Ikuti Langkah Israel, Ukraina Modifikasi Sasis MBT T-55 Jadi “BMP-55” Infantry Fighting Vehicle

Selain Israel, Ukraina juga menjadi negara yang melakukan modifikasi atas sasis Main Battle Tank (MBT) lawas T-55. Bila di Israel sasis T-55 yang melimpah disulap menjadi ranpur lapis baja angkut personel (APC) Achzarit, maka sasis T-55 di Ukraina dimodifikasi sebagai Infantry Fighting Vehicle (IFV) yang disebut BMP-55.

Baca juga: APC Achzarit – Ranpur Lapis Baja Angkut Personel Israel yang Dibangun dari Sasis MBT T-55

Berbeda dengan Achzarit, BMP-55 terbilang jarang terlihat, termasuk dalam penggunannya saat operasi tempur menghadapi Rusia. Saking langkanya, maka setiap penampakan BMP-55 menjadi sangat spesial.

Seperti dikutip The War Zone, foto-foto BMP-55 belum lama ini beredar di media sosial, yang kemungkinan pertama kali diunggah Telegram oleh channel Military Informant. BMP-55 adalah hasil modifikasi secara radikal dan diubah untuk mengangkut tentara melintasi medan perang. Sosok ranpur ini muncul di suatu tempat di Ukraina. Meskipun tidak jelas kapan atau di mana gambar tersebut diambil, tampaknya ini adalah pertama kalinya BMP-55 terlihat dalam konteks operasional.

Dalam foto nampak BMP-55, sebagian badan ranpur ini tertutup salju dan seperti telah ditinggalkan oleh awaknya. Meski ada kesan ditinggalkan, tapi tidak terlihat tanda-tanda kerusakan pada BMP-55. Dan satu lagi, tidak jelas apakah BMP-55 dalam foto berstatus masih berada di tangan pasukan Ukraina, atau telah direbut oleh pasukan Rusia.

Berbeda dengan pengembangan ranpur pada lazimnya, maka BMP-55 tidak pernah melewati prototipe untuk uji coba.

Awalnya, BMP-55 dikembangkan oleh Kharkiv Armored Repair Plant, fasilitas perawatan utama di kota Kharkiv di timur laut Ukraina. Pengerjaan proyek tersebut tampaknya telah dimulai sekitar tahun 2000, dengan tujuan memanfaatkan stok MBT T-55 yang berlebih, yang tidak lagi dianggap layak untuk digunakan di garis depan.

Dalam modifikasi ini, turret T-55 dilepas, dan armored troop-carrying hull baru dipasang pada sasis tank. Tidak seperti MBT T-55, IFV baru ini memiliki mesin dan transmisi di bagian depan badan, yang disediakan sebagai satu unit tunggal yang dapat diganti dengan cepat.

Data resmi dari pabrikan menyebutkan berat BMP-55 sekitar 28,5 ton dalam posisi tanpa persenjataan. Sementara itu, ada laporan tentang berat sekitar 44-46 ton, meskipun ini mungkin terkait dengan BMP-64 yang lebih besar. Prototipe BMP-64 dilengkapi dengan turret yang dipersenjatai dengan kanon otomatis 30 mm serta rudal anti tank yang diluncurkan dari tabung peluncur.

BMP-55 dilaporkan memiliki kapasitas untuk mengangkut hingga 10 pasukan, meskipun delapan orang pasukan infanteri standar ditentukan oleh pabrikan. Pasukan tersebut turun melalui jalur pintu baru yang dipasang di belakang, yang juga memudahkan untuk memuat korban yang luka.

BTR-58: Varian Terbaru APC Amphibi Produksi Dalam Negeri

BMP-55 yang terlihat dalam foto terbaru tampaknya memiliki peluncur untuk sepasang rudal anti tank berpemandu di stasiun RCWS yang dipasang di atas lambungnya, di sisi kiri kendaraan, meskipun tidak ada tanda-tanda keberadaan rudal itu.

Pada varian BMP-55 awal yang terdapat di museum, ranpur ini dilengkapi dengan remote weapon station di sisi kanan, yang dilengkapi dengan senapan mesin berat 12,7 mm, meskipun ini telah dilepas dari kendaraan.

Perlindungan lapis baja pada badan kendaraan BMP-55 tampaknya mampu menahan tembakan dari kanon otomatis kaliber 25-30 mm dari lengkungan depan, sementara lapis baja bagian belakang dikatakan mampu bertahan terjangan peluru penembus lapis baja 14,5 mm. Sementara itu, lapis baja yang diaplikasikan pada bagian bawah kendaraan dirancang untuk melindungi dari ledakan ranjau antitank TM-57 dan efek senjata serupa.

Meski tak meraih sukses dipasaran, BMP-55 tampaknya dikembangkan terutama untuk ekspor, menyediakan sarana berbiaya rendah bagi banyak negara yang mengoperasikan T-55 untuk mengerahkan armada kendaraan tempur infanteri berat ‘modern’. (Gilang Perdana)

Berusia 60 Tahun, MBT T-54/T-55 ‘Turun Gunung’ di Perang Ukraina, Inilah Plus Minusnya