Inggris-Rolls Royce Sepakati Kontrak Senilai Rp8 Triliun untuk Mesin EJ200 Eurofighter Typhoon
|Kementerian Pertahanan Inggris dalam waktu dekat akan menyodorkan kontrak ke Rolls-Royce untuk memasok mesin EJ200 ke jet tempur Eurofighter Typhoon. Bila tak ada perubahan, perusahaan multinasional dalam negeri itu akan menyokong mesin tersebut selama enam tahun dari 1 Januari 2024 hingga 31 Desember 2029 dengan nilai kontrak diperkirakan mencapai £500 juta atau sekitar Rp8 triliun.
Baca juga: Eurofighter Typhoon Akan Dilengkapi Radar AESA Baru, Leonardo ECRS MK2 “World Class Radars”
Kabar tersebut santer terdengar usai kontrak yang telah disiapkan Typhoon Delivery Team, yang beroperasi di bawah Kementerian Pertahanan Inggris, bocor ke media. Disebutkan bahwa “Kontrak 6 tahun kepada Rolls-Royce untuk penyediaan layanan dukungan in-service sehubungan dengan mesin EJ200”.
Ditunjuknya Rolls-Royce secara langsung tanpa proses tender oleh Kementerian Pertahanan sempat membuat heboh lantaran disebut menyalahi undang-undang. Tetapi, dalam salinan kontrak yang bocor tersebut menjawab bahwa hal itu (penunjukkan langsung Rolls-Royce) legal dan sudah sesuai koridor hukum.
Lebih lanjut, Rolls-Royce disebut sebagai satu-satunya entitas yang memiliki keahlian, peralatan, infrastruktur, dan sertifikasi kelaikan udara yang diperlukan untuk menangani mesin EJ200 di Inggris Raya.
Langkah Inggris tersebut menyusul koleganya sesama pembuat jet tempur Eurofighter Typhoon, Jerman, yang telah lebih dahulu menandatangani kontrak dengan NATO Eurofighter & Tornado Management Agency (NETMA) melalui konsorsium EUROJET, sebagai penyedia mesin EJ200 untuk 38 jet tempur Eurofighter Typhoon Tranche 4 Angkatan Udara (Luftwaffe) beberapa tahun lalu.
Ketika itu, produksi modul mesin disebut dilakukan secara lokal oleh empat perusahaan mitra dari konsorsium EUROJET yaitu Rolls-Royce, MTU Aero Engines, ITP, dan Avio Aero.
Perakitan akhir mesin akan dilakukan di MTU Aero Engines dengan pengiriman kepada Luftwaffe mulai tahun 2023.
Generasi terbaru Eurofighter yaitu Tranche 4 merupakan pesawat tempur terbaik dan termodern yang ditawarkan Eropa saat ini.
Sebelum generasi terbaru Tranche 4 hadir, Eurofighter Typhoon dianggap berada di bawah bayang-bayang jet tempur Eropa lainnya besutan Perancis, Rafale. Eurofighter, yang diproduksi oleh konsorsium empat negara, Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol, dianggap usang dan hanya unggul dalam hal kecepatan.
Baca juga: Proyek Jet Tempur Eurofighter Typhoon Amankan 26.000 Pekerjaan di Spanyol Hingga 2060
Selebihnya, terkait manuver dan keandalan di udara, tertama dukungan taktis, terlebih pada peperangan modern, masih kalah jauh dengan Rafale. (Alp)