India Kembangkan IRST Terbaru untuk Eksistensi Jet Tempur Sukhoi Su-30MKI

India kembali mencatatkan hal penting dalam usaha kemandirian alutsista, kali ini terkait dengan eksistensi jet tempur Sukhoi Su-30MKI. Alih-alih cemas dengan kelangsungan masa depan armada Sukhoi seperti yang dialami banyak negara, India dikabarkan justru siap merancang sendiri perangkat Infrared Search and Track System (IRST) terbaru untuk Su-30MKI.

Baca juga: Saat Radar Silent, Sukhoi Su-35 Akan Bergantung Pada Kemampuan Penjejak Optik OLS-35

Dikutip dari eurasiantimes.com (28/4/2022), disebutkan Hindustan Aeronautics Limited (HAL) dan Bharat Electronics Limited (BEL) telah mengumumkan program pengembangan dan produksi bersama long-range dual-band IRST. Sistem IRST yang akan digarap dua perusahaan besar India ini akan menjadi produk teknologi strategis kelas atas di bidang avionik pertahanan dan secara teknis bersaing dengan sistem IRST yang ada di pasar global dengan fitur sensor Television Day Camera, Infrared & Laser dalam single window untuk pelacakan target udara ke udara dan udara ke permukaan.

Mantan pilot Angkatan Udara India (IAF) Vijainder K Thakur mengatakan, “Long Range Dual Band IRST untuk Su-30MKI yang dikembangkan HAL dan BEL akan menampilkan sensor Focal Point Array (FPA) dalam dua pita (dua band). Ini akan memfasilitasi pengenalan target yang lebih baik.”

Umumnya, sasaran di udara akan memancarkan panas pada panjang gelombang infrafed yang berbeda. Dengan IRST dual-band maka bisa ditingkatkan identifikasi target, pelacakan, dan kemampuan menghadapi jamming. Dan dipastikan perangkat IRST ini dapat beroperasi dalam kondisi siang dan malam hari.

IRST dual band akan beroperasi di pita LWIR 8-12 m dan pita MWIR 3-5 m. Benda panas seperti lubang knalpot (exhaust port) lebih menonjol di MWIR, sementara badan pesawat dan badan rudal lebih menonjol di LWIR (Long Wave Infrared Cameras). Penyerapan uap air mendominasi di LWIR, sedangkan penyerapan karbon dioksida mendominasi di MWIR (Medium wave infrared). Pantulan matahari signifikan di MWIR tetapi dapat ditekan di LWIR.

OEPS-27 di Sukhou Su-30 TNI AU

IRST memungkinkan pesawat tempur untuk mengidentifikasi dan melacak pesawat musuh berdasarkan tanda panas mereka dan kemudian menyerang mereka dengan rudal udara ke udara pencari panas.

Perangkat ini juga memungkinkan pesawat untuk melacak pesawat musuh tanpa memaparkan diri mereka pada deteksi pasif dengan menghindari penggunaan radar (radar silent). Pesawat dengan jangkauan IRST yang lebih panjang dan rudal udara ke udara yang punya jangkauan lebih jauh akan mendominasi peperangan udara.

Pada awalnya lewat Defense Procurement Procedure (DPP) 2016, Kementerian Pertahanan India pertama kali meminta pengembangan sistem IRST dalam negeri. Pada tahun 2017, pemerintah mengeluarkan kuesioner untuk perusahaan India yang tertarik mengembangkan sistem ini.

IRST pada Rafale.

Perusahaan yang akan terlibat diminta untuk memastikan 40 persen Indigenous Composition (IC). Kemampuan pelacakan otomatis, identifikasi target darat, output data video, dan koneksi langsung ke Multi-Function Display adalah di antara persyaratan teknis yang diminta Kemnterian Pertahanan India. Pengembang juga ditanya apakah sistem IRST nantinya akan memerlukan perubahan struktural pada Su-30MKI.

Dengan produksi IRST produksi dalam negeri, maka dapat membawa beberapa keuntungan strategis, seperti IRST akan didukung perangkat lunak dengan operasional yang akan dikodekan sendiri, memungkinkan untuk perbaikan, fusi sensor yang lebih baik (korelasi data penargetan IRST dengan data penargetan yang diperoleh), integrasi langsung dengan sistem senjata baru, dan masih banyak lainnya.

Baca juga: OEPS-27 – Penjejak Target Berbasis Elektro Optik di Sukhoi Su-27/Su-30 TNI AU

Terletak di depan kokpit, Sukhoi Su-30MKI saat ini telah dilengkapi perangkat IRST OLS-30 ( (Izdeliye 52Sh) buatan Rusia. OLS-30 adalah perangkat IRST/LR gabungan yang menggunakan sensor pita gelombang lebar yang didinginkan. Jangkauan deteksi IRST ini hingga 185,2 km, sedangkan laser ranger efektif hingga 3,5 km. (Gilang Perana)

4 Comments