Ikuti Jepang, Korea Selatan Persiapkan Kapal Induk untuk Tampung Jet Tempur F-35B
Menghadapi lawan yang sama, rupanya Korea Selatan mengikuti jejak Jepang dalam menyiapkan platform kapal induk yang mampu membawa satu skadron F-35B Lightning II. Bila Jepang telah memutuskan untuk melakukan modifikasi pada kapal induk JS Izumo, maka Korea Selatan agak berbeda, dimana Kementerian Pertahanan Korea Selatan tidak akan melakukan modifikasi pada Landing Helicopter Dock (LHD) Dokdo Class yang eksisting, melainkan Negeri Ginseng akan membangun platform kapal induk yang benar-benar baru untuk menaungi armada F-35B.
Baca juga: Persiapkan Kedatangan Jet Tempur F-35B, Jepang Mulai Modifikasi Kapal Induk JS Izumo
Lewat program akuisisi cepat, Korea Selatan nantinya akan memiliki total 60 unit F-35B, yang terdiri dari 40 unit F-35A dan 20 unit F-35B yang secara khusus punya kemampuan SVTOL (Short Take-off and Vertical Landing). Dan secara resmi pada 10 Agustus 2020, Kemhan Korea Selatan di Seoul telah mengumumkan program LPX-II, yaitu jenis kapal induk anyar yang dirancang dapat membawa 20 unit F-35B.
Program LPX-II yang sebelumnya disebut LPH-II, untuk pendanaan akan dimasukkan dalam rencana pengeluaran pertahanan pada periode 2021 hingga 2025. Rencana Korea Selatan untuk mengakuisisi kapal induk dengan kemampuan serbu amfibi dengan dek yang lebih besar pertama kali muncul secara terbuka pada tahun lalu. Dan pada Oktober 2019, Hyundai Heavy Industries (HHI) pun telah memenangkan kontrak untuk merancang LPX-II.
Desain LPX-II disebut-sebut mengacu pada LHD Dokdo Class dengan bobot mencapai 30.000 ton, atau 12.000 ton lebih berat dari Dokdo Class. Secara keseluruhan, LPX-II dengan dek yang lebih besar akan punya panjang dimensi yang lebih dibanding Dokdo Class. Meski belum ada desain final. Kementerian Pertahanan Korea Selatan telah merilis grafis LPX-II. Terlihat ada kesamaan dengan Dokdo Class, namun bila diperhatikan ada yang berbeda pada superstruktur, dimana LPX-II dilengkapi dengan cerobong ganda. LPX-II juga mengadopsi dua tiang oktagonal besar dan setidaknya ada dua antena array radar berukuran besar.
Dikutip dari navalnews.com (11/8/2020), disebut desain dek LPX-II dapat menampung delapan F-35B yang dalam posisi di parkir, serta satu pesawat yang tengah dalam proses lepas landas atau mendarat. Secara bersamaan, di dek tersebut juga dapat dimuati dua helikopter ukuran sedang sekelas UH-60P Black Hawk atau MUH-1 Surion yang dioperasikan Korps Marinir Korea Selatan. Guna menampung pergerakan F-35B, total bisa membawa 20 unit F-35B, maka LPX-II nantinya akan dibekali dua unit elevator di buritan untuk membawa pesawat/helikopter dari hanggar ke dek atas.
Baca juga: ROKS Marado (Dokdo Class) – Kapal Induk Helikopter Andalan Korea Selatan
Sebelumnya Dokdo Class juga telah mengadopsi dua unit elevator, namun hanya satu yang digunakan untuk akses helikopter, sementara elevator satunya lagi digunakan untuk akses/angkut amunisi dan peralatan pendukung.
Seperti halnya modifikasi pada JS Izumo milik Jepang, belum ada informasi yang jelas, apakah nantinya LPX-II akan dilengkapi ski jump atau tidak. Ski jump sendiri populer digunakan oleh kapal induk Inggris, Rusia, India dan Cina, lantaran untuk mendukung short take-off, kapal induk tersebut tidak dilengkapi catapult (ketapel) seperti halnya kapal induk milik AS.
Saat masih menyandang label LPH-II, HHI menyebut kapal induk baru ini nantinya juga dapat membawa 3.000 marinir dan 20 unit ranpur lapis baja amfibi. Pihak HHI mengatakan akan menyelesaikan desain LPX-II pada akhir tahun ini. Sementara AL Korea Selatan berharap dapat menerima kapal induk ini pada tahun 2030.
Baca juga: Endurance Class 170 – Ambisi Singapura Wujudkan Kapal Induk Helikopter
Selain Jepang dan Korea Selatan, besar kemungkinan negara berikutnya yang akan mengambil langkah serupa dalam adopsi kapal induk sejenis adalah Singapura, dimana Singapura merupakan calon operator F-35B. Meski tak spesifik untuk mengakomodir F-35B, Singapura telah punya rancangan Endurance Class 170 yang telah dirilis ST (Singapore Technologies) Marine. (Haryo Adjie)
Udahlah masbro, coba lihat dari segala kekisruhan LCS yg paling senang AS. Dagangan senjata AS jd laris manis karena Trump bikin ribut Korut dan China. Dulu Korsel hampir aja mau beli itu sistem rudal super mahal THAAD tapi banyak yg nentang. Indo hampir makan umpan AS beli Osprey. F35 ini jd bahan paksaan Trump buat Jepang dan Korsel klo mau dibantuin perang
Ngga jga bung @ sangkuriang, bkan cma USA yg ngmbil keuntungan dr LCS.. Rusia jga sama ngmbil keuntungan bahkan china jga ngmbil keuntungan yg lbih jelas Indonesia jga ngmbil untung jual LST ke filipina
Apapun bahasannya. Mau kapal induk. Mau bahas rudal. Mau bahas heli sekalipun..
