IFF Bird Slicer: Absen di F-16 Fighting Falcon TNI AU
Radar AN/APG-66 pada jet tempur F-16 A/B Fighting Falcon TNI AU secara teori mampu mengendus sasaran dari jarak 150 km. Seperti pada insiden di atas Bawean tahun 2003, setelah dipandu dari radar GCI (Ground Controlled Intercept), dua unit F-16 dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi yang ditugaskan melakukan pengejaran pada black flight akhirnya dapat mengenali identitas sang penyusup, yakni F/A-18 Hornet dari USS Carl Vinson yang tengah berlayar di Laut Jawa. Namun pengenalan identitas F/A-18 Hornet dilalukan lewat pengamatan langsung sang pilot, alias memanfaatkan darto (radar moto – bahasa Jawa berarti mata).
Baca juga: F-16 C/D Block 52ID – Welcome The New Indonesian Fighting Falcon
Meski tidak terkait langsung dengan babak akhir dari suatu duel pertempuran di udara, kemampuan mengenali identitas lawan menjadi poin penting bagi pilot. Dengan mengetahui lebih dini siapa potensi lawan yang akan dihadapi, situational awareness pilot akan lebih maksimal, obyek tak dikenal pada layar radar atau HUD (Head Up Display) bisa memberi informasi lebih presisi terkait lawan. Dengan begitu, pilot bisa lebih mempersiapkan strategi dalam meladeni pertarungan bila kondisi memaksa, dan yang lebih penting pilot dapat melaportkan pada komando di atas tentang situasi lebih detail.
Dan perangkat identifikasi pada sasaran, apakah itu kawan atau lawan, akrab disebut sebagai IFF (Identification Friend or Foe). Dan sayangnya perangkat IFF ini belum hadir di elemen jet tempur TNI AU, termasuk pada F-16 A/B dan C/D Block 52ID. Padahal jika di compare dengan F-16 milik Thailand dan Singapura, F-16 milik kedua negara tetangga sudah dilengkapi antena IFF yang terintegrasi.
Keluarga F-16 melengkapi antena IFF dalam wujud empat sirip kecil yang disematkan di bagian depan kokpit. Karena desain yang unik, IFF yang masuk ke dalam Advanced IFF (AIFF) ini juga dikenal dengan sebutan “bird slicer.” Tidak ada keharusan F-16 keluaran baru yang bisa dipasangi AIFF, pasalnya F-16 versi ADF (Air Defence Fighter) dari Block 10/15 yang telah di upgade banyak yang sudah dipasangi bird slicer. F-16 ADF adalah versi yang digunakan oleh US Air National Guard. Biasaya instalasi bird slicer dilakukan bersamaan pada program MLU (Mid Life Update). Sementara untuk F-16 lansiran terbaru, seperti di Block 60 , AIFF sudah melekat sebagai standar fitur yang ditawarkan dan diintegrasikan pada radar.
Baca juga: Tawarkan F-16 Viper ke Indonesia, Lockheed Martin Hadirkan Simulator Kokpit


Bird slicer pada dasarnya serupa dengan transponder pesawat sipil untuk mengenali dan memberi tahu suatu posisi pesawat. Namun karena digunakan untuk kebutuhan militer, transponder IFF dilengkapi enkripsi pada sinyal, tujuannya agar proses identifikasi pada sasaran dapat berlangsung senyap, apakah sasaran di depan lawan atau kawan?
Jenis antena AIFF yang digunakan di F-16 umumnya merujuk ke AN/APX-109 produksi Northrop Grumman. Transponder AN/APX-109 mengintegrasikan fungsi interrogator, receiver-transmitter reply evaluator, synchronizer, transponder, COMSEC units, dan control functions ke dalam single package untuk menghemat bobot dan ruang. Tanpa adanya kemampuan IFF, dalam suatu pertempuran udara, baik dalam skenario dog fight (duel jarak dekat) dan beyond visual range (tempur jarak jauh), sangat rentan terjadi salah tembak pada pesawat tempur kawan atau bahkan pesawat penumpang sipil. Bila F-16 Thailand dan Singapura sudah dipasangi bird slicer, idealnya F-16 TNI AU juga harus dipasangi perangkat IFF ini. (Gilang Perdana)
Kalo IFF Bird Slicer tdk ada trus gmn mendeteksi/berkomunikasi antara f16&su 27/30 kita??
