Indonesia dan Malaysia Disebut Minat Pada Rudal Jelajah Supersonik Brahmos ALCM untuk Sukhoi Su-30
|Meski belum ada konfirmasi dari pihak terkait, media lokal India menyebut bahwa Indonesia dan Malaysia telah menyatakan minat untuk mengadopsi rudal jelajah udara ke permukaan supersonik Brahmos ALCM (Air Launched Cruise Missile). Disebut bahwa kedua negara berminat untuk mengintegrasikan Brahmos ALCM pada jet tempur Sukhoi Su-30.
Ketertarikan ini berasal dari kebutuhan strategis untuk memperkuat pertahanan maritim dan udara terhadap meningkatnya ketegangan regional, khususnya di Laut Cina Selatan.
Brahmos A (ALCM) adalah turunan dari sistem rudal Brahmos yang dikembangkan oleh perusahaan patungan India-Rusia BrahMos Aerospace. Dengan kecepatan Mach 2,8, rudal tersebut dapat menyerang target pada jarak 290 kilometer untuk negara-negara yang bukan bagian dari Missile Technology Control Regime (MTCR), seperti Indonesia dan Malaysia.
Sementara untuk India, yang merupakan anggota MTCR, varian jarak jauh sejauh 450 kilometer digunakan oleh Angkatan Udara India (IAF) pada jet tempur Sukhoi Su-30MKI.
Untuk mengakomodasi Brahmos ALCM yang beratnya sekitar 2,5 ton, diperlukan modifikasi struktural pada platform Su-30 yang saat ini dioperasikan oleh Indonesia dan Malaysia. Hal ini melibatkan penguatan rangka pesawat untuk menahan berat rudal dan tekanan yang terkait dengan peluncuran muatan yang sangat berat.
Dalam penawaran yang terintegrasi, Hindustan Aeronautics Limited (HAL) sebagai pemegang lisensir produksi/upgrade Sukhoi Su-30 dan Brahmos Aerospace secara kolaboratif mengusulkan solusi airframe strengthening serta integration and testing.
Airframe strengthening adalah penguatan rangka Sukhoi Su-30. HAL dengan keahliannya dalam pembuatan dan modifikasi pesawat, telah menawarkan untuk melakukan peningkatan yang diperlukan pada rangka Su-30. Hal ini termasuk peningkatan integritas struktural untuk memastikan pesawat dapat secara efektif menggunakan Brahmos A tanpa mengorbankan kemampuan terbang atau keselatan dalam penerbangan.
HAL selama ini bertanggung jawab untuk memodifikasi pesawat Su-30MKI milik IAF agar dapat mengakomodasi Brahmos ALCM dan untuk merakit sebagian besar armada Su-30MKI milik India. HAL telah merakit sebagian besar dari lebih dari 250 unit Su-30MKI dalam inventaris Angkatan Udara India.
Sementara dalam integration and testing, Brahmos Aerospace akan bertanggung jawab atas integrasi sistem rudal, termasuk modifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang diperlukan. Proses ini juga akan melibatkan pengujian ekstensif untuk mensertifikasi kinerja rudal dan ketahanan pesawat dalam kondisi beban baru.
Melengkapi Su-30MKM (Malaysia) dan Su-30MK2 (Indonesia) dengan rudal Brahmos-A akan secara signifikan meningkatkan kemampuan Indonesia dan Malaysia untuk mencegah potensi ancaman maritim, menyediakan kemampuan respons yang kuat di perairan teritorial.
Meski tawaran ini menjanjikan, namun tantangannya cukup besar, meliputi biaya modifikasi, waktu untuk integrasi, dan memastikan bahwa transfer teknologi mematuhi perjanjian pengendalian senjata internasional. Selain itu, kedua negara perlu melatih pilot dan awak darat mereka untuk menangani rudal jelajah supersonik ini.
Brahmos A punya berat total 2.550 kg, maka tak sembarang jet tempur yang sanggup menggotongnya. Dan sebagai pengusung Brahmos A dipilih jet tempur Sukhoi Su-30MKI. Bobotnya yang super duper dan punya panjang 8,5 meter menjadikan Brahmos A hanya dapat dicantelkan pada central point Su-30 MKI. Angkatan Udara India sendiri menargetkan akan mengintegrasikan 216 rudal Brahmos A ke 42 unit Sukhoi Su-30MKI.
Contoh Buat Indonesia, India Upgrade dan Perpanjang Masa Pakai Sukhoi Su-30MKI Sampai Tahun 2045
Brahmos A digadang mampu menghajar sasaran sejauh 300 km (over the horizon target). Bicara kecepatan, rudal ini bahkan bisa melesat dengan kecepatan maksimum Mach 2.8. Secara teori, Brahmos A dapat dilepas dari ketinggian maksimum 9.000 meter dan paling rendah 500 meter.
Saat rudal bongsor ini dilepaskan dari cantelan pesawat, maka rudal akan free fall di rentang 100 – 150 meter, baru kemudian mesin rudal hidup dan melesat. Untuk menuju sasaran di jarak ratusan kilometer, ketinggian jelajah rudal ini bisa mencapai 14.000 meter, sementara jika sudah mendekati sasaran (terminal phase) ketinggian terbangnya di rentang 5 – 15 meter. (Gilang Perdana)
Sukhoi Su-30MKI (India) Sukses Uji Tembak Rudal BrahMoS ALCM Varian Extended Range
Mantaf, berkat aksi pinoy mborong Brahmos, semua tetangga Asteng pada panas ikutan beli,
Kalou bener Rafale bisa gotong Brahmos, sungguh keren program om Wo👍😁
https://www.indomiliter.com/brahmos-ng-desain-lebih-kecil-dan-bobot-lebih-ringan-rudal-brahmos-alcm-bakal-siap-digunakan-di-beragam-jet-tempur/
Dankeschöns…….Muchas Gracias….Maturnuwun….
JANGAN CUMAN BRAHMOSnya tapi TOTAL OVERHAUL dgn SPEKnya India sekalian. YA MAHAL……tapi NGGAK ADA PILIHANlain. DEDIKASIkan SUs buat SUPERSONIC CRUISE MISSILE PLATFORM…njalook sing versi NG BRAHMOSse. MIMPI ini, pa lagi kalo MONUMEN2 Tu16s kita tarik semua dan upgrade buat cantelannya BRAHMOS…….semua bisa kali NIAT.
KITA HARUS PUNYA ” TRIAD STRIKE CAPABILITY ” ………boooooooooooosen liat headline SASARAN BERHASIL DI GEMPUR EXCOCETS dari KRI2…….
Kalau bisa dipasang ke Hawk 100/200 boleh lah
Su-30MKI (India) dan Su-30MKM (Malaysia) masih satu pabrikan yaitu Irkut Corporation sementara Su-30MK2 kita beda pabrikan yaitu Komsomolsk-on-Amur Aircraft Production Association (KnAAPO), Sukhoi milik Malaysia kemungkinan besar bisa diintegrasikan rudal jelajah udara ke permukaan supersonik Brahmos-A layaknya milik India lalu bagaimama dengan Sukhoi kita? 🤔