Inilah Solusi Rheinmetall Air Defence Untuk Pertahanan Udara di Natuna
Dalam perspektif manufaktur persenjataan, bila alutsista yang mereka jual benar-benar menjadi andalan di negeri pembeli, maka hal tersebut ibarat prestasi luar biasa, artinya ada kepercayaan dari aspek kualitas. Dan jika berkaca di Indonesia, salah satu hotspot yang menjadi konsentrasi pertahanan TNI ada di Pulau Natuna, dimana gelar alutsista tercanggih dari ketiga matra TNI semaksimal mungkin dikerahkan dalam berbagai uji dan latihan tempur di kawasan yang langsung berhadapan dengan Laut Cina Selatan.
Baca juga: Merespon Memanasnya Laut Cina Selatan, TNI AU Gelar Kanon Oerlikon Skyshield di Natuna
Karena diproyeksi ancaman untuk Natuna berasal dari aspek udara, maka unsur hanud (pertahanan udara) terasa menjadi prioritas. Mulai dari hanud terminal, komponen jet buru sergap F-16 Fighting Falcon dan Sukhoi Su-27/Su-30 dipastikan mampu meng-cover area Natuna, terlebih Lanud Ranai kini sudah mampu didarati oleh dua jet tempur tersebut. Sementara dari hanud titik atau point defence, Detasemen Hanud Paskhas dan Arhanud Kostrad sudah punya pengalaman menggelar sistem senjatanya di beberapa obyek vital Natuna. Insiden kecelakaan dalam penembakkan kanon Giant Bow twin gun 23 mm milik Kostrad di Natuna pada bulan Mei 2017, menjadi catatan kelam yang tak pernah dilupakan dalam latihan tempur hanud.
Denhanud Paskhas lain cerita, proyeksi kekuatan hanud titik dikonsentrasikan untuk melindungi area Lanud Ranai. Dan tak tanggung-tanggung, untuk menjawab potensi ancaman yang mungkin terjadi, pasukan Korps Baret Jingga ini sudah paham betul cara penggelaran kanon reaksi cepat Oerlikon Syshield 35 mm, rudal MANPADS Chiron dan QW-3 untuk melindungi Lanud Ranai.
Baca juga: Laut Cina Selatan Memanas, TNI AU Gelar Garnisun Udara dari Natuna
Solusi Rheinmetall Air Defence
Jika ada yang bertanya, kanon hanud apa yang paling canggih di Indonesia? Jawabanya bisa diyakini akan mengarah ke Oerlikon Skyshield produksi Rheinmetall Air Defence AG, manufaktur senjata asal Swiss. Berdasarkan pengadaan tahun 2013, Kementerian Pertahanan membeli enam baterai Oerlikon Skyshield senilai 113 juta euro. Dalam gelarannya, satu baterai Skyshield Paskhas terdiri dari dua Firing Unit (FU). Satu FU Skyshield terdiri dari dua kanon Oerlikon Skyshield 35 mm, satu unit radar, dan satu shelter Fire Control Unit (Command Post).
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Fire Control Unit Oerlikon Skyshield
Sistem Oerlikon Skyshield memang tak asing lagi di Bumi Natuna, tapi apakah komposisi perlindungan Skyshield sudah dirasa ideal? Di Pulau Natuna Besar yang luasnya mencapai 1.720 km² tak hanya Lanud Ranai yang menjadi obyek vital, masih fasilitas Lanal di Bunguran Timur dan dermaga militer di Selat Lampa di selatan pulau. Maka dengan gelar empat pucuk Skyshield dirasa tidak memadai untuk hanud titik yang optimal.
Dalam Seminar “Penggunaan Alat Pengideraan Jarak Jauh dan Peluru Kendali Dalam Menjaga Kedaulatan Ruang Udara Nasional” yang diselenggarakan National Air and Space Power Centre of Indonesia (NASPCI) di Jakarta (25/10/2017), Stefan Schädler selaku Vice President Sales Asia Rheinmetall Air Defence memberikan materi presentasi, yang salah satu bagian menariknya adalah solusi air defence deployment di Natuna.
