India: Kebangkitan Raksasa Militer Asia dari Negara Sejuta Dewa
|Sisi lain peperangan selain dampak kerusakan, korban dan kerugian serta penderitaan adalah pelajaran berharga. Pelajaran berharga? Ya benar. Pelajaran berharga yang dimaksud adalah pelajaran berharga untuk membangun kekuatan militer sekuat mungkin dan setangguh mungkin.Hal tersebut yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya. Trauma berat akan kerugian Perang Dunia ke-2 dan Perang Pasifik telah mendorong mereka menjadi salah satu pakta pertahanan terbesar di dunia, NATO. Pakta pertahanan terbesar ini selalu merasa “haus” dan “lapar” dalam pengembangan inovasi teknologi militer dari masa ke masa.
Baca juga: HAL Tejas: Penempur Bersayap Delta, Bersiap Gantikan F-5 E/F Tiger II TNI AU
Diantara negara-negara yang pernah terlibat perang dan merasakan pentingnya membangun kekuatan militer yang kuat, tangguh dan mandiri adalah India. Negara dengan penduduk terbesar ke-2 dunia dan luas geografis terbesar ke-7 dunia ini tidak akan pernah melupakan peristiwa Perang Kashmir I dan Kashmir II dengan tetangganya, Pakistan. Dalam Perang Kashmir I dan II, India kehilangan lebih dari 100 tank baja dan kehilangan korban lebih dari 4000 jiwa. Perang ini berakhir berkat campur tangan dua negara adidaya, Amerika Serikat dan Uni Soviet yang melahirkan perjanjian Tashkent, meski sesungguhya, India menguasai 700 kilometer persegi teritori Pakistan sedangkan teritori Indiayang dikuasai Pakistan hanya 200 kilometer persegi.
Lucunya, India dan Pakistan sesungguhya sama-sama negara yang di-plot Barat untuk membendung pengaruh dan penyebaran komunis sepanjang untuk wilayah Asia Selatan dan sekitarnya. Barat secara aktif men-supply peralatan tempur dengan spesifikasi yang hampir sama (untuk India dan Pakistan). Semasa perang Kashmir, seringkali mesin perang buatan Barat “saling bunuh” dalam berbagai palagan. Dalam pertempuran udara, seringkali fighter F-86 Super Sabre dan F-104 Starfighter harus berhadapan dengan EE Canberra dan Hawker Hunter. Dari Arsenal darat, Pakistan mengandalkan tank M-47 Patton yang berhadapan langsung dengan armada tank Sherman ex PD II India yang diperkuat tank T-55 buatan Uni Soviet.
Baca juga: F-86 Avon Sabre – “Born to Fight” dari Era Perang Dingin”
Pasca perang, India berubah menjadi salah satu negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia.Saat ini India memiliki 1.325.450 personel tentara dan 1.155.000 personel cadangan. Jika ditambah dengan personil paramiliter yang berkekuatan 2.288.407 personil (aktif dan cadangan), maka jumlah total tentara India berjumlah 4.768.857 personil tentara !! Arsenal darat mereka saat ini mengandalkan lebih dari 1000 tank T-90 dan T-72 yang telah di-upgrade kemampuannya serta BMP-2 untuk operasi amfibi. Arsenal laut ? Tidak kalah menggetarkannya. Dengan dua kapal induk (aircraft carrier) INS Vikrant & INS Vikramaditya dan satu kapal selam berkemapuan serang nuklir INS Chakra serta ratusan kapal perang lain dari berbagai tipe dan ukuran cukup menggetarkan negara lain yang ingin berbuat macam-macam dengan negeri sejuta dewa ini. Angkatan udara ? Tidak mau ketinggalan, Barisan Sukhoi Su-30MKI, Mig-29UPG, Mirage 2000HS, Mirage 2000-5 MK2, Ilyushin Il-78 & Il-76, Boeing C-17 Globemaster III,C-130 j Super Hercules, Antonov An-32, serta pesawat peringatan dini AEW&C Phalcon buatan Israel.Diantara semua arsenal militer India untuk melakukan aksi defensif dan ofensif, yang patut menjadi perhatian adalah kemampuan membuat bom nuklir serta kemampuan militer India melancarka serangan biologi dan kimia terhadap sasaran musuh.