Pdhal pswt tmpr kita sring patroli scra brsama2 antara f16&sukoi kita
@indo elite
alasan mbuketnx su-35
1. rusia ngotot menolak tot
2. uzbekistan yg sblmnx siap mnjd negara pnjamin dlm proses pmbelian su-35 tiba2 mundur
alasan mengapa muncul typhoon & f-15
1. airbus & boeing mau mmbantu dlm akses 4 teknologi kunci yg ditolak oleh pmerintah amrik. sjatinx amrik mau saja mmberi akses 4 teknologi kunci trsebut tp dgn syarat kita wajib mmbeli f-35 tp kita blm bisa mengiyakan krn mahal, logistic nightmare banget & bakalan mngganggu procurement yg akan dibangun sprt national datalink & pesawat aew&c
2. faktor arab saudi yg siap mmbantu fasilitas & sarana baik pelatihan pilot & awak darat tanpa dipungut bayaran srta siap jd negara penjamin tanpa dikenakan bunga. arab saudi mengoperasikan kedua pespur tsb
Wah, coba beli 2-2 nya baik EF Typhoon dan F15SE… 2-2 nya service ceiling lebih tinggi dari Su-35, coba kalau RI punya 48 F15SE dan 48 EF typhoon, wuih pasti sangat kuat RI nantinya.
Asyem …Rumit juga ya bung..Dalam artian rumit..Memang tiada makan siang gratis,itu saja pembeliannya typhoon dan F 15 pasti ada minimalnya…Ok jika kita beli typhoon,cocoknya disandingkan dengan apa ya..Harus cari yg lebih murah dari Viper kayakna,..Setahu saya typhoon full armament mahal,penjegalan Sukhoi yg tragis(saya tidak melihat dari d sisi ini aja lho..Xixiixixi)Sebenarnyaa Kalo Russia menolak TOT,kita beli juga gak banyak,itu juga produk baru,..Wajar..Lha utk mendapatkan 4 teknologi kunci saja harus beli F35,Kalo lihat dari sisi TNI AU…Wah kasihan banget..Dibentengi pake tembok China ini…Seumpama..Kita beli SU 35 bung..Maaf kepo lagi..Russia mau kasih TOT dengan minimal pembelian berapa unit ya(maksutnya umumnya beli berapa unit pesawat,atau tiap2 produk beda2 standartnya) apa pembelian2 sukhoi yg dahulu tidak kehitung soalnya walaupun sedikit2 tapi nambah terus kita dari 4 ke 16..Soryyy…Kepo melulu…ahahhaha
bung @ayam jago,..bukanny korsel yg deh brsedia beli f35 buat dapetin 4 teknologi tsb,..aja msh blom dpt jaminan dr amrik, makany ampe skrg perundingan mrk msh trkatung2 …aplg, skrg presiden usa deh ganti lg,..kaya’ny si trump lbh keras soal ini…
knapa kita konsen k gripen?…typhoon bukanny lbh mahal dr f15 dr segi hrga n maintenance nya…mungkin arab saudi brsedia jd pnjamin k kita,..kalo serius ama gripen…TOT dr gripen mnurut saya, yg trbaik dbanding kompetitor laennya….
cost mainteance ny jg pling kecil dibanding typhoon, f15,su35,rafale,viper…soal kemampuan jg layak disandingkan ama yg laen.
F-16 yg kcelakaan di rusmin itu jenis blok apa?apa TS1603 tipe AB punya skuadron03 madiun..masih kah bisa di prbaiki sprti sediakala
Kemungkinan Bodi/Airframe retak/patah parah
Namun tidak Total Loss, beberapa bagian masih bisa dipakai suku cadang
Di Koran Kompas Rabu 15 Maret 2017 ada berita soal F-16 yg nyungsep. Di situ ditulis F-16 ini total loss. Lalu di akhir artikel ada tulisan soal berita 2016 di surat kabar AS soal warga AS yg ditangkap krn menjual suku cadang F-16 secara ilegal.
Yg dijual adalah suku cadang rem. Dan dia menjualnya ke Indonesia.
Gugling di internet masih banyak berita 2016-nya http://www.sltrib.com/news/3601240-155/utah-man-charged-with-exporting-f16
“An indictment unsealed last week alleges Williams exported two F-16 aircraft brake assemblies.”
Apa kita selama ini juga beli ilegal suku cadangnya?
Karena tidak kena embargo seharusnya dibeli secara resmi . Harus diselidiki oleh POM TNI kebagian pembelian barang . Cari jaringannya di Indonesia ungkap semua penjarakan . Siapa tahu barang yang di beli hasil rekondisi atau barang yang sudah aus /rusak dibuat seolah-olah baru .
Makasih bung errik mantap infonya.