Seperti terlihat dalam gambar di atas, Rheinmetall memproyeksikan sistem hanud tak hanya di Lanud Ranai, tapi juga ke Lanal dan selat wilayah selatan pulau. Meski fokus kekuatan pada point defence di ketiga obyek vital, Rheinmetall menawarkan solusi hanud terminal untuk Natuna, yakni dengan mengintegrasikan keberadaan rudal hanud jarak sedang. Artinya lawan diharapkan dapat dihancurkan sebelum berhasil melintasi pulau.
Dalam paket integrasi yang melibatkan rudal jarak sedang, Stefan Schädler yang menyandang pangkat kolonel di AU Swiss menawarkan IRIS-T SL (Infra Red Imaging System Surface Launched) besutan Diehl BGT Defence, Jerman. Rudal yang dirilis perdana tahun 2005 ini mempunyai jarak tembak efektif antara 1 – 40 km. Rudal ini dapat menguber sasaran hingga ketinggian 20 km dalam kecepatan Mach 3. Karena mengusung rudal jarak sedang, maka Rheinmetall membutuhkan kehadiran radar penjejak yang mampu mengendus sasaran di radius 50 – 80 km. Serupa tapi tak sama, peran IRIS-T SL bisa dibilang setanding dengan rudal NASAMS (National Advanced Surface to Air Missile System) dari Norwegia, yang telah resmi dipesan dua baterai untuk Denhanud Paskhas.
Masih merujuk ke gambar dari presentasi Rheinmetall, ada integrasi dari rudal MANPADS SHORAD (Short Range Air Defence), yang ini memang Rheinmetall telah mengintegrasikan dengan rudal Chiron buatan Korea Selatan. Untuk hanud titik utama, diserahkan pada Skyshield MK3, tak lain adalah versi update dari Skyshield MK2 yang kini digunakan Paskhas. Dan terakhir ada yang disebut sebagai “Skyranger,” merupakan modul Skyshield yang disematkan pada platform panser 8×8.
Baca juga: Denhanud Paskhas Sukses Uji Perdana Penembakkan Rudal Chiron
Penasaran seperti apa kemampuan Oerlikon Skyshield MK3 dan Skyranger? Kanon kaliber 35 mm ini memang tengah naik daun setelah KSAU Marsekal TNI Marsekal Hadi Tjahjanto baru-baru ini menyebutkan TNI AU berniat menambah Skyshield untuk melengkapi beberapa Lanud strategis. Di kapal peranng TNI AL, kehadiran Millenium (varian naval Skyshield) masih dinanti untuk melengkapi sistem CIWS (Close In Weapon System) di PKR Martadinata Class. Simak tentang Oerlikon Skyshield MK3 dan Skyranger pada artikel selanjutnya di Indomiliter.com. (Haryo Adjie)
Related Posts
-
Penggelaran Sukhoi Su-34 Fullback di Ukraina, Pertaruhan Besar Bagi Reputasi Rusia
14 Comments | Mar 2, 2022
-
Tahun 2022, PT Caputra Mitra Sejati Kirim Unit Perdana PC-60 Pesanan TNI AL
21 Comments | Aug 7, 2021
-
Sea Shadow: Kendaraan Tempur Bawah Air Kopaska TNI AL
No Comments | Mar 11, 2013
-
Rusia Buktikan Rudal Hanud Buk-M3 dan Tor-M2 Mampu Hancurkan Sasaran di Ketinggian Kurang dari 10 Meter
26 Comments | Oct 28, 2020
Nasams udah dipesan ? Baru denger saya….
Menurut pejabat Kemhan sudah mas 🙂
Borongggg!!! Terus beli license untuk bikin
Setuju….dapat lisensi amunisi head aja udah sesuatu bingit
Serius nasams uda dipesan? Angkat di artikel dong bung admin sekalian publikasi hehe atau perlu diulas lebih detail tentang nasams
Trims
Sudah pernah dibahas, coba cek http://www.indomiliter.com/nasams-sistem-hanud-jarak-medium-impian-arhanud-indonesia/ 🙂
Wis ya, jangan merengek-rengek “bak-buk, bak-buk” (minta dibeliin Buk) atau “as-es, as-es” (minta dibeliin eS-400) lagi…..ini ada penawaran yang lebih baik dan bisa terintegrasi apik dg sistim radar existing.
