Indra dan Navantia Menangkan Kontrak US$18 Juta Untuk Modernisasi KRI Malahayati 362
|Ajang Euronaval 2016 yang berlangsung di Paris, Perancis 17 – 21 Oktober nampak punya arti khusus dalam pengembangan teknologi maritim di Indonesia. Selain Terma yang mengumumkan kontrak pengadaan radar SCANTER 6000 oleh Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan RI, di Euronaval 2016 dua perusahaan asal Spanyol, Indra dan Navantia juga mengumumkan telah memenangkan kontrak senilai US$18 juta (Euro 15,7 juta) untuk kelanjutan program mid-life modernization (MLM) di frigat Fatahillah Class.
Baca juga: Terma SCANTER 6000 – Radar Intai dan Navigasi Kapal Patroli KPLP Kemenhub RI
Baca juga: Terma SCANTER 4100 – Radar Intai Terbaru Untuk KRI Fatahillah 361
Setelah program MLM di KRI Fatahillah 361 rampung dengan instalasi radar intai SCANTER 6000, menggantikan radar Thales WM-22/WM28, proyek kedua pada keluarga frigat Fatahillah Class berlanjut ke KRI Malahayati 362. Berbeda dengan KRI Fatahillah 361 yang mengadopsi solusi dari Denmark, maka KRI Malahayati 362 buatan Wilton-Fijenoord, Belanda, mencomot modernisasi teknologi sensor dan perangkat kendali penembakkan dari Negeri Matador.

Baca juga: Thales WM-22/WM-28 – Radar Pengendali Tembakan Khas Kapal Perang TNI AL Era 80 dan 90-an
Dikutip dari situs Indracompany.com (20/10/2016), Indra dan Navantia membentuk konsorsium dalam menggarap proyek kapal perang TNI AL. Teknologi yang digadang pun bukan berstatus trial and error, melainkan selama ini sudah digunakan pada kapal perang AL Spanyol. Sebagai wujud dari ToT (Transfer of Technology), proses pengerjaan upgrade pada KRI Malahayati akan digarap oleh PT PAL, Surabaya. Poin utama dari paket modernisasi di KRI Malahayati 362 mencakup upgrade pada elemen sensor dan fire control system (FCS) yang diintegrasikan lewat modem CMS (Combat Management System).
Baca juga: CMS Mandhala – Sistem Manajemen Tempur Laut Kebanggaan Nasional
Lebih detail, Indra yang kampiun dalam produksi radar maritim dipercaya untuk memasok perangkat Rigel ESM (Electonic Support Measure), solusi ini digadadang agar KRI Malahayati 362 sanggup meladeni peperangan elektronik, termasuk menangkal jamming dari lawan. Indra bukan pertama kali ini memasok perangkat untuk kebutuhan TNI AL, sebelumnya Indra telah mendapat kontrak untuk memasok radar intai Aries-LPI (Low Probability of Intercept) pada kapal selam terbaru TNI AL, Nagapasa Class (aka – Changbogo Class).
Baca juga: Aries-LPI – Radar Intai Kapal Selam Changbogo Class TNI AL
Sementara Navantia dalam proyek ini akan menggarap Dorna fire control platform yang terintegrasi dengan modem combat management system. Selain dipercaya menggarap proyek kapal perang TNI AL, Indra dan Navantia kini juga mendapat proyek bersama untuk memasok sistem elektronik pada frigat F110 AL Spanyol yang sedang dalam proses pembangunan. (Bayu Pamungkas)
Ane bilang juga apa….
@Dimas kanjeng..
Bilang apa tho mas?? Btw, salam kenal yahh sblmnya.. ini kapal sbenarnya masih bagus (utk ukuran indonesia lho yaa) umurnya lebih muda dari OWA class, klo d upgrade secara menyeluruh tentu masih punya potensi yg menjanjikan, dibanding biaya membeli kapal baru. Karena hullnya masih baik. Dgn menambahkan sensor & fire control baru apalagi dgn radar yg baru sperti terma scanter (ga tau yg di malahayati ganti radar ap ga) tentu kemampuannya akan meningkat. Skedar saran, mortir limbo mending d buang aja, ganti dgn RCWS sperti merlin 30mm ato sejenisnya, mengaktifkan kembali misil anti kapal dgn exo blok 2 dan shorad sekelas mistral RC, ato simbad tetral/sadral sudah cukup utk mempersenjatai corvet ini
@d’boys
Sampeyan dicariin sama modelnya maskot KRI Bimasuci….!!!!