Komennya tetep seputar SU35/F35/Viper/topan/singa berkepala elang
Kita harus segera membangun kekuatan,
kawan Pasifik sudah panas dingin, bergabungnya negeri2 muslim akan menjadi kekuatan penyeimbang. Dan bisa melepaskan diri dari penjajahan secara ekonomi dan politik.
Penjajahan opo lee..emangnya you tahu rasanya dijajah belanda/jepang dulu..kok ngomongnya dijajah melulu..kalau komen Nasional saja..jangan bawa rasisme
Agama hanya dijadikan alat politisi utk mencari,menambah dan mempertahnkan kedudukannya di pemerintahan
Realpolitik nya kepentingan strategis lebih penting lihat tuh iran dan.pakistan sekutu negara berpartai komunis
Harusnya kita mulai bikin juga LPH ini, kayaknya PT PAL udah punya prototypenya tinggal dimodalin. Masalah kekurangan helikopter kita isi seadanya aja misal Apache 2 biji, trus heli anti kapal selam, atau klo perlu kasih MLRS diikat diatas. Yang penting bisa nongol dulu lah ke LCS
Sy yakin PT.PAL bs bangun yg beginian, mslhnya heli penerbal saat ini cm sktr 19 unit dgn helipad yg tersedia d atas KRI >50, kayaknya lbh prioritas ngelengkapin jumlah helinya dulu, terutama yg full AKS.
Kapal2 escort nya juga harus disiapin. Kapal perang permukaan dan kapal selam kita masih minim. Masa LHD nya keluyuran sendirian.
Min,
Alinea 2, jumlah F35 kayaknya salah
Terima kasih atas koreksinya, sudah direvisi 🙂
Ini berita bagus utk Amerika semakin banyak Sekutu Amerika bangun kapal lhd semakin besar kemungkinannya pespur F35b diborong.
Mantap jiwa ! Segera beli LHD Korea ini 100 unit, utk menjadi sarang bagi Apache, Mi-53 dan Z-19, F-35B yg jg akan segera kita beli. Customisasikan dgn hanud Oerlikon (hibrid Ciron) dan HQ-9. Rudal anti kapal DF-21 utk sasaran permukaan jg bagus diinstal. Layarkan ke LCS dan LNU sbg unsur penggentar bg negara pengklaim wilayah. Laksanakan ! Bravo !
PT. PAL sudah bisa kok impor korea, PT PAL sudah punya LHD Star 50 dan LHD 244M..tinggal menunggu dana dari pemerintah
bisa sih bisa buat PT.PAL,Ono duite gk yg beli ???? wkwkwkw
Sepertinya secara teknis PT PAL bisa bikin LHD, cuma duitnya dari mana? Trus mampukah TNI membiayai biaya operasionalnya?
Waaahhh….siapkah indonesia dng kesiapan armada lautnya d kawasan…
Apakh antidot yg akan d persiapkan jk nantinya kawasan semakin penuh sesak dng alutsista canggih…
Yg lain sdh siap berlari….dn kita msih muter2 dng rumitnya pendanaan dn imbal dagang…TOT yg g pernah jlas klasifikasinya….
Semoga ohh semoga keajaiban dtng unt indonesia tercinta…ekonomi membaik…
Kita hhru juga bngun LHD secepatnya dri PT PAL 3 unit tiap2 armada 1 LHD.
Diisi heli tempur dgn kemampuan rudal anti kapal
Antidotnya kita berdoa, lalu kita ke dukun buat santet musuh, terus siapkan bambu runcing di rumah masing2 buat pertahanan semesta
klo indonesia ingin mmiliki LHD, selesaikan trlebih dahulu proyek KFX/IFX dan smoga mmakai sistem V-TOL tp kyak.y blum siap krna kapal LHD ini jga hrus ddampingi kapal sekelas Destroyer dan Indonesia blum mncapai kapal sekelas Destroyer dan hnya brkutik di Frigate dan korvet. saya msih btuk mnimal 10 thn untuk mmpersiapkn sgala y
Yesss……gelar tiker sembari nunggu para komentator idola : @Apem, amd, bionics, beam, bonbon, kampanye ndasmu, pendapat saya, tukang pikul, dkk 🤗🤗🤗
Jgn Lupa Kopi dan kacang rebus om..wkwkw
Singapore sdh mau pakai LHD Endurance 170.
Di Kita masih sibuk rame saling serang akuisisi pengganti F-5 Tiger yg Tak kunjung berakhir. Tpi kayaknya yg seru biasanya fans Sukhoi dan fans Gripen (tpi sayang mungkin 2-2 nya tdk diambil sbg pengganti Tiger)
Rafale dibilang kemahalan, Thypoon dibilang jadul krn T-1, Viper antri lama, F-35 kagak mungkin bukan sekutu, IFX kita ditipu batalkan saja..terus kudu piye?? Serahkan Ada TNI AU usernya utk memilih. Semoga bisa menghadirkan Rafale/F-35 dan Viper 🙂
LHD Endurance 170 itu niru konsep LHD Star 50 dan LHD 244M..tinggal nunggu dana dari pemerintah
LHD Endurance 170 cuma 170 meter dan 19.000 ton
LHD 244M panjangnya 244 meter dan sampai 25.000 ton