Update Drone KamikazeKlik di Atas

Indonesia Pertimbangkan Mundur dalam Program Jet Tempur KFX/IFX

Setelah ‘indisen’ telat bayar tahunan pada November 2017 lalu, kabar program pengembangan jet tempur generasi 4.5 KFX/IFX kembali mendapat ujian berat. Lantaran pihak Indonesia diwartakan berniat menarik diri alias tak lagi ingin melanjutkan program jet tempur masa depan tersebut. Meski sudah diduga banyak kalangan sebelumnya, dalam beberapa hari ini telah meramaikan jagad netizen penggemar militer di Tanah Air.

Baca juga: Akibat Indonesia Telat Bayar dan KAI Kesulitan Modal, Proyek Jet Tempur KFX/IFX Terancam Ditunda?

Seperti dikutip dari Janes.com (17/4/2018), pihak Indonesia disebutkan tengah mempertimbangkan untuk mundur dalam program pengembangan KFX/IFX yang selama ini telah berjalan bersama Korea Selatan. Sumber Janes.com dari pejabat pertahanan Indonesia yang berbicara dalam Pameran Defence Services Asia (DSA) 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia, menyebutkan bahwa pertimbangan untuk mundur dari program KFX/IFX dilatarbelakangi beberapa alasan.

Selain masalah pembiayaan, ada faktor lain yang ikut mengemuka, diantaranya soal sharing teknologi dan faktor geopolitik. Seperti manfaat teknis strategis yang diperoleh sampai keputusan dari pemangku kebijakan tertinggi di Indonesia akan sangat berpengaruh pada keputusan masa depan IFX. Sumber lain dari sektor industri menjelaskan bila faktor pendanaan sebenarnya bukan masalah utama, tapi faktor geopolitik yang justru menjadi isu besar.

Faktor geopolitik diantaranya tercermin dari keterkaitan elemen “Rusia, Amerika Serikat dan Korea Selatan.” Seperti diketahui AS tidak menyukai keputusan Indonesia yang telah memilih pengadaan Sukhoi Su-35. Faktor ini menjadi salah satu poin, dimana pemerintahan Donald Trump telah menyatakan keprihatinannya lewat pernyataan yang disampaikan Menteri Pertahanan AS James Mattis dalam lawatannya ke Indonesia beberapa waktu lalu.

Baca juga: Mattis Datang, Pilihan F-16 Viper Untuk Indonesia Mencuat Kembali

Di satu sisi, dukungan manufaktur AS pada proyek KFX/IFX sangat dominan. Walau pun ada beberapa vendor Eropa yang menawarkan solusi pengganti, namun secara faktual restu AS pada proyek ini tak bisa dikesampingkan, terutama dalam komponen mesin, sensor navigasi dan persenjataan.

Mengutip sumber dari koreantimes.co.kr (1/11/2017), seorang anggota oposisi di parlemen menyebut bahwa Indonesia telah gagal membayar biaya tahunan untuk proyek jet tempur ‘join venture’ tersebut. Pernyataan dari anggota parlemen itu kemudian memicu ke khawatiran proyek KFX/IFX dapat mengalami penangguhan.

Kim Jong dae, perwakilan dari Partai Keadilan yang juga anggota Komite Majelis Pertahanan Nasional mengatakan bahwa dalam perjanjian, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) selaku mitra dalam proyek KFX/IFX belum melakukan sisa pembayaran sebesar US$124,5 juta ke Korea Selatan pada akhir bulan Oktober lalu. Pembayaran tersebut menurutnya sudah tertuang dalam dokumen yang tertuang di Defense Acquisition Program Administration (DAPA).

Baca juga: Duh! Setelah KFX/IFX, Kini Giliran Pengadaan Satelit Militer Indonesia Dinilai ‘Bermasalah’

Pada Januari 2018 pejabat pertahanan Indonesia dalam komentarnya di media lokal menyebut Indonesia kekurangan dana sekitar Rp1,85 triliun (USD140 juta) yang harus dibayar ke Korea Selatan dengan imbalan keterlibatannya dalam program KFX/IFX sesuai perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2015. (Gilang Perdana)

55 Comments