India Waspada, Cina Pasok Rudal Udara ke Udara BVR PL-15 ‘Varian Ori’ untuk JF-17 Block III Thunder Pakistan
Meski sama-sama pemangku hulu ledak nuklir, namun di atas kertas kekuatan udara antara India dan Pakistan tidak imbang, terkhusus Angkatan Udara India yang kini ketambahan operasional dari dua skadron jet tempur Rafale. Guna membuat keseimbangan kekuatan, Pakistan dengan dukungan penuh dari Cina, dikabarkan telah menerima rudal udara ke udara paling canggih PL-15.
Belum lama ini, muncul laporan di platform media sosial X, khususnya dari akun The STRATCOM Bureau, yang mengklaim Cina telah melaksanakan pengiriman long-range air-to-air missile (beyond visual range/BVR) PL-15 ke Pakistan untuk jet tempur JF-17 Block III Thunder.
Dugaan transfer tersebut dikatakan terjadi sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan antara Pakistan dan India, menggarisbawahi peran Cina yang semakin besar sebagai sekutu yang cepat dan strategis di Asia Selatan. Meskipun klaim tersebut masih belum diverifikasi oleh sumber resmi, kabar tersebut menunjukkan pola yang lebih luas dari kemampuan Beijing untuk mendukung mitranya dengan sumber daya militer yang penting pada saat-saat kritis.
Postingan dari The STRATCOM Bureau di X, yang menyertakan foto yang konon memperlihatkan JF-17 Block III Pakistan yang dipersenjatai rudal PL-15, menggambarkan pengiriman tersebut sebagai respons cepat terhadap meningkatnya ketegangan regional.
Pictures are out of the #Pakistan Air Force’s JF-17 Block III carrying the PL-15 Very Long Range Air-to-Air Missile (VLRAAM) for the first time!
The PL-15 has a maximum range of 200 kilometres, a significant jump over the earlier PL-12 which was on the JF-17 (100 KM). pic.twitter.com/UznOCJPc3r
— The STRATCOM Bureau (@OSPSF) April 26, 2025
Menurut laporan tersebut, PL-15 untuk Pakistan diambil dari stok internal Angkatan Udara Cina, yang artinya bukan dari PL-15E varian ekspor, yang menunjukkan transfer persenjataan berkemampuan tinggi yang biasanya disediakan untuk pasukan Cina sendiri.
Kemampuan Cina untuk mengirimkan persenjataan canggih dengan kecepatan yang luar biasa, tampak mencerminkan kerangka logistik dan industri canggih yang hanya dapat ditandingi oleh sedikit negara. Tidak seperti ekspor senjata tradisional, yang sering kali melibatkan negosiasi panjang dan jadwal produksi, pengiriman yang dilaporkan ini menunjukkan adanya koordinasi yang sudah ada sebelumnya antara Beijing dan Islamabad, yang memungkinkan dukungan yang instan.
Another image is out from the PAF of the PAC JF-17C Block III carrying the massive new PL-15 VLRAAMs.
The 200 kilometre+ ranged BVR missile is the most advanced and longest range air to air missile on earth.#PAFReadyToRespond 🇵🇰 https://t.co/YEcmlt3hce pic.twitter.com/9rOAUIiubb
— The STRATCOM Bureau (@OSPSF) April 26, 2025
PL-15 yang dintegrasikan pada JF-17 Block III yang dilengkapi dengan radar AESA KLJ-7A yang canggih, meningkatkan kemampuan Pakistan untuk melakukan pertempuran jarak jauh.
Bagi Pakistan, integrasi PL-15 ke dalam armada JF-17 merupakan lompatan signifikan dalam kemampuan tempur udara. JF-17 Thunder, pesawat tempur multiperan ringan bermesin tunggal yang dikembangkan bersama oleh Aeronautical Complex Pakistan dan Chengdu Aircraft Corporation Tiongkok, merupakan andalan Angkatan Udara Pakistan, dengan lebih dari 130 unit saat ini telah dioperasikan.
JF-17 Block III, yang diperkenalkan pada tahun 2020, dilengkapi avionik canggih, three-axis fly-by-wire system dan radar AESA KLJ-7A, yang mampu melacak 15 target secara bersamaan dan menyerang empat target. Dilengkapi dengan PL-15, JF-17 kini dapat mengancam aset-aset bernilai tinggi India, seperti platform AWACS atau tanker bahan bakar dari jarak jauh.
PL-15 debutnya diperkenalkan pada tahun 2016 sebagai rudal udara ke udara jarak jauh – beyond-visual-range missile (BVR), oleh para analis pertahanan global PL-15 disebut sebagai game changer yang dimiliki Cina dalam dominasi kekuatan udaranya saat menghadapi Amerika Serikat dan sekutunya. PL-15 saat ini dinobatkan sebagai rudal udara ke udara terberat dengan jangkauan terjauh yang telah berhasil dibuat secara mandiri oleh Cina.
PL-15 dengan pemandu kombinasi INS/Sat navigation dan radar AESA aperture ini dirancang dan diproduksi oleh 607 Air-to-Air Missile Research Institute.
Rudal ini punya kecepatan luncur Mach 4 dan jarak jangkau 200 Km, tak diragunakan lagi bahwa sasaran utama rudal udara ke udara ini adalah pesawat intai AWACS dan pesawat tanker. Dalam doktrin udara Cina, dengan mengeliminasi pesawat AWACS dan pesawat tanker, maka akan mempersulit AS untuk melakukan dominasi udara di sekitar Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur. Dan ketika Pakistan mendapatkan PL-15 varian original, maka sudah sepantasnya India untuk ekstra waspada.
PL-15 dan PL-15E
Pada ajang Zhuhai AirShow 2021, Cina merilis varian ekspor yang diberi label PL-15E. Varian eskpor sudah barang tentu berbeda dengan varian original, dalam display produk disebutkan bahwa jarak jangakau PL-15E ‘hanya’ 145 Km.
Lain dari itu, antara PL-15 dan PL-15E adalah sama, keduanya punya panjang 4 meter, berat 210 kg dan diameter 203 mm. Sebagai sumber tenaga adalah dual pulsed solid propellant rocket. Sejauh ini, PL-15/PL-15E dapat diluncurkan dari jet tempur stealth Chengdu J-20, Chengdu J-10C, Shenyang J-16, J-11B dan JF-17 Block III Thunder. (Gilang Perdana)
Daripada perang gak jelas rebutan sawah sepetak tapi malah hancur lebur kayak Ukro, mendingan Kashmir dibelah 2 sahaje, bikin deh tembok Berlin, kan sama2 untung 😁
India tak akan bermain-main dengan angkatan udara Pakistan apalagi setelah kekalahan taktis memalukan mereka di mana 1 Mig mereka tertembak sedangkan Su-30 MKI hanya bisa kabur.
Perang skirmish lebih lanjut hanya akan menambah malu India mengingat kekuatan udara Pakistan semakin baik dan India praktis hanya bergantung pada Rafale.
“Dilengkapi dengan PL-15, JF-17 kini dapat mengancam aset-aset bernilai tinggi India, seperti platform AWACS atau tanker bahan bakar dari jarak jauh.”
Apakah PL-15 akan menunjukan debut yang sebenarnya di palagan Kashmir? Kita tunggu saja episode selanjutnya 👍😅