Ikuti Langkah Marinir Indonesia, Korps Marinir Filipina Juga Gunakan ATGL-L (RPG-7)
|Seolah mengikuti langkah Korps Marinir TNI AL, Korps Marinir Filipina diwartakan dalam waktu dekat juga akan bergabung menggunakan senjata bantu infanteri jenis RPG (Rocket Propelled Grenade), persisnya adalah ATGL-L (Anti Tank Grenade Launcher-Light) kaliber 40 mm buatan Arsenal, manufaktur senjata dan amuisi asal Bulgaria. Di lingkungan Korps Marinir TNI AL, ATGL-L kerap disebut sebagai RPG-7, tentu dengan alasan efek psikologis yang lebih kuat.
Baca juga: RIMPAC 2018 – Marinir AS Jajal Penembakan RPG-7 Korps Marinir TNI AL
Meski lebih dulu digunakan Korps Marinir TNI AL pada 2003 – 2004, satuan elite Scout Ranger AD Filipina juga telah menggunakan ATGL-L pada konflik bersenjata di Marawi pada tahun 2017 silam. Di Marawi, AD Filipina disebut-sebut memakai varian ATGL-L2 yang mampu melontarkan proyektil HEAT (High Explosive Anti Tank), HE anti personnel fragmentation dan thermaobaric. Sementara Korps Marinir TNI AL pertama kali menjajal kemampuan ATGL-L dalam Operasi Militer di NAD saat melawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Bagi Marinir Filipina, adopsi ATGL-L untuk menggantikan M-67 90 mm recoilless rifle. Sementara Dalam gelaran infanteri Marinir TNI AL, kehadiran ATGL-L pelan-pelan akan menggusur penggunaan mortir komando/mortir 60 mm LR, mengingat jarak tembak efektif yang relatif sama. Sementara bobot hulu ledak ATGL-L lebih ringan dan lebih mobile.
Apalagi sebagai dukungan tembakan langsung (direct fire support), efek dan jatuhnya tembakan lebih mudah dikoreksi dibandingkan jenis mortir. ATGL-L juga dibekali target sight (ATGL-L4) memungkinkan untuk dilakukan penembakan secara melambung (indirect fire role) sehingga jaraknya meningkat dan mampu mengisi peran yang sama dengan mortir komando 60 mm. Lain dari itu, granat berpeluncur roket ini juga punya kemampuan anti tank.
Situs phdefenseresource.com menyebut, dengan nilai kontrak Php514,800,000, paket pengadaan ATGL-L dari Bulgaria mencakup 702 peluncur ATGL-L, 702 unit bipod launcher, termasuk pembidik iron Sights dan optical sights. Kontrak juga sudah termasuk 14.040 amunisi HE Fragmentation Anti Personnel, 8.424 amunisi HE Anti-Tank Grenade dan 351 amunisi Thermobaric Grenade.
Arsenal dari Bulgaria menjadi negara yang terakhir masuk ke gelanggang bisnis pembuatan tiruan RPG-7. Walau proyek pembuatannya baru dimulai tahun 1996 di kota Kazanlak, namun Arsenal berusaha mengejar ketertinggalannya dengan menambahkan sejumlah fitur penyempurnaan pada ATGL-L, serta menawarkan solusi yang lengkap dalam hal hulu ledak dan optik bidiknya. Tidak hanya menggunakan hulu ledak RHET-7MA buatan Arsenal, ATGL-L series bisa dipasangkan dengan hulu ledak PG-7V/VR buatan Bazalt, atau dapat pula mengadopsi hulu ledak buatan negara lain yang kompatibel.
Baca juga: RPG-7 – Rahasia Di Balik Kelemahan dan Keunggulan Granat Berpeluncur Roket Terpopuler
Dari spesifikasi, ATGL-L punya bobot 7 kg, senjata kaliber 40 mm ini punya panjang 950 mm. Kecepatan luncur proyektil ATGL mencapai 117 meter per detik, dan jarak tembak efektif ada di rentang 200 – 300 meter. Meski begitu, jarak tembak maksimum dengan self detonates bisa mancapai 920 meter. (Gilang Perdana)
Indonesia kok blum da kabar nya juga katanya bikin RPG juga
40mm? Panser anoa aja cm lecet gmn mau hajar MBT… ledakin mobil wuling mungkin bisa
Sudah saatnya Pindad produksi senjata yang setara dengan RPG-7 atau punya lisensinya
Mungkin karena sangat ringkas dan penggunaannya saat mudah, maka persenjataan jenis ini banyak dogunakan didunia. Terutama kelompok2 pemberontak.
Tp klo.menghadapi kelompok pemberontak pimpinan dek tabok binti martabok, cukup dng fentungan SatPol PP saja, gaknperlu persenjataan spt ini.
Wuakakkaka….asli ngakak ane om…ada ada aja om rusky husky…hahaha