Indo Defence 2018: Pindad dan Ares Adopsi Mortir Mekatronik Pada Komodo 4×4
|Sesuai strategi yang akan diterapkan oleh TNI AD, penempatan mortir mekatronik adalah untuk mendukung pergerakan Satuan Infanteri Mekanis. Untuk itu, beragam solusi mortar mekatronik, baik lansiran (prototipe) dari dalam negeri dan luar negeri, adalah untuk mewujudkan mortir mekatronik pada dua ranpur andalan di Batalyon Infanteri Mekanis, yaitu Komodo 4×4 dan panser Anoa 6×6.
Baca juga: Litbang TNI AD Perkenalkan Prototipe Kedua Mortir Mekatronik 81mm
Guna merespon permintaan, BUMN Strategis PT Pindad bersama Ares, manufaktur senjata asal Brasil, memperlihatkan sosok mortir mekatronik dalam platform ranpur Komodo 4×4. Di Indo Defence 2018, Komodo 4×4 dengan Ares Cordom ditampilkan statis di area outdoor.
Bila sosok Komodo 4×4 sudah tak asing, makan lain hal dengan mortir mekatronik Ares Cordom. Jika dibandingkan mortir mekatronik yang tengah dirintis Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad), maka Ares Cordom tetap mengusung sistem loading manual, serupa dengan loading munisi pada mortir konvensional, tidak ada mekanisme hidrolik untuk loading.
Namun, sisi mekatronik dikedepankan pada kendali putaran dari dudukan mortir tersebut. Dengan basis komputer fire control system, dapat diatur koordinat sasaran yang secara otomatis outputnya akan disesuaikan oleh posisi laras, baik sudut elevasi dan putarannya. Setelah posisi koordinat telah terkunci, baru kemudian awak pucuk mortir melakukan pelepasan munisi dari ujung laras mortir.
Guna mendukung fungsi tersebut, Ares Cordom sudah dibekali dengan Inertial Navigation System (INS), electrical drives untuk automatic laying, dan komputer balistik yang terintegrasi pada Battlefield Management System (BMS). Dalam konsep yang lebih luas, unit pucuk mortir dapat menerima pantauan data koordinat sasaran dari drone pengintai, kesemuanya dapat berjalan berkat forward observer (FO) target acquisition sensors.
Cordom pada prinsipnya adalah platform senjata, sementara jenis mortirnya mengacu pada pilihan mortir yang tersedia di pasaran. Untuk Cordom, Ares memberikan opsi basis mortir 81 mm atau 120 mm smoothbore. Secara teori, dalam satu menit, awak pucuk dapat melepaskan 16x tembakan per menitnya. Untuk jarak jangkau maksimum berkisar di 6.500 – 7.000 meter.
Baca juga: Anoa 6×6 Mortar Carrier – Tingkatkan Daya Gebuk Mortir 81mm Yonif Mekanis TNI AD
Bobot keseluruhan sistem Ares Cordom sekitar 1,2 ton. Tidak seperti mortir yang ditempatkan pada panser Anoa Mortar Carrier yang kini digunakan Yonif Mekanis Kodam Jaya, maka dudukan peluncur mortir dapat berputar 360 derajat sesuai arah sasaran. (Gilang Perdana)
punya kita dlm satu menit 5 tembakan klo ini satu menit 16 tembakan lalu sudah ada navigasi sistem dan sensor, ambil saja beserta tot buat menambah ilmu
punya kita dlm satu menit 5 tembakan klo ini satu menit 16 tembakan lalu sudah ada navigasi sistem dan sensor, ambil saja beserta tot buat nambah ilmu
berarti masih canggihan milik dislitbang TNI AD y? buatan Ares tdk bisa mengisi ulang amunisi secara otomatis dg mekanisme hidrolis.
Soal lebih canggih, bisa iya tapi bisa juga tidak 🙂
Psstt.. ati2 ntar didemo.. soalnya mortar ini aslinya bikinan israel sama kyk kanon 30mm yg ada d pandur jg aslinya buatan yahoo.di muehehe
@admin
Apa tidak ada kabar lagi tentang su 35 min? Atau saya pernah baca di blog sebelah bahwa menhan mau tambah kapal selam dari pt pal 3 biji lagi
Kalau bener bisa di post min 😉
seperti apache, memang beritanya ya ga ada updatenya. tau tau sudah jadi, ditunggu saja. nah untuk kasel tni lagi mikir antara mau ambil punya turki atau nambah bikin sendiri atau scorpene