Meski berkekuatan besar, India tidak otomatis bersantai dan berleha-leha. Berkejaran dengan waktu, India membangun industri militer secepat mungkin mereka “berlari” untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara produsen alutsista utama dari Eropa, Amerika Serikat dan Israel. Tank MBT (main battle tank) Arjun MK-1 yang lantas disempurnakan menjadi Arjun MK-II dengan laras 120 mm serta dilengkapi senapan otomatis 7,62 mm dan 12,7 mm serta berkemampuan perang nubika (nuklir dan biokimia)/NBC. Tank ini adalah hasil perjuangan dan pembelajaran panjang India sejak membeli Tank T-90 dari Rusia. Hal yang sama dengan truk militer/wahana angkut militer. Saat ini Tata truk-India sudah tidak lagi dikenal hanya sebagai truk pengangkut sapi dan bawang.Belajar dari truk-truk militer yang diimpor dari Republik Ceko, saat ini Tata bahkan sudah mampu mengekspor truk militer dan wahana pengangkut alutsista melalui divisi Tata Motors Defence Solution dalam beragam versi.
Selain arsenal darat, saat ini India sudah sanggup membuat rudal Akash berkemampuan rudal darat ke udara jarak pendek (hingga ketinggian 15-27 km).Rudal paling mutakhir dari India yang sudah masuk ranah ekspor adalah rudal Brahmos berkecepatan supersonik dengan kemampuan menghantam target sejauh 290 km.Rudal ini dapat diluncurkan dari kapal selam, kapal permukaan, wahana peluncur darat hingga pesawat tempur.
Dengan kecepatan supersonik, rudal Brahmos mampu menempuh jarak Jakarta-Cirebon hanya dalam waktu tidak lebih dari 5 menit!! Hal terbaru dari teknologi rudal buatan India adalah pengembangan rudal “patriot ala India” yang masih dujicobakan secara rahasia.Jika sudah sempurna, rudal ini sanggup menyergap rudal balistik musuh, menghancurkan dan menjatuhkannya secara efisien.Meski kemampuan rudal ini belum sesempurna rudal Patriot buatan AS atau S-300 buatan Rusia, namun hingga saat ini hanya sedikit negara yang menguasai teknologi tersebut, salah satu nantinya adalah India.
Baca juga: Rudal Hanud S-300 – Setelah Dilirik Kini Mulai Dijajaki Untuk Indonesia
Bagaimana dengan Indonesia ?
Sejak melampaui masa krisis ekonomi tahun 1998, Industri yang bermain pada produk-produk militer dan perlengkapan pertahanan semakin semarak. Sebagai pemain lama, PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad sudah sudah mengembangkan berbagai kendaraan tempur (ranpur) lapis baja ringan kelas ringan dan kelas menengah. Panser Anoa, yang kemudian dikembangkan menjadi Anoa II, Panser Badak, PAL-AFV (armoured floating vehicle), Senapan Serbu (SS)-2 dengan beragam varian, Senapan Penembak Runduk/SPR dan ratusan kendaraan tempur dan perlengkapan militer taktis lainnya.
Selain peralatan tempur taktis buatan dalam negeri, disadari atau tidak Indonesia mulai “naik kelas” dengan mulai membuat dan mengembangkan kendaraan tempur kelas menengah.Hal inin bisa kita lihat dari kemampuan industry dalam negeri membangun kapal perang, dua jenis diantaranya jenis LPD (Landing Plattform Deck) dan SSV (Strategic Sealift Vessel). Bahkan, Filipina dan UEA (Uni Emirat Arab) langsung memesan jenis-jenis kapal tersebut setelah melihat langsung di medan laga, salah satunya ketika kapal tersebut diturunkan membantu evakuasi AirAsia QZ 8501.
Baca juga: Marker Buoy, Penanda Target Pada Misi Pencarian Black Box AirAsia QZ8501
Diantara kemandirian militer Indonesia yang mulai bangun dari tidur panjannya, ada satu jenis persenjataan buatan dalam negeri yang membuat “ngeri” khususnya negara tetangga tapi sepi dari pemberitaan media dalam negeri. Senjata itu adalah rudal jelajah.Setelah lama, negara-negara produsen militer enggan membagikan ilmu membuat bahan bakar roket /propelan ke Indonesia termasuk teknologi pelengapnya, akhirnya LAPAN yan bekerjasama dengan Krakatau Steel dan TNI pelan namun pasti berhasil membuat rudal. Cikal bakal rudal ini dimulai sejak 1987 dari eksperimen LAPAN mengembangkan roket yang diberi kode RX (Rocket Experimental).
Hingga saat ini RX yang dikembangkan LAPAN sudah sanggup membuat roket yang mencapai sasaran sejauh 200 km. Tidak puas dengan jarak jangkau hanya 200 km, LAPAN kemudian mengembangkan RX-450 yang memiliki daya jangkau hingga 500 km. Yang luar biasa dari kerja keras LAPAN adalah kemampuannya mengembangkan roket yang diberi kode RX-550 dan memiliki daya jangkau hingga 600 km dengan kecepatan supersonic hingga 7000 km/jam (Mach 7) yang kedepannya dapat dilengkapi pengunci target dan berpemandu laser sehingga sulit di-jamming oleh musuh. Luar biasa !! Pencapaian ini jelas membuat negara sekitar Indonesia cemas dan ramai-ramai menggandeng negara produsen militer untuk membangun industri di dalam negerinya.
