India Mantapkan Pengadaan Alutsista Lewat Jalur Leasing untuk Angkatan Laut dan Udara
Pengadaan alutsista lewat jalur leasing memang belum dikenal di Indonesia, namun beberapa negara sudah mengadopsinya, khususnya untuk pengadaan alutsista yang berharga mahal. Sebut saja Ceko dan Hungaria yang mendatangkan armada jet tempur Gripen C/D secara leasing dari Swedia. Nah, dari belahan Asia Selatan, India yang menjadi lawan bebuyutan Cina dan Pakistan, rupanya kian memantapkan untuk menggunakan jalur leasing dalam pengadaan alutsistanya.
Bagi India, sewa alias leasing persenjataan sejatinya bukan sesuatu yang baru, seperti pada tahun 2019, India telah menandatangani kesepakatan membayar sewa kapal selam bertenaga nuklir dari Rusia yang ketiga untuk jangka waktu 10 tahun dengan nilai US$3 miliar. Kapal selam yang disewa India ini adalah Akula-class dan akan berganti nama menjadi Chakra III sesuai nama yang diberikan India.
Dikutip dari theweek.in (19/11/2020), ada kabar bahwa program leasing India nantinya akan diperluas, bukan hanya untuk kapal selam, tapi mencakup jenis alutsista lain, termasuk di marta udara.
Lewat perdebatan, Kementerian Pertahanan India pada Maret 2020 telah memberikan izin pengadaan alutsista secara leasinh dari negara-negara sahabat. Sejak lampu hijau diberikan, kabarnya pihak angkatan darat dan angkatan udara sedang melakukan negosiasi dan menyelesaikan apa yang disebut sebagai request for information (RFI) kepada pihak lessor dan pabrikan senjata selaku original equipment manufacature (OEM). Lain halnya dengan angkatan darat India, yang justru belum memilih opsi leasing untuk pengadaan persenjataan.
KSAU India Marsekal R.K.S. Bhadauria mengatakan, angkatan Udara bisa memperoleh pesawat tanker baru dengan leasing di bawah kebijakan baru pemerintah. “Leasing tidak ada hubungannya dengan kendala anggaran, tetapi merupakan evolusi dari proses dan prosedur akuisisi pertahanan. Proses ini akan memberikan layanan beberapa fleksibilitas. AU India berusaha untuk mengakuisisi pesawat tanker sebagai bagian dari kebutuhan yang dianggap kritis,” ujar Bhadauria.
Selain pesawat tanker, AU India juga mempertimbangkan untuk menyewa pesawat latih dan bahkan Light Utility Helicopters (LUH) untuk jangka pendek. Saat meluncurkan Draft Defense Procurement Procedure 2020 (DPP-2020), Menteri Pertahanan Rajnath Singh memperkenalkan kategori leasing yang dapat memberikan keleluasaan kepada militer untuk mendapatkan peralatan yang disewakan daripada membelinya langsung dari Original Equipment Manufacturer (OEM). Jenis alutsista seperti armada transportasi, wahana latih, simulator, dan mesin yang dibutuhkan untuk misi pencarian dan penyelamatan, sejauh ini telah diizinkan untuk didatangkan dengan cara leasing.
Dari pihak AL India, wakil KSAL India, Laksamana Ashok Kumar mengatakan juga akan menyewa aset dan alat bantu pendukung operasional. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari investasi besar dalam pengawakan dan pemeliharaan.
Berbicara tentang opsi leasing, seorang pejabat Kemhan India menyatakan bila Leasing menyediakan sarana untuk memiliki dan mengoperasikan aset tanpa pengeluaran modal awal yang besar dengan cara pembayaran sewa berkala. Ia menambahkan bahwa opsi leasing tidak hanya berguna untuk mendapatkan pengalaman operasional pada suatu persenjataan tetapi juga opsi yang lebih baik dibandingkan dengan biaya akuisisi satu kali (pengadaan normal).
