Update Drone KamikazeKlik di Atas

Infanteri TNI AD dan US Army Jajal Senjata Anti Tank AT-4 di Latma “Ksatria Warrior 2024”

Meski sudah disebut sebelum tahun 2016, namun hingga kini tidak ada informasi resmi yang menjelaskan bahwa senjata anti tank AT-4 produksi Saab Bofors Dyanmics telah dijual ke Indonesia. Bahkan di tahun 2016, pimpinan Saab di Indonesia pernah menyebut, belum ada AT-4 yang dikirimkan ke Indonesia, yang kala itu menanggapi informasi di wikipedia yang menyebut Indonesia sebagai salah satu negara pengguna AT-4.

Baca juga: Swedia Dobrak Tradisi Netral, Kirim 5.000 Roket Anti Tank AT-4 Ke Ukraina

Pun tidak ada foto yang memperlihatkan prajurit TNI pernah menggunakan senjata anti tank battle proven ini. Nah, baru pada gelar Latihan bersama (Latma) “Ksatria Warrior 2024”, satua Kostrad TNI AD bersama Angkatan Darat AS (US Army) di Dodiklatpur V/Brawijaya, Situbondo, Jawa Timur, untuk pertama kalinya ada bukti bahwa prajurit TNI AD menggunakan AT-4 bersama prajurit US Army. Meski tidak menjelaskan kepemilikan AT-4 oleh TNI AD, tapi setidaknya dalam kegiatan tersebut prajurit TNI telah turut menjajal penembakan AT-4.

Meski buatan Saab Bofors Dyanmics (Swedia), popularitas penggunaan AT-4 justru karena dipakai oleh Amerika Serikat dan Perancis dalam beberapa laga pertempuran. AS menjadi pemakai terbesar, dan senjata ini sudah dilibatkan sejak invasi AS ke Panama. Untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Darat dan Marinir, AS telah memproduksi AT-4 berdasarkan lisensi oleh Alliant Techsystems.

AT-4 adalah jenis senjata anti tank berbasis roket, yang sifatnya disposable, di mana peluncur roket hanya digunakan untuk sekali pakai saja. Apa kehebatan dari AT-4? Tak lain adalah beragam pilihan proyektil roket yang dapat disesuaikan dengan jenis target.

Secara umum, AT-4 dipersiapkan untuk menjalankan moda anti armour, anti structure, dan anti personnel. Sementara pilihan hulu ledak pada proyektil mencakup HEAT (High Explosive Anti Tank), CS HP (High Penetration), CS ER dan CS RS untuk anti armour. Lalu ada CS AST (Anti Structure Tandem Warheads) dan CS HE Dual Purpose untuk sasaran anti personel.

Karena hadir dengan beberapa pilihan proyektil, sudah barang tentu berpengaruh pada spesifikasi di bobot peluncur dan jarak tembak. Semisal jika menggunakan proyektil HEAT, bobot yang dibawa pasukan hanya 6,7 kg, sedangkan bila yang diusung proyektil AT-4 jenis CS AST beban senjata menjadi 9,5 kg.

Untuk jarak tembak bervariasi, untuk efektif penembakan minimum adalah 20 meter, sementara jarak tembak maksimum di rentang 400 – 500 meter. Kecepatan luncur proyektil saat ditembakkan mencapai 290 meter per detik.

 

Untuk membidik target, peluncur senjata panggul ini dapat menggunakan pilihan Iron sights dan optional night vision unit. Khusus perangkat night vision, masih dapat digunakan kembali untuk dipasang pada peluncur yang lain.

Infanteri TNI AD telah sejak lama mengoperasikan beberapa senjata (roket) anti tank dengan model sekali buang (disposable), yakni peluncur roket tidak bisa digunakan lagi setelah ditembakkan, di antaranya adalah Instalaza C90-CR dan Armbrust. Model peluncur roket disposable ini punya keunggulan dari sisi bobot yang lebih ringan dibanding jenis senjata roket anti tank/anti personel yang menguusung model reload. (Haryo Adjie)

AT-4: Senjata Anti Tank Disposable Penggasak Perkubuan Lawan

One Comment