Tampang depannya masih bagus, tapi kalo dilihat dr samping kok thuyuk-thuyuk ya mas?
Ini kapal sebenarnya spesialis pemburu kapal selam, seperti kapal2 eks jerman timur….dia memiliki bbrp senjata aktif dan pasif yang bahkan tidak dimiliki oleh sigma, pkr atau mrlf yaitu mortir AKS bofors-120 mm dan towed decoy anti torpedo.
Ini kapal buatan barat, buatan Wilton-Fijenoord, Belanda
@admin
Kalo kapal kelas fatahillah ini yang sudah diupgrade sonar suitenya oleh pabrikan asal inggris yang mana ya min?
Jangan-jangan malah KRI Nala yang kebakar….
KRI Fatahillah
http://www.thales7seas.com/html_2014/productGallery376.html
Ane bingung…ada KPLP ada Bakamla…apakah ketika ada penindakan di perairan NKRI tidak saling tindih kepentingan …contoh kasus ilegal fishing nelayan tradisional tiongkok yg sll dikawal coast guardnya…
@ari yustian
Sabar bang…sabar…kalo bingung antri disini, sambil menunggu pak budiman yang menjawab
KPLP di bawah Ditjen Hubla Kemenhub, Bakamla di bawah presiden melalui Menkopolhukkam.
Dulu, Bakorkamla mengoordinasikan keamanan laut dengan para instansi yang bermain di laut, seperti Polair Polri, KPLP Kemenhub, Kemen perikanan & kelautan, Bea Cukai Kemenkeu, TNI-AL, dsb.
Jadi jelas, tupoksi KPLP mendukung tupoksi Kemenhub. Kalau Bakamla?
CMIIW
Klo Bakamla itu tugasnya nangkapin kapal ilegal fishing,dan terutama yg sudah2 dari kemarin2 menengelamkam kapal nelayan cina ,jepang dan korea selatan hehehe
@admin
Bknkah frigate2 akan d pensiunkan secara bertahap seiring pembuatan PKR sima class ??….at krn kkurangan armada laut ??
Yup tapi bukan Fatahillah Class 🙂
Min. Kenapa bukan fatahillah class yg dipensiunkan ?
Fatahillah Class mainframe nya masih terbilang lebih baru dibanding Van Speijk Class yang dibangun awal tahun 60-an. Fatahillah dibeli dalam kondisi baru pada awal tahun 80-an.
min ada berita rencana pembuatan kapal tanker baru untuk TNI AL nggak selain KRI SORONG dan kapal yang dikerjakan ANUGRAH BUANA MARINE
maaf bukan KRI SORONG tapi selain KRI TARAKAN maksudnya
Indomiliter makin sering update, makasih bung admin.
bung admin kabar tank sbs pindad gimana ya?
Tank SBS cuma mentok sampai prototipe, kabarnya baik2 saja mas 🙂
Ini kapal buatan barat mas buatan Wilton-Fijenoord, Belanda.
@nop
Udeh tauk
Wah, KSAL & delegasi Kemenhan ngunjungi Frigate Iver di Denmark.
Ini kali kedua delegasi Indonesia ngunjungi frigate yg sama. Sebelumnya menhan yg ngunjungi.
SU-35 aja nggak pernah dikunjungi apalagi dicobain kokpitnya.
Sesuatu banget nih 😀
copotannya dikasihkan ke ITS/ITB aja, buat dipelajari dalemannya
KRI FATAHILLAH dalam proses serah seterima pada bulan November 2016, cukup lama memang…. Tapi demi penyempurnaan sistem memang harus demikian 🙂
Yups ULTRA ELECTRONICS inggris bekerja sama dengan NOBISKRUG Jerman yang menangani proyek upgrade tersebut.
Buat mendampingin PKR, Kapal Frigat dari denmark bisa dibeli. Kalo Submarine buat mendampingi CBG, U214 bisa di beli.