Namun, divisi keuangan Kementerian Pertahanan meyakini bila banyak yang harus dilakukan untuk mengambil keputusan leasing, seperti analisis manfaat biaya, evaluasi mendetail tentang manfaat dan biaya leasing versus pembelian langsung. Namun jika ditotal, leasing selalu menjadi lebih mahal daripada pembelian langsung jika memasukkan klausul pemeliharaan dan asuransi. Opsi leasing harus dipertimbangkan untuk platform militer yang mahal.
Nah, melihat kasus pengadaan alutsista di India, lantas bagaimana dengan di Indonesia, mungkinkan sudah ada kajian tentang opsi leasing untuk alutsista TNI? (Gilang Perdana)
dan yang datang…maung🐯🐯🐯🐯🐯
beli cash aja kudu pake ijin perang apalagi leasing … apakah perusahaan leasing nya mau kalo senjatanya hancur lebur dipake perang?
Sudah Final TIDAK BOLEH LEASING, siapa nanti yg harus bertanggung jawab saat Alutsista sedang dipakai di cegat Debt Collector???
dari akhir pemerintahan presiden sby hingga awal pemerintahan jkw kita pernah ditawari leasing gripen oleh swedia.
dijawab “emoh”
Boleh Rental Rudal Hwasong 16 ke Om Kim Jong un gak ya ?
Kalo boleh, ane yakin pasti Ostralia Chinesse bakalan Sujud – sujud kepada NKRI…
tak mungkin la yaw!! palingan langsung direspon belanja borongan meads, pac3 & thaad. jelas gengsi mereko gede coy karena mereka tajir dan kita kere!! realita beli osa 5 baterai saja batal beralih ke rudal hanud hobi meleset starsreak
Sebelum leasing kelas aqula india juga pernah leasing kasel nuklir kelas charlie.sedikit banyak leasing kasel nuklir membantu india dlm pengembangan kasel nuklir buatan dlm negeri.
INS Chakra
Leasing Akula class dari Rongsokin
Ins Chakra or Akula class
Salah satu kapal selam nuklir tersenyap didunia.
Baca lagi ya tentang Alutsista biar tidak adalah comet 👍👍👍
Perlu di coba sewa ICBM Dari Korea Utara
Untuk efek gentar China n armada1 AS di Singapura
Terlalu maksain, kasihan rakyatnya
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Segera tekadkan dalam semangat. Tak ada leasing dan sewa, yg ada hanya beli…beli…dan beli. Secara kontan bersahaja. Harga diri harga mati. Uang kita bertebaran di luar negeri, harta karun terkubur di bwah laut menunggu digali. Uangnya ada, tinggal kita mau beli apa tidak. Laksanakan ! Bravo !
Iya tuh
Daripada jargon beli beli dan beli, saya lebih suka bangun, bangun, dan bangun!! Uang negara yang ada lebih baik dimanfaatkan untuk riset dan penelitian dan membangun industri dalam negeri supaya lebih maju dan berkembang. Indonesia punya rare earth dan mineral alam yang melimpah, serta SDM muda yang sangat banyak, seharusnya segera menguasai teknologi semi konduktor, superkonduktor, dll dan memproduksinya.
mau mandiri dalam hal military grade semiconductor. ikuti langkah india yaitu dengan menggandeng israel
Sebetulnya bs aja kerjasama dgn israel tp bwh tgn, tgl mau apa ga ? Zaman pak harto buktinya kan bs. Tgl nti di samar2 kan aja tenaga ahlinya. Cm ada ga intelijen dan diplomat kita yg sanggup merealisasikan nya spt zaman dl.
Bisa aja pake cara taiwan, mereka hire ilmuwan jepang pensiunan project kapal selam soryu CMIIW ya (kalo gak salah di Indomiliter saya bacanya), buat proyek kapal selam mereka sendiri.
Kita bayar itu ilmuwan pensiunan sebagai konsultan buat ngajarin SDM2 kita …….kalo emang niat