Update Drone KamikazeKlik di Atas

Inilah Prototipe Sentry Gun Kemhan, Robot Tempur dengan Senapan Mesin Berat

Sebagian dari Anda mungkin masih ingat dengan BDLTech War-V2, yaitu prototipe robot tempur lapis baja karya startup dalam negeri. Setelah mendapat pengakuan dari Kemenristekdikti, startup bergenre industri pertahanan ini kemudian memperoleh bantuan pendanaan untuk pengembangan robot tempur. Dan masih dengan genre yang sama, kini dari Balitbang Kemhan, dirilis prototipe mirip War-V2, sama-sama beroda rantai (karet), namun yang satu ini tidak lapis baja tapi punya senjata lebih lethal.

Baca juga: BDLTech War-V2 – Robot Tempur Lapis Baja Karya Startup Dalam Negeri

Yang dimaksud adalah prototipe Sentry Gun, yakni Unmanned Ground Combat Vehicle (UGCV). Dikutip dari siaran pers Kemhan.go.id, UGCV adalah kendaraan darat tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang secara khusus untuk misi pengintaian, pengawasan dan akuisisi target guna meningkatkan keamanan personel.

UGCV adalah terobosan teknologi sistem robotik yang berada di garis depan untuk menjaga prajurit pada jarak yang aman dari tembakan musuh secara efektif. Disamping itu juga UGCV ini dapat dilengkapi dengan sistem senjata sesuai kebutuhan. Berdasarkan kebutuhan tersebut Puslitbang Alpalhan melaksanakan penelitian tentang sistem persenjataan Sentry Gun pada ranpur robotik.

Foto-foto: Istimewa

Konkritnya seperti terlihat pada foto-foto, Sentry Gun dilengkapi sistem senjata berupa satu pucuk senapan mesin berat (SMB) M2HB Brownng kaliber 12,7 mm. Prinsipnya mirip dengan pola RCWS (Remote Control Weapon System). Balitbang Kemhan bersama PT Ansa Solusitama Indonesia mengembangkan wahananya sebagai multi mission capable dengan payload mencapai 750 kg.

Digerakan oleh tenaga listrik (baterai), menjadikan wahana Sentry Gun punya sifat low or zero noise signature. Sistem penggerak menggunakan DC 24 Volt, kemudian ada sensor pergerakan dengan rotary encoder serta sistem pengereman dengan disk dan worm gearbox. Dari kemampuan gerak, prototipe robot tank ini punya kecepatan 6 km per jam.

Sistem kubah senjata dirancang dengan elevasi -5 sampai 45 derajat, dan sudut putar kubah 360 derajat. Menurut sumber Indomiliter.com yang dapat dipercaya, pada dasarnya jenis senjata dapat diganti, namun untuk saat ini masih fokus untuk pemantapan di penggunaan SMB. Masih menurut nara sumber, diharapkan pada awal tahun depan (2020) dapat dilakukan uji coba penembakan, setelah uji dinamis telah sukses dilakukan beberapa waktu lalu.

“Tantangan terbesar dalam pengembangan Sentry Gun adalah telemetry agar jarak operasi kendaraan bisa jauh. Kemudian tantangan ada di control system dan tingkat akurasi tembakan,” ujar nara sumber Indomiliter.com yang terlibat dalam pengembangan Sentry Gun. Meski masih serba rahasia, namun disebutkan jarak jangkau dalam prototipe ini masih di level Line of Sight, sementara sistem kendali masih menggunakan driver dengan kendali remote joy stick.

Dari spesifikasi, ranpur Sentry Gun ini punya dimensi 652 x 412 x 550 mm dan punya ground clearance 40 – 60 cm. Bobot tempur keseluruhan sistem senjata ini ditaksir mencapai 1.100 kg.

Baca juga: Rusia Kirim Robot Tank Uran-9 ke Suriah, Inilah Hasilnya!

Balitbang Kemhan dalam siaran pers menyebut tingkat kesulitan yang dihadapi cukup tinggi dan memerlukan waktu yang relatif lama dalam mewujudkan kemampuan sistem ditinjau dari proses pemrograman computer vision dan interface antara sensor optic dan system controller. (Haryo Adjie)

7 Comments