Update Drone KamikazeKlik di Atas

Infanteri Korps Marinir Akuisisi Senjata Anti Tank ATGL-L2 dari Bulgaria

Aktif digunakan sejak Operasi Milliter menghadapi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada awal tahun 2003, Indonesia lewat Korps Marinir jelas bukan pengguna baru senjata senjata bantu infanteri jenis RPG (Rocket Propelled Grenade). Di lingkungan Korps Marinir TNI AL, jenis senjata yang kondang disebut RPG-7, persisnya adalah ATGL-L buatan Arsenal, manufaktur persenjataan dari Bulgaria. Dan belum lama ini ada kabar Korps Marinir mendapatkan tambahan aset senjata perorangan, ATGL-L2.

Baca juga: Ikuti Langkah Marinir Indonesia, Korps Marinir Filipina Juga Gunakan ATGL-L (RPG-7)

Dikutip dari siaran persn Dispen Korps Marinir, Dankolatmar Kolonel Marinir Dede Harsana, bersama Perwira Staf Mako Kolatmar, Danpuslatpurmar 3 Grati, menjalankan uji fungsi material kontrak Dissenlekal pengadaan ATGL-L (Anti Tank Grenade Launcher-Light) di Lapangan tembak Puslatpurmar 3 Grati Pasuruan, Selasa (03/09/2024).

Acara diawali paparan oleh tim Labinsen tetang spesifikasi teknis ATGL-L2, prosedur tindakan dan keamanan senjata di Indoorsport Puslatpurmar 3 Grati dilanjutkan uji fungsi penembakan senjata tersebut di lapangan tembak Puslatpurmar 3 Grati, juga digelar penyampaian hasil uji fungsi dan evaluasi senjata yang akan memperkuat jajaran Korps Marinir nantinya.

Selain digunalan oleh Korps Marinir TNI AL, ATGL-L2 sebelumnya juga telah digunakan oleh Korps Marinir Filipina. Di konflik Marawi, Angkatan Darat Filipina disebut-sebut memakai varian ATGL-L2 yang mampu melontarkan proyektil HEAT (High Explosive Anti Tank), HE anti personnel fragmentation dan thermaobaric.

Sementara Korps Marinir TNI AL pertama kali menjajal kemampuan ATGL-L dalam Operasi Militer di NAD saat melawan GAM. Dari spesifikasi, ATGL-L2 punya bobot 7 kg, senjata kaliber 40 mm ini punya panjang 950 mm. Kecepatan luncur proyektil ATGL ini mencapai 117 meter per detik, dan jarak tembak efektif ada di rentang 200 – 300 meter. Meski begitu, jarak tembak maksimum dengan self detonates bisa mancapai 920 meter.

Sebagai dukungan tembakan langsung (direct fire support), efek dan jatuhnya tembakan lebih mudah dikoreksi dibandingkan jenis senjata mortir. ATGL-L juga dibekali target sight (ATGL-L4) memungkinkan untuk dilakukan penembakan secara melambung (indirect fire role) sehingga jaraknya meningkat dan mampu mengisi peran yang sama dengan mortir komando 60 mm. Lain dari itu, granat berpeluncur roket ini juga punya kemampuan anti tank.

Seorang penembak ATGL-L dapat menyesuaikan antara hulu ledak yang dibawanya dengan karakter misi yang diembannya. Mau melawan tank? Beroperasi dalam perang urban? Menyerbu basis infanteri? Penembak ATGL-L dapat memadukan hulu ledak PG-7, OG-7, dan PG-7VR secara fleksibel bergantung pada jenis sasaran.

Arsenal dari Bulgaria menjadi yang terakhir masuk ke gelanggang bisnis pembuatan tiruan RPG-7. Walau proyek pembuatannya baru dimulai tahun 1996 di kota Kazanlak, namun Arsenal berusaha mengejar ketertinggalannya dengan menambahkan sejumlah fitur penyempurnaan pada ATGL-L, serta menawarkan solusi yang lengkap dalam hal hulu ledak dan optik bidiknya.

Tidak hanya menggunakan hulu ledak RHET-7MA buatan Arsenal, ATGL-L series bisa dipasangkan dengan hulu ledak PG-7V/VR buatan Bazalt, atau dapat pula mengadopsi hulu ledak buatan negara lain yang kompatibel. (Gilang Perdana)

Trophy APS Melempem, MBT Merkava MK 4 Israel ‘Rontok’ oleh Serangan RPG-7 dan Drone Hamas

2 Comments