India dan Singapura Sepakati Kerjasama Program Penyelamatan Kapal Selam
|
Selain dengan Indonesia, rupanya Singapura juga melakukan kesepakatan kerjasama pada operasi penyelamatan bawah air, khususnya penyelamatan kapal selam dengan India. Meski antara India dan Singapura tak berbatasan langsung, namun, kedua negara punya kepentingan yang sama di Selat Malaka dan Samudera Hindia, seperti dalam merespon kehadiran armada Angkatan Laut Cina.
Baca juga: Setelah Singapura dan Australia, Kini Vietnam Juga Punya Kapal Penyelamat Kapal Selam
Dikutip dari Janes.com (21/1/2021), disebutkan kesepakatan penyelamatan kapal selam dan pengaturan pelaksanaan kerjasama, ditandatangani pada iterasi kelima dari dialog Menteri Pertahanan India dan Singapura yang diadakan melalui konferensi video pada 20 Januari lalu.
“Dukungan penyelamatan kapal selam dan pengaturan pelaksanaan kerjasama memungkinkan kedua angkatan laut untuk saling memberikan bantuan penyelamatan kapal selam serta melakukan latihan penyelamatan bilateral dan kunjungan sosialisasi untuk meningkatkan interoperabilitas dan kemahiran dalam operasi penyelamatan kapal selam,” ujar Menteri Pertahanan Singapura, Ng. Eng Hen, dalam sambutannya tentang pakta tersebut.
Meski India mengoperasikan lebih banyak kapal selam (16 unit), dimana AL India mempunyai empat kelas kapal selam, termasuk dua unit kapal selam bertenaga nuklir, namun, untuk kemampuan penyelamatan kapal selam, AL Singapura tidak kalah dengan India.
Walau saat ini AL Singapura ‘hanya’ mengoperasikan 4 unit kapal selam, Negeri Singa diketahui mempunyai MV Swift Rescue, kapal dengan bobot 4.290 ton ini dirancang untuk sanggup berlayar di kondisi gelombang tinggi sea stage 5.
Yang menarik di dalam MV Swift Rescue terdapat wahana Submarine Support and Rescue Vessel (SSRV) dari DSAR (Deep Search and Rescue) 6 Class buatan James Fisher Defence. MV Swift Rescue dibangun oleh galangan ST Marine, anak perusahaan Singapore Technologies Engineering (ST Engineering).
Sebagai kapal rescue untuk awak kapal selam, MV Swift Rescue dilengkapi perangkat kesehatan hyperbaric untuk mengatasi trauma hipotermia. Bahkan di MV Swift Rescue juga terdapat fasilitas helipad untuk mendukung evakuasi medis udara dengan helikopter.
Secara keseluruhan perangkat yang terdapat di kapal ini mencakup Transfer under Pressure (TUP) chamber untuk 40 orang, Launch and Recovery System (LARS), Integrated Navigation & Tracking System, Remotely Operated Vehicle (ROV), helipad berkapasitas 12 ton, dan kapal selam mini DSAR 6.
DSAR 6 dirancang untuk memudahkan evakuasi dan pertolongan, kapal selam ini dilengkapi integrated skirt. DSAR 6 punya bobot yang paling ringan di kelas DSRV, yakni 22,5 ton dan disebut-sebut relatif mudah dipindahkan dengan transportasi udara (via C-17 Globemaster). DSAR 6 sanggup menyelam sampai maksimum kedalaman 500 meter, bahkan dalam kondisi tertentu, batas kedalaman bisa tembus sampai 700 meter.

Sementara Angkatan Laut India saat ini mengoperasikan INS Nireekshak (A15), kapal penolong dengan bobot mati 3.600 ton ini dibekali dengan dua unit Deep Submergence Rescue Vehicles (DSRV). Pada tahun 2016 Angkatan Laut India menandatangani kontrak untuk dua unit DSAR-650L DSRV dengan JFD, dimana unit pertama dikirim pada tahun 2018.
Baca juga: TNI AL Ajukan Pengadaan Dua Kapal Penyelamat Kapal Selam dengan Kemampuan Hidrografi
Dengan rencana pengembangan armada kapal selam TNI AL, sudah semestinya Indonesia tidak meninggalkan program pengadaan kapal selam penyelamat kapal selam yang telah dicanangkan beberapa tahun lalu. Sehingga untuk penyelamatan awak kapal selam di laut dalam, Indonesia tidak bergantung pada fasilitas milik negara lain. (Bayu Pamungkas)
bila anggaran terbatas, cukup beli dulu DRSV nya, kasel mini bisa masuk LPD, instrumen bawah laut pakai spica rigel, tinggal LPD ditambah crane 50-100 ton dan perlengkapan medis dlm kontainer … sementara cukup utk P3K kasel
https://news.detik.com/foto-news/d-5346772/bakamla-amankan-2-kapal-tanker-asing-di-perairan-pontianak/5
Kapal tanker Iran lagi yg kena. Alamat kapal Indonesia ditangkap di selat Hormuz nih. Ayo siapin KRI atau Denjaka disana.
Emang apa hubungannya…..Justru yg harus dilacak siapa orang Indonesia yg terlibat aksi transhipment ini 🕵️
Apa mantan petral atau mafia lainnya
Seandainya dibangun dari basis kapal KM Tanjung Datuk sbg kapal penyelamat kapal selam mungkin msh bisa ya.
Dari basis LPD lebih cocok menurutku
Terlalu besar……biasanya pake basis kapal suplai offshore
Desain kapal penyelamat korsel seukuran LPD kita tapi kembali lagi sesuai kebutuhan
Indonesia seharusnya punya sendiri penyelamat submarine,berkaca dari russia ketika kejadian kursk,dari 3 wahana penyelamat,hanya 1 yang tersedia,yang 2 dijual,yang tersisa pun sudah kuno teknologi nya
Itupun kalu ga meleduk seperti type 209 nya argentina beberapa tahun lalu
Min, apa kabar terbaru pengadaan kapal penyelamat kapal selam TNI al?
Selama masih bisa pinjam, kenapa harus beli……..😎😎😎
Yg jadi masalah kalau Indonesia ingin barang yg dipinjam cepat sampai ketika dlm kondisi darurat sementara negara si pemilik barang harus minta izin keberbagai tempat dinegaranya dlm waktu yg lama agar bisa meminjamkannya ke Indonesia.😕😕😕
Itupun kalau sedang keadaan siap pakai dan tidak dlm masa perawatan 😆😆