Kasihan jimmy sulipan bakalan mbrebes mili baca artikel yang ini….
Range & harganya nya masih mendingan truk pasir & bak buk Mince, dan ngelink dengan shukoi
pantsyr disingkirkan bamse. buk sdh disingkirkan nasams. andalan rusia tinggal igla & tungushka
jadi Nassam dibeli dua batrei to.. 2 batrei 8 peluncur dngan satu peluncur 6 rudal AMRAAM.. Jadi 8×6=48 rudal AMRAAM.. lumayanlah. Indonesia mulai merancang sistem hanud jarak sedang.. barat Indonesia pakai produk barat, kalau timur Indonesia pakai produk Rusia/China.. Kalau boleh menghayal Indonesia harus mendatangkan 10 batrei S-400 atau HQ dari china. Taruh Bali 1 batrei, jogja 1 batrei, Sukabumi 1 batrei, NTT 1 batrei, Makassar 1 batrei, Tarakan 1 batrei, Manado 1 batrei, Merauke 1 batrei, Jayapura 1 batrei, Biak 1 batrei.
kagak. buat nasams paket hemat yaitu 1 bater 3 peluncur. rencanya total nasams 4 satbak atawa 10 resimen atau 20 btere
untuk hanud bakalan us sentris krn harga yg cukup terjangkau dgn efek gentar mumpuni. kombo nasams + patriot
Bung ayam,
Di deagel harga Nasams usd 50 juta per sistem (satbak) itu untuk 8 – 9 peluncur, 3 – 4 radar, 54 rudal.
Kalau pembelian NASAMS khan usd 101 juta di 2017 plus tambahan 675 milyar rupiah (kurs 13,5 ribu alias usd 50 juta) di 2018.
Jadi merad total pembelian adalah 150 jutaan.
Jika 1 sistem NASAMS 50 juta maka usd 150 juta dapat 3 sistem NASAMS = 3 satbak.
3 sistem fire unit (satbak) dapat :
3 x 9 peluncur = 27 peluncur
3 x 3 radar = 9 radar
3 x 9 x 6 = 3 x 54 = 162 rudal.
Jika 1 baterai 3 peluncur dan 1 radar maka akan didapat 9 baterai.
9 baterai itu bisa untuk lindungi 9 lanuma tipe A yang punya skadron pesawat (entah pespur, heli atau angkut)
kebanyakan atuh. standar nato saja satu batere 5-7 pluncurrudal. standar kita dari jaman s-75, qw3, chiron satu batere 3 pluncur rudal
Gak S 350E Vityas aja ?
kemahalan
usahakan alutissta jgn sampai visible di daratan pulau natuna. karena musuh kirim drone melacak n menghitung keberadaan alutissta di pulau tersebut. misalnya bersembunyi di bawah tenda camulfase atau bunker..
seandainya pulau diserang habis2 bukan cuma formasi musuh tp didatangi sangat banyak jumlah pasukan musuh. monggo atur dulu strategi utk hadapi nya.
Setahu saya ditempatkan di Jakarta
RUDAL hanud sedang jauh memang sdh mnjadi keharusan unt d miliki TNI…
Jmlah jet tempur yg minim… Tdk bs kita hny mngdalkan kanon dan rudal panggul… Apalg jman serba RUDAL…
#enaknya kl sdh bs bikin rudal sendiri… KAPAAAAAAAANNNN???????
Ta tunggune artikele
Presentasi yg menarik…
Tentunya dibutuhkan penindakan selanjutnya jika TNI berminat, dengan pengkajian dan pertimbangan yg tidak sebentar..
Yg lebih menarik, pihak kongsberg norwegia sebenarnya juga akan meng-upgrade sistem nasams agar compatible dengan rudal IRIS-T…
Skyranger cocok untuk perlindungan batalyon mekanis dan kavaleri.
Ngomong2 harganya IRIS-T SL per baterai berapa ya, juga harga skyranger per unit berapa ya ?