Baca juga: RX-550 LAPAN – Roket Balistik untuk Misi Militer dan Sipil
Baca juga: LAPAN LSU-05 – UAV dengan Kemampuan Terbang 8 Jam dan Jarak Jangkau 800 Km!
Sebagai sesama negara Non Blok, India dan Indonesia memiliki visi dan pola militer yang memiliki kemiripan yaitu tidak memakai produk militer dari satu negara/satu pakta pertahanan tertentu, menuntut ToT (Transfer of Technology) pada setiap produk yang dibelinya, fokus pada pengembangan industri militer dalam negeri dan memiliki cadangan sumber daya alam dan manusia yang melimpah. Saat ini, faktanya Indonesia memiliki cadangan uranium melimpah yang tersebar di Kalimantan Barat, Papua, Sulawesi Barat, dan Bangka Belitung.Hal tersebut diungkap Agus Sumaryanto, Direktur Pusat Pengembangan Geologi Nuklir-BATAN.
Dengan penguasaan teknologi Indonesia yang semakin meningkat, tidak menutup kemungkinan ahli-ahli Indonesia sanggup meng-eksplorasi dan mengembangkannya menjadi plutonium.Jadi, disadari atau tidak para ahli dan analis militer Amerika Serikat, NATO dan Asia yang mengatakan Indonesia sangat mungkin menjadi kekuatan militer terbesar di Asia, bahkan menyalip India dan Cina, sesungguhnya sebuah kenyataan dan bukan omong kosong. Analisis-anaisis itu bisa menjadi kenyataan jika kita menyadari sejak awal betapa luar biasanya kandungan alam dan sumber daya manusia jika dikelola dengan baik untuk memajukan industri militer dan non-militernya. Hal itu pula yang disadari India sejak awal, karenanya, mereka sungguh-sungguh membangun industri negara dan pendidikannya semaju mungkin sehingga sanggup menyediakan tenaga ahli yang bisa merancang peralatan perang untuk melindungi kekayaan alamnya yang terbentang luas seluas 3.287.590 kilometer persegi.
Nah, sudah siapkah kita kembali menjadi macan Asia ?? (Oleh: Muhammad Sadan – pemerhati militer dan dirgantara)
jangan merasa sudah final rudal dg jarak tempuh 600’km…tolong buat rudal diameter 5 meter bisa menjangkau planet mars..
Selama pemerintah indonesia gini gini aja ya gak akan terealisasi……
LAPAN kemudian mengembangkan RX-40 yang memiliki daya jangkau hingga 500 km.
Perasaan didunia pun ga ada roket diameter 4 CM bisa menjangkau 500km. 20km aja sdh bersyukur 🙂 🙂
Di cek lg min artikelnya
Oke @Enterobius nanti kami infokan ke penulisnya, untuk dipantau. Nampaknya ada kesalahan penulisan, yang dimaksudn bukan RX-4o, melainkan RX-450. Utntuk urusan sistem pemandu pada RX-550, itu adalah rencangan kedepan, tatkala ada permintaan untuk menjadikan RX-550 sebagai platform rudal. Detail mengenai RX-550 bisa dilihat di http://www.indomiliter.com/rx-550-lapan-roket-balistik-untuk-misi-militer-dan-sipil/. Terima kasih
RX-550 dan memiliki daya jangkau hingga 600 km dengan kecepatan supersonic hingga 7000 km/jam (Mach 7) yang sudah dilengkapi pengunci target dan berpemandu laser sehingga sulit di-jamm oleh musuh.
Statement ini dari mana infonya ya min ? Soal kendali rudal ini lah yang paling penting… bikin roket ga bisa bikin kendali jd roket dungu… jadi ga ada artinya.
Semoga negeri ini semakin melahirkan or2g yg pandai2 peduli dengan semua aspek lini bangsa ini,bukan merongrong uang pajak yg dibayar warga dengan harapan negara ini bisa maju.amin semoga NKRI jaya.
Karang Tekok on 5 Januari 2016 5:18 am
Salam Bung @Hadna.
Mhn maaf bung, akhirnya saya harus menanyakan info ini ke jenengan stlh lama saya pendam sendiri.
Saya asli Semarang yg kebetulan menetap di Situbondo. Di sini ada lokasi latihan tempur TNI yg katanya lokasinya terbesar bhkn se-Asiean. Tp bkan itu yg ingin saya tanyakan kpd jenengan Bung @Hadna.
