Inilah Arti ‘Sight’ Pada Kanon Oerlikon 20mm/70 MK4 TNI AL
|Meski modernisasi persenjataan terus dilakukan TNI AL, namun beberapa alutsista tua nampak masih terpasang. Salah satu yang legendaris adalah kanon kanon Oerlikon 20mm/70 MK4 yang terpasang di beberapa kapal patroli (KAL) berlambung fiberglass tipe PC (Patroli Cepat) 36 dan PC40. Tentang kanon Oerlikon 20mm/70 MK4 telah kami kupas di artikel terdahulu, namun masih ada yang unik dari kanon yang asasinya sebagai PSU (Penangkis Serangan Udara) ini, salah satunya seperti perangkat bidik (sight) yang berbentuk bulat, khas senjata era Perang Dunia II.
Baca juga: Oerlikon 20mm/70 MK4 – Biar Lawas Tetap Jadi Andalan Satrol TNI AL
Persisnya area bidik berbentuk bulat (lubang pisir) pada Oerlikon 20mm/70 MK4 sangat mudah dilihat, ditempatkan di atas receiver, dan pastinya dapat di-setting sesuai tinggi gunner. Pada prinsipnya, alat bidik (sight) terdiri dari foresight yang berupa besi berbentuk bulat dengan ‘jaring-jaring,’ kemudian di belakang foresight terdapat backsight (eye piece). Yang disebut terakhir digunakan untuk menempelkan salah satu mata dari gunner agar bisa fokus melihat sasaran pada foresight.
Nah, di foresight sendiri adanya rangka ‘jaring-jaring’ tentu ada maksudnya, seperti pada garis lingkaran terluar, menyiratkan bahwa sasaran horisontal yang ‘tertangkap’ di area tersebut maka punya potensi perkiraan jarak di kisaran 685 meter. Perkiraan kecepatan dari sasaran juga diprediksi lewat foresight, seperti terlihat dalam gambar di bawah, mulai dari kecepatan 300 knots sampai 100 knots dapat ditaksir dari sight ini.
Dari spesifikasinya, jarak tembak kanon Oerlikon 20mm/70 MK4 bisa mencapai 4000 meter, sementara kecepatan tembaknya hingga 650 peluru per menit. Dengan tipe peluru HE (high explosive), jarak tembak efektifnya adalah 1.000 meter. Dengan dioperasikan secara manual, kanon ini dapat digerakan untuk sudut 360 derajat. Guna menghadapi target udara, laras kanon dapat dinaikan hingga 85 derajat, dan bila diturunkan laras bisa mentok sampai -15 derajat.Dalam hal bobot, kanon ini punya bobot keseluruhan 264 kg, sedangkan untul larasnya saja mencapai 68 kg. Panjang senjata keseluruhan adalah 2144 mm, sementara panjang larasnya saja 1406 mm.
Kanon ini menggunakan sistem magasin untuk amunisinya, berbentuk tromol dalam satu magasin bisa memuat 60 peluru. Kapasitas magasin yang terbilang ‘minim’ untuk kelas kanon bisa menjadi tantangan tersendiri bila menghadapi situasi pertempuran intens di laut.
Baca juga: Oerlikon 30 mm Twin Cannon – Andalan Armada Satrol TNI AL
Bila dirunut dari sejarahnya, senjata yang punya predikat anti aircraft gun ini sudah mulai eksis sejak tahun 1940. Ya, senjata buatan Swiss ini terbilang kampiun dalam laga Perang Dunia Kedua. Mulai dari frigat, kapal perusak, dan kapal induk AS dan Inggris seolah menjadikan Oerlikon 20mm sebagai senjata ringan yang wajib hadir pada zamannya. (Gilang Perdana)
masih bisa buat menghajar helikopter dan perahu karet
Kreatif dong sprt afrika selatan yg mengubah laras2 kanon 20mm menjadi senjata sniper anti tank ntw 20
Kalau pesawatnya masih sekelas spitfire atau bf 109 masih relevan pakai kannon ini
Buat nembak apaan itu? A 10? Apache? Su 25? Paling cm nembak drone atau perahu kayu
Hebat pada jamannya…
Namun sayangnya kini jaman yg sudah berganti…
Semua serba cepat dan otomatis…
Jaman yg sudah serba rudal..
Dan kita pun tertinggal jauh dng teknologi rudal..
Piye iki kang mas..
Efektif buat somalian pirates, but big NO for nowdays military weapons
Baiknya sih disumbangin ke bakamla gih buat kapal coastgard barunya..lumayan untuk mengatasi pencuri ikan yang bandel dan suka lari zig zag..
senjata standar militer kok kasih ke sipil!
La militernya musuh udah terlalu maju teknologinya, jadi gak guna juga itu senjata.Masa itu senjata mau buat nembaki f16, f15, dll. Malah lebih berguna untuk menumpas perompak, illegal fishing dll.