadai dalam menghadapi potensi baku tembak yang intens.

Berangkat dari kebutuhan di atas, para penggiat inovasi di Amerika Serikat telah merancang ransel khusus yang dilengkapi belt dengan kapasitas 500 munisi. Yang dimaksud adalah Ironman Ammunition Backpaker. Persisnya Ironman dirancang oleh Natick Soldier Research Development and Engineering Center dalam waktu 48 hari pada 2014 silam. Dasar pengembangan Ironman pun atas dasar tuntutan dari prajurit AS yang bertempur di Afghanistan. Kebiasaan prajurit AS yang kerap obral tembakan, menjadi pemicu masalah menipisnya munisi yang tersedia dalam babak pertempuran.

Walau status Ironman masih prototipe, magasin ransel ini dilaporkan telah digunakan pasukan AS yang berpangkalan di Lanud Bagram, Afghanistan. Yang digunakan memang bukan Minimi, melainkan M240, yang merupakan varian lain dari FN MAG kaliber 7,62 x 51 mm, salah satu jenis SMR yang juga digunakan di tiga matra TNI. Selain M240, Ironman juga digunakan pada SMR jenis M249, senjata yang satu ini adalah salah satu varian FN Minimi yang diproduksi secara lisensi oleh AS.

Baca juga: FN MAG 7,62mm GPMG – Senjata Multi Platform, Andalan Infanteri Hingga Beragam Rantis TNI

Walau wujudnya mirip tas ransel biasa, tapi pada prinsipnya Ironman terdiri dari tiga komponen utama, yaitu backpack system, yang memastikan sabuk munisi tidak terputus, kemudian yang kedua, exterior ammo belt guide, yaitu elemen yang melindungi sabuk munisi. Dan yang terakhir adalah weapons adapter, ini merupakan dudukan input sabuk ke dalam sistem feed senjata.

Sistem ransel munisi sejatinya mulai populer dalam film “Predator” yang dirilis tahun 1987. Bersama Arnold Schwarzenegger, aktor Bill Duke yang memerankan tokoh Mac Elliot, menjadi operator senapan Gatling Gun M134 handheld. Adegan Bill Duke yang mengumbar tembakan dari Gatling Gun sangat epic dan terus diingat sampai saat ini. Dan sudah barang tentu, munisi untuk M134 disimpan atau dibawa Bill Duke dalam wujud ransel.

Khusus tentang aksi M134 di film Predator, ternyata hanya imajinasi sineas Hollywood, pasalnya M134 saat melontarkan proyektil pertama sudah menghasilkan daya tolak balik sebesar 60 kg, sementara saat senjata sudah menembak dengan kecepatan penuh, daya tolak baliknya sudah meningkat menjadi 130 kg. Nah, sekuat-kuatnya prajurit, dipastikan yang bersangkutan akan langsung terjengkang apabila memaksakan diri menembakkan M134 tanpa menggunakan dudukan (mounting). (Gilang Perdana)

3 Comments