Indonesia Eximbank Fasilitasi Pendanaan Ekspor Enam Unit NC-212i Pesanan AU Filipina

Lantaran keterbatasan anggaran, tak sedikit jalur pengadaan alutsista di Indonesia dilakukan menggunakan skema pinjaman luar negeri, khususnya dalam akuisisi alutsista strategis bernilai jumbo. Namun, Indonesia tak melulu menjadi negara peminjam dana. Dalam kasus penjualan pesawat terbang ke negara lain, justru Indonesia berlaku sebagai negara pemberi pinjaman kepada negara pembeli, ini dilakukan untuk membantu lancarnya ekspor alutsista produksi dalam negeri.

Baca juga: Angkatan Udara Filipina Order (Lagi) Enam Unit NC-212i dari PT Dirgantara Indonesia

Seperti yang terbaru dijalankan dalam skema penjualan enam unit pesawat angkut ringan NC-212i varian Military Transport ke Filipina. Dilansir dari siaran pers PT Dirgantara Indonesia (19/10/2023), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank sebagai #SpecialMissionVehicle Kementerian Keuangan RI memberikan solusi pembiayaan untuk ekspor enam unit pesawat terbang NC-212i buatan PT DI yang dipesan oleh Department of National Defense/Armed Forces of Philippines (DND/AFP) Filipina senilai US$79 juta.

Pembiayaan tersebut dilakukan dengan skema Penugasan Khusus Ekspor (PKE) atau National Interest Account (NIA) untuk mendukung industri manufaktur alat transportasi strategis nasional. Dukungan LPEI tersebut tertuang dalam Penandatanganan Perjanjian Pembiayaan Ekspor antara LPEI dan PT DI untuk pengadaan enam pesawat NC-212i yang dilaksanakan pada 18 Oktober 2023 di kantor LPEI, Jakarta.

Direktur Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi menyampaikan bahwa ekspor enam pesawat ini merupakan kebanggaan Indonesia karena PT DI dapat memproduksi produk industri strategis yang bernilai teknologi tinggi dan LPEI sebagai instrumen Pemerintah hadir memberikan solusi pembiayaannya.

“Pembiayaan yang dilakukan LPEI kepada PT DI merupakan wujud negara hadir untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Ekspor pesawat terbang akan meningkatkan reputasi Indonesia di mata global, terutama perusahaan Indonesia yang tergabung dalam industri strategis kedirgantaraan yang sarat dengan teknologi tinggi,” kata Maqin.

Penugasan Khusus Ekspor (PKE) merupakan mandat yang diberikan Pemerintah kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan, penjaminan dan/atau asuransi untuk transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, akan tetapi dianggap sangat penting oleh Pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor nasional.

Sampai saat ini, LPEI telah menyalurkan program PKE senilai Rp12 triliun untuk mendukung ekspor lebih dari 80 produk ke lebih dari 100 negara.

Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan Sumber Daya Manusia PT DI, Wildan Arief, menjelaskan PT DI memberikan apresiasi tinggi atas dukungan LPEI dalam program penjualan pesawat terbang NC-212i produksi PTDI ke Filipina. Filipina telah memesan pesawat terbang produksi PT DI untuk kedua kalinya, yang merupakan bukti pesawat terbang produksi PT DI memiliki performa yang tinggi.

Pesawat NC-212i merupakan pesawat angkut ringan dengan sistem avionik modern full glass cockpit dan autopilot, yang dilengkapi dengan winglet, ramp door dan memiliki ukuran kabin yang luas dibandingkan pesawat sekelasnya.

Sejak tahun 2014, PT DI menjadi satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat NC-212i dan hingga saat ini terhitung sebanyak 123 unit pesawat NC-212 series yang telah diproduksi dan dikirimkan PT DI ke berbagai customer, baik dalam maupun luar negeri, dari total sebanyak 606 unit populasi pesawat NC-212 series di dunia.

Baca juga: PT DI Terbangkan “Ferry Flight” CN-235 220 Military Transport Pesanan AD Nepal

Perjanjian pembiayaan LPEI terhadap PT DI merupakan pemberian fasilitas ketiga yang dilakukan LPEI sejak 2018 lalu. Sebelumnya, LPEI telah memberikan dua fasilitas modal kerja ekspor untuk mendukung pelaksanaan kontrak PT DI dengan Nepal berupa 1 unit CN-235-220 Military Transport senilai US$30 juta dan kontrak PTDI dengan Senegal berupa 1 unit CN-235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) senilai US$24 juta, yang mana kedua unit pesawat tersebut telah berhasil dikirimkan pada tahun 2021. (Gilang Perdana)

2 Comments