Saya prnh dpt cerita dari temen TNI AD saat kami duduk santai malam hari sambil nyruput kopi. Info yg sbnrnya lbh bisa saya sebut hasil “nyerocos” bibir itu:
1. Prnh dlm sekali waktu saat Latgab TNI di Karang Tekok, Situbondo, juga sempat diujicoba Rudal Jarak Jauh yg melesat dari Semarang dgn sasarn di Karang Tekok, Situbondo. Apakah benar adanya, Bung?
Kami yg mendengar info itu sempat bengong , Kalau info itu benar, saya coba sandingkan dgn crita Bung Hadna ttg rudal pertahanan anti kaprang yg jaraknya 600 km itu. Krn klo ga salah jarak Semarang-Situbondo, ya antara 600 km itu. Kali ada nyambung sprti yg Bung Hadna bilang bhw rudal pertahanan anti Kaprang itu prnh diuji coba, gitu. Mhn pencerahanya, stdknya konfirmasi sbgai obat penasaran kami yg awam tp begitu cinta dgn NKRi, ini bung.
2. Masih crita keceplosan seorg kawan yg TENTARA td. Katanya seh, di Malang, di suatu daerah yg dirahasikan dan dijaga ketat (dilarang utk umum), ada sebuah GUA dimana didalamnya trnyata berupa pabrik yg khusus buat produksi rudal2 rahasia karya anak bangsa.
Bung Hadna, jgn nyinyir senyum2 ngangkat dahi gitu doooong…. Pencerahan jenengan ini yg penting. Betul ga para Patgar…???? Betul…betul..betul…
Monggo dibabar Mas…..
bung admin maaf nich saya copi paste dari warung sebelah mohon tanggapanny dari seorang komentator yang sebenarnya sayapun kagak enak takut di tuntut maaf ye bung KARANG TEKOK komentar anda saya copi – paste di blog sini ,ini semua cuma sebagai rujukan perihal sudah sampai di mana sich kemampuan development rudal karya anak bangsa, terus klw kita sudah mampu produksi misil jarak – jauh kenapa harus di rahasiakan bukankah dengan di publikasi kemampuan kita bisa memberikan efect deterent, akan tetapi kembali lagi mungkin inilah yang di sebut strategi TNI terlihat kuat ketika lemah , dan terlihat lemah ketika kita kuat , mungkinkah ini yang di sebut alutsista TNI itu penuh misteri tidak semuay di publikasi dan hanya orang tertentulah yang tahu kekuatan alutsista TNI yang sebenarnya, wallahualam hanya Allahlah yang tahu serta para pemangku kepentingan . salam
Oooooh pantesan dari sebelah (JakartaGreater)
ngak kaget kalau rajanya masalah Ghoib – Ghoib an
SAYA COPAS BUKAN DARI JKGR , KOMENTATOR DI JKGR TIDAK ADA YANG SAYA COPAS, SILAKAN BUNG CEK SENDIRI ADA G” KOMENTATOR DI JKGR SEPERTI YG SAYA COPAS DI ATAS, KOMENTATOR ITU NANYA SAMA YG BIKIN ARTIKEL BENAR G” ITU APA YG DI KATAKAN TEMENNYA YANG DARI TNI AD. BACA DONG BUNG RINGU SEKALI LAGI PAHAMI , OK SAYA JUGA NANYA SAMA ADMINYA DAN MINTA TANGGAPANY GITU ,,, OCCC
Sedikit nimbrung soal produksi rudal dari Malang, mungkin yang dimaksud produksi rudal Petir dari PT Sari Bahari.
@me
Itu kopinya dicampur ganja…pantes ngobrolnya kesana-kemari heeeeeee
RX-550 itu Roket atau Rudal sih mas,
dari Forum Terkenal di Sebelah bilang ini masih Roket, bukan Rudal Berpandu Laser. hem.., saya jadi bingung yang mana berita yg benar ya.
Terus bukankah LAPAN juga bekerjasama dengan Negara Ukraina dalam Pembuatannya.
oh ya, saya setuju dengan ringu. seharusnya anak-anak cerdas di indonesia ngga boleh dibawa lari ke negara lain. di tambah lagi negara kita ini sangat kaya raya akan hasil alam tambang uranium, plutoniun, emas, dll. kita mesti memanfaatkannya demi kemakmuran kita dan kemajuan industri militer kita.
selama belum dipasang sistem kendali, berarti murni roket.
Artikel yang menarik mas,
Perbesar dana riset
Beasiswa bagi siswa tak mampu tapi berprestasi
Jauhkan dari dunia POLITIK
Hukum mati para koruptor
Singapura, Malaysia, Australia selama ini memancing dan mengambil siswa berprestasi dari Indonesia untuk kerja dan menjadi warga negaranya. karena KEBODOHAN pemerintah kita