Indonesia Bakal Beli 5 Unit C-130J Super Hercules, Pilihan ada di Varian Short atau Long Body

Meski kontrak pembelian belum diteken, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Indonesia bakal membeli lima unit pesawat angkut C-130J Super Hercules dari Lockheed Martin. Pernyataan Menhan Ryamizard disampaikan usai bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) James N Mattis di Hawaii pada Selasa (29/5).

Baca juga: Boeing E-4B “Doomsday Plane” – Sertai Kunjungan Jim Mattis di Indonesia

Jumlah lima unit C-130J Super Hercules memang tak banyak, namun sesuai amanat Presiden Joko Widodo terkait pengadaan alutsista dari luar negeri, maka pesawat angkut untuk misi taktis dan strategis ini akan dibeli dalam kondisi baru. Lebih jauh Ryamizard masih enggan untuk menyebutkan spesifikasi dan jadwal kedatangan pesawat tersebut ke Indonesia. Yang jelas pilihan akuisisi Super Hercules menjadi angin segar bagi TNI AU yang sedari awal mengidamkan kehadiran C-130J untuk memodernisasi armada Hercules yang ada di Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32.

Sebelumnya sinyal akuisisi C-130J Super Hercules mulai terasa saat KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna didampingi Athan Udara RI Marsekal TNI A. Joko Takarianto melihat langsung pembuatan pesawat C-130J dan mencoba terbang Simulator Super Herkules pada kunjungannya 26 April 2018 ke kandang Lockheed Martin di Atlanta, Amerika Serikat. Bila kontrak segera diteken, maka otomatis Indonesia bakal menjadi negara pertama pengguna Super Hercules di kawasan Asia Tenggara.

Lockheed Martin persisnya merilis C-130J dalam beberapa varian, seperti varian C-130J-30 yang disebut stretched version dengan panjang fuselage ekstra 4,6 meter (long body). Selain itu C-130J juga dirilis dalam varian-varian untuk khusus, sebut saja EC-130J digunakan untuk Special Operations Command AU AS, HC-130J Combat King II untuk pesanan US Coast Guard, KC-130J untuk tanker udara, WC-130J untuk misi intai dan pemantauan cuaca, lalu ada L-130J yang merupakan varian sipil dari C-130J-30, dan yang masih berupa konsep adalah SC-130J Sea Hercules, yakni varian intai maritim jarak jauh dengan kemampuan menggotong persenjataan.

Baca juga: SC-130J Sea Hercules – Menanti Kebangkitan Sang Putra Dewa Pengintai Samudera

Kokpit C-130J

Walau masih menunggu pernyataan resmi, Super Hercules untuk TNI AU nantinya akan ada di dua opsi, yakni C-130J tactical airlifter (varian standar/short body) atau C-130J-30 (long body).

Bila C-130J-30 jadi pilihan, maka pesawat ini dapat membawa payload sampai 20.000 kg. Untuk angkut pasukan lintas udara, bisa membawa 92 prajurit penerjun, sementara untuk menggeser pasukan reguler, bisa dimuati sampai 128 prajurit. Ruang kargo C-130J-30 dapat diisi dengan 8 palet kargo militer. Bagi AU AS dan AU Kanada, C-130J-30 disebut sebagai CC-130J Super Hercules.

Sementara jika yang dipilih adalah C-130J varian short body, maka pesawat ini dapat membawa 19.050 kg. Untuk angkut pasukan lintas udara, bisa membawa 64 prajurit penerjun, sementara untuk membawa pasukan reguler, ruang kabin dapat dimuati sampai 92 prajurit. Ruang kargo C-130J varian short body dapat diisi 6 palet kargo militer. Baik C-130J short body dan C-130J-30, keduanya dapat membawa satu ranpur lapis baja APC jenis M113. AU Inggris secara khusus memberi label pada C-130J short body sebagai ‘Hercules C5.’

C-130J-30 (long body)
C-130J varian standar (short body) Super Hercules AU AS.

Walau ada perbedaan panjang fuselage (body), namun C-130J varian short body dan C-130J-30 mengusung tipe mesin yang sama, yakni 4 mesin turboprop Rolls-Royce AE 2100D3, dimana tiap mesin menghasilkan tenaga 4.637 shp (3.458 kW). Adopsi mesin baru lengkap dengan bilah enam baling-baling Dowty R391 di tiap mesin menyuguhkan pemandangan baru, khususnya bagi yang selama ini terbiasa melihat C-130B/H Hercules milik TNI AU.

Lockheed Martin dalam rilisnya menyebut C-130J Super Hercules punya jangkauan 40 persen lebih jauh, kecepatan 21 persen lebih tinggi, dan jarak take off lebih pendek dari tipe C-130 E/H Hercules.

Keunggulan lainnya, C-130J hanya membutuhkan dua kru di kokpit (plus 1 loadmaster di ruang kargo). Fungsi kru lain, seperti operator radio digantikan oleh komputer. Versi terakhir ini dilengkapi peralatan navigasi digital tercanggih dan berkat adanya kemampuan high resolution ground mapping dari radar APN-241 Low Power Color Radar, HUD, missile warning system, countermeasures system, dan ILS. Hercules super ini juga dapat beroperasi dan melakukan dropping di segala cuaca dan keadaan dengan presisi tinggi. Yang membedakan dari tipe-tipe terdahulu, C-130J sudah dilengkapi kemampuan untuk menerima bahan bakar di udara lewat metode boom. Tanpa bakar cadangan, C-130J dapat terbang sejauh 5.250 km.

Baca juga: Melihat dari Dekat C-130 “Hercules Kepresidenan” A-1341 TNI AU

C-130J Super Hercules terbang perdana pada 5 April 1996, dan mulai dioperasikan oleh AU AS pada 1999. Sampai Februari 2018, sudah 400 unit C-130J dalam berbagai varian yang telah diproduksi. (Haryo Adjie)

20 Comments