Intip Wilayah Donbass, Satelit Mata-mata Eropa ‘Dibutakan’ Rusia
|Peperangan elektronika (pernika) atau electronic warfare tak bisa dihindari dalam operasi militer modern. Meski belum ada konfirmasi resmi, ada kabar satelit intai (satelit mata-mata) yang dioperasikan European Space Agency (ESA) yang tergabung dalam Program Copernicus, yakni Sentinel 1A, telah mengalami gangguan pencitraan ketika tengah menyorot suatu area di Donbass, wilayah yang dipersengketakan antara Ukraina dan milisi pro Rusia.
Dikutip dari topcor.ru (2/2/2022), hasil foto yang diarahkan ke wilayah Donbass mengalami gangguan serius. Seperti terlihat dalam capture, gangguan pada hasil foto satelit terdapat dari wilayah Rusia sampai ke Sungai Dnieper di Ukraina tengah. Besar kemungkinan, ada yang melakukan jamming pada citra satelit, yang menjadikan Sentinel 1A ‘dibutakan’ untuk melihat suatu area tertentu.
Meski tidak terkait langsung, Rusia kerap melakukan aksi ‘Spoofing’ GPS dalam skala luas, yaitu memanipulasi sistem navigasi satelit berbasis GPS (Global Positioning System). Teknik yang disebut sebagai spoofing ini dikabarkan mencakup area yang luas, mulai dari kawasan Utara dan Timur Jauh Rusia, Semenanjung Krimea dan beberapa lokasi wilayah di Suriah.
Masih dari sumber yang sama, dikatakan satelit intai Eropa lainnya, yakni Sentinel 1B, yang diluncurkan enam tahun lalu oleh roket Soyuz-2 Rusia dari pusat antariksa Kourou di Guyana Perancis (timur laut Amerika Selatan), sudah tidak beroperasi selama lebih dari seminggu ini. Menurut sumber, Sentinel 1B mengalami kegagalan fungsi pada 23 Desember 2021, dan sejak itu tidak ada data yang diterima darinya ke Bumi. Alasan utama kegagalan disebut karena adanya kerusakan pada unit catu daya satelit.
Pada musim panas 2021, Sentinel 1, yang beroperasi di atas wilayah Rostov-on-Don, menjadi sasaran serangan oleh stasiun-stasiun peperangan elektronika Rusia. Kegagalan fungsi intai juga terlihat pada satelit Sentinel 2. Sebelumnya Rusia telah memperingatkan bahwa data yang diperoleh menggunakan satelit Sentinel-1/2 menimbulkan ancaman bagi keamanan Federasi Rusia.
Sekilas tentang Sentinel 1A, merupakan satelit yang mengorbit pada ketinggian 693 km di atas bumi. Satelit jenis ini mengelilingi bumi dengan frekuensi satu kali putaran per hari (24 jam). Artinya satelit ini berada dalam posisi tetap di titik Ia beroperasi mengikuti perputaran Bumi.
Baca juga: Dari Citra Satelit, Terungkap Cina Bangun “Kapal Induk Nuklir” di Tengah Gurun Pasir
Sentinel 1A dibuat oleh Thales Alenia Space dan EADS Astrium, diluncurkan pada 3 April 2014 di Kourou, Guyana, Perancis, menggunakan roket Soyuz buatan Rusia. Sentinel 1A dengan berat 2,3 ton dilengkapi synthetic aperture radar/C-SAR (dikembangkan oleh Astrium), yang menyediakan pengiriman gambar dari luar angkasa di segala cuaca. Pemotretan dilakukan di C-band (panjang gelombang 6 cm). Setelah memproses data dalam beberapa mode, resolusi spasial satelit ini dapat mencapai 1×1 meter. (Gilang Perdana)
itu repotnya nya kalou satelit….ngak bisa diupgrade…😅
jadi engak bisa ngikutin perkembamgan tehnologi terkini yang melajut pesat ber mach machan…😁sama seperti kucluk komen selalu tanpa upgrade pengetahuan serrta data…😆
terbukti oke nih produk jammer Russia, sebaiknya kita cepat mengadopsi teknologi spt ini, soal buatan mana ya gak penting, utamakan segera daripada berkutat dg pembelian jammer skala kecil, lebih baik sekalian punya jammer satelit, toh semua peralatan perang darat/laut/udara mayoritas mengandalkan panduan satelit.
Ngeri – ngeri Sedap 😱
Paman Abidin Makan Tak Enak, Tidur Tak Nyenyak
Nah loh ….kok ISO. ….
Aegis ofshore yg isinya SM-3 dan ke depannya SM-6 di Baltik udah bikin Rusia mencak2.
kadang2 lethality sebuah alutsista apalagi terkait denying konsep payung nuklir bisa dilihat dari respon politis lawan yg ditujukan.
Kalau mencak2 di formil itu cuma gagal tender barter maning son..son.
Kalau disini rudal di jammed, akan diguide pakai “pasukan halus” dan doa.
Lah ternyata satelit2 eropa banyak yg diluncurkan pakek roket soyuz..
Lah terang aja mudah dijamer dan dibekuk paling2 sudah diagendakan rusia dari dulu skema ngebajak satelit2 musuhnya melalui alat2 sadap/jemer yg disembunyikan diwahana peluncurnya ..
Kan sudah ane kabarkan, klo jammer punya Rusia itu yg paling canggih dan paling maju serta berbahaya di kolong langit ini. itu bukan isapan jempol belaka.
itu baru sebagian kecil saja dari satelit mata2 yg di jamming. Bisa dibayangkan klo semua satelit militer milik Barat di jamming oleh Rusia, mau dipandu menggunakan apa tuh rudal jelajah maupun rudal balistik punya barat.
Yg lebih menakutkan lagi itu adalah jammer yg bisa mengkloning target rudal musuh dan memindahkan ketempat lain. Syukur2 dipindahkannya di lokasi Blank spot, lha kalo sasaran targetnya oleh jammer Rusia dipindahkan ke lokasi Negara NaTO sendiri, bakal bisa dikatakan senjata makan tuan. Rusia sudah sangat siap dan percaya diri andai Barat mengajak WWar 3. Dan Rusia yg kalah jumlah alat perangnya berbanding AS + NATO sdh pasti akan mengerahkan arsenal Nuklirnya baik yg dimuat di ICBM maupun Hypersonik. Sebab Rusia tdk ingin sejengkal tanahnya dikuasai Barat jika terpojok dalam perang konvensional. Dan Rusia sangat paham bahwa aset militernya sangat mampu melindungi rakyatnya dr serangan senjata Nuklir barat, bahkan justru Eropa Barat dan AS akan luluh lantak krn tak memiliki perisai yg handal. Berharap pada SM-3 dan THAAD.? itu hanya halusinasi, apalagi berharap mutlak dng Patriot PAC-3 ibaratkan berpayung dr hujan dng payung bocor je..😂😂
Ya. Salaamm…😁😁😁
Canggih ye elektronik warfare jaman skrg, sedangkan kita sibuk beli satelit yg duitnya ga ada,malah ngasih duit ratusan milyar buat bayar pinalti doang
Kemampuan yang sebaiknya kita miliki. Sayangnya prerequisite-nya agak berat.
Kegunaan lumayan banyak, termasuk mencegah seaglider mengirimkan informasi berguna.