@errick
Waktu kasau yang sebelumnya bukankah AU sdh teken kontrak dg DMGtech Holding yang berbasis di US dan UK utk menyuplai/repair spare part&komponen pespur,termasuk sukhoi family….lha kok masih ada kejadian spt ini?
Tapi soal penjualan sparepart militer scr gelap baik disini/diluar negri sdh terjadi sejak era ORBA dulu….salah satu korbannya adl Herkules yang jatuh dicondet (dimuat dimajalah angkasa beberap bulan lalu). Menurut hasil investigasi ada mafia terkoordinir yang melibatkan beberapa oknum skatek di madiun, jogja dan halim terlibat dlm penjualan sparepart militer untuk maskapi swasta.
Fakta ini (pembelian spare part f-16 scr Ilegal dr US) berbanding terbalik dg kengototan “oknum” tertentu pd periode sebelumnya utk memasukkan awe-101….lalu bgmn dg sparepartnya? Dikawasan asia-pasifik hanya jepang yang mengoperasikan awe-101.
#Baru sekarang terkuak satu demi satu…
Barang BM lebih murah, tapi mutu tidak jelas
Barang BM tanpa melalui Bea Cukai, Pajak, dst……….
Salah satu Contoh BOBROK nya pengadaan Alutsista kita
@errick
Jangankan sucad yang berupa printilan gitu…lha wong heli segede gaban aja gak ada tahu sapa yang beli?!!!!
pesawat F16 tergelincir dan terbalik di lanud roesmin nuryadin .. mal function pengereman ( 14/03/2017 ) .. semoga ga total lost udah 2 yg ancur …
TS-1603, jadi F-16B tahun 1989
bukan F-16C/D 52ID
Dan tidak Hancur/Total Loss, masih bisa diperbaiki
F-16 Nyungsep lagi di pangkalan Pekanbaru Riau
TS 1603, berarti F-16A pembelian tahun 1989
Ralat : F-16B (Tandem), Penyebabnya Rem Blong
Kelihatannya kerusakannya lumayan parah, karena posisi terbalik
ini bkn dari f16 ’52id’ hibah ya??….kalo iya’ mkn abis neh pespur jd bahan olok2, stlah 1 kbakar…
TS-1603, jadi F-16B tahun 1989
bukan F-16C/D 52ID
memang semua itu pembelian jaman sby .. hehehe , seperti t50i , sekarang ksau yg baru akan merubah t50i sesuai asasinya yaitu pesawat tempur ( spesifikasi fa50) bukan pesawat aerobatik yg dibeli karena tradisi bukan inovasi membentuk angkatan udara yg modern ( pernyataan dan tujuan yg hebat dari KASAU yg baru )
Tambah lucu menurut saya
Bukan ide yang baik dan kerkesan KERE
Pesawat Aerobatik harus tetap Aerobatik
Sebagai wakil bangsa untuk Aerobatik Jet
Kalau KT-1 itu Aerobatik Propeler
Yang Benar adalah menambah lagi FA-50 secara lengkap
Aussy, brazil juga “cuma” pake pesawat propeller toh? Tapi ga terlihat kere
Sudah tepat kebijakan mengurangi jumlah tim aerobatik menjadi satu tim saja….krn konsekuensinya, (menurut standar) para pilot aerobatik serta pesawatnya selama bertugas “hanya berlatih dan berlatih” tanpa diselingi dg penugasan lain, termasuk pendidikan bg pilotnya krn akan menurunkan keseragaman intensitas latihan&mental/kesiapan diantara para pilotnya (ini temuan waktu kecelakaan 2 pesawat tim aerobatik jupiter yang menggunakan hawk mk-53 di madiun)
Dg anggaran yang terbatas, jumlah pilot baru yang bisa dicetak, jumlah pilot&pesawat yang jg sama2 terbatas, sdh benar jika saat ini tim elang biru dikonversi mjd skadron tempur tulen
Ausy ngak kere karena punya 100-an pesawat tempur sejati
Brazil ngak kere juga karena bisa beli Gripen NG lebih dari 2 lusin sekaligus tidak mencicil
Tentunya kita bisa lebih dari 2 Negara tersebut bukan ?
Sejak dulu kita punya Team Aerobatic Jet dengan Hawk MK53
sekarang malah tidak………
ini penurunan bukan ?
Aslinya kita sangat bisa membeli FA-50 lagi
Sayang manajemennya AMBURADUL dan NGAWUR
sehingga menghasilkan High-Cost
Ibarat Perusahaan sudah kolaps karena Manejemennya Ngawur