IAG Jaws 4×4: Opsi Baru Rantis Lapis Baja Unit Anti Teror Mabes Polri
|Toyota mestinya patut berbangga telah merilis seri Land Cruiser dan Hilux, selain kondang di jagad kendaraan off road sipil. Kehandalan Toyota Land Cruiser rupanya juga menarik minat pengembang industri karoseri pertahanan untuk menciptakan rantis (kendaraan taktis) dari basis Toyota Land Cruiser dan Hilux. Entah yang ‘diambil’ adalah sasis atau mesinnya, di pasaran kini terwujud sosok rantis tangguh yang beberapa dioperasikan untuk kebutuhan pasukan khusus.
Baca juga: ILSV Black Navy 4×4 – Rantis Lapis Baja Produksi Dalam Negeri Untuk Korps Brimob
Setidaknya di lingkup TNI/Polri ada ILSV (Indonesia Light Strike Vehicle) 4×4 yang kini dioperasikan Korps Brimob, rantis lapis baja ini dibangun dari sasis dan mesin Toyota Hilux. Kemudian bergeser ke Korps Baret Merah Kopassus, ada Jankel Al-Thalab LRPV (Long Range Patrol Vehicle) 4×4, rantis intai serbu jarak jauh ini dibangun dari sasis Toyota Land Cruiser pickup dan mesin Toyota Hilux. Dan setelah ILSV dan Jenkel, kini ada satu lagi rantis lapis baja yang dioperasikan unit anti teror Mabes Polri yang dibangun dengan cita rasa Toyota.
Yang dimaksud adalah IAG Jaws dari International Armored Group (IAG). Dari segi tampilan, memang tak ada yang terlalu spesial dari IAG Jaws, jika dibandingkan Pindad Komodo 4×4 atau ILSV. Namun toh, setiap rantis, apalagi yang digunakan pasukan anti teror pastinya punya ‘kelebihan’ tersendiri yang mungkin ada beberapa spesifikasinya tak bisa diumbar ke publik.
IAG Jaws 4×4 meski terdengar baru di telinga, namun sejatinya rantis APC ini sudah diperkenalkan IAG pada ajang Indo Defence 2016. Saat itu, IAG memboyong dua tipe rantis lapis baja, yaitu IAG Guardian 4×4 dan IAG Jaws 4×4. Dari spesifikasi, IAG Guardian 4×4 ada di level yang lebih tinggi, bisa dilihat dari dimensi, kemampuan mesin, daya muat personel dan payload. IAG Guardian pun telah berpredikat battle proven dalam penanganan krisis di Irak. Tentang IAG Guardian sudah pernah kami kupas di artikel terdahulu.
Baca juga: IAG Guardian 4×4 APC – Battle Proven di Irak, Kini Ditawarkan di Indonesia
Untuk IAG Jaws 4×4, rantis lapis baja ini pertama kali diperkenalkan pada ajang International Armoured Vehicles (IAV) di Februari 2013. Pihak manufaktur menyebut, kendaraan ini cocok untuk kebutuhan militer dan misi keamanan sipil serta kepolisian.
IAG Jaws 4×4 dibangun dari sasis Toyota Land Cruiser 200 series, yang tak lain adalah varian komersial. Kendaraan ini memiliki tata letak konvensional dengan mesin di depan, bagian awak di kompartemen tengah dan pasukan di belakang. APC ringan ini dirancang untuk menawarkan mobilitas tinggi sambil menawarkan perlindungan masksimal.
Untuk urusan perlindungan, IAG Jaws 4×4 bodinya dibalut standar NIJ III-a /CEN B4 (STANAG 4569) atau bisa ditingkatkan ke NIJ IV/CEN B7. Level proteksi rantis ini untuk menahan terjangan proyektil kaliber 5,56 mm dan 7,62 mm NATO. Bila kustomer mennginginkan lebih, Jaws dapat saja dipasangkan add-on armoured kits. Bagian depan, samping, belakang, atap dan bawah dirancang untuk menahan terjangan balistik yang datang dari semua sudut. Dua awak dan enam penumpangnya terlindungi dengan baik dari ancaman ledakan eksplosif. Kendaraan ini juga dilengkapi dengan sistem tempat duduk berteknologi blast attenuation seating system untuk melindungi personel dari dampak ledakan. Sistem ini mengurangi gelombang ledakan dan gaya tekanan ke bawah yang ditimbulkan pada efek ledakan.
IAG Jaws dilengkapi dengan turret yang dipasang di atap untuk observasi. Sementara di setiap kursi dilengkapi port yang memungkinkan pasukan untuk mengarahkan dan menembakkan senjata individu mereka. Untuk mobilitas keluar masuk personel, melalui pintu di kedua sisi serta pintu belakang.
Seperti halnya IAG Guardian, IAG Jaws juga ditawarkan dalam varian mesin bensin dan mesin diesel. Untuk mesin diesel menggunakan 4.5L V8 twin-turbo yang menghasilkan tenaga 232 hp, sementara untuk mesin bensin menggunakan 4.6L V8 petrol yang menghasilkan tenaga 304 hp. IAG Jaws mengusung transmisi otomatis dengan enam tingkat percepatan. Jaws memiliki suspensi depan double wishbone independen, dan suspensi belakang tipe balok. Sistem penggerak empat roda penuh waktu memastikan mobilitas tinggi di medan kasar.
Tentang IAG, merupakan perusahaan asal Kanada yang didirikan dua dekade lalu oleh Anton Stefov, IAG kini telah memiliki basis produksi di luar Kanada, yakni di Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan Turki. (Gilang Perdana)
D tes dulu kalo 3 rpg atau 2 kornet 1 javelin tidak apa2 baru beli. Bs aja teroris skrg make atgm
Beli ini rantis apa juga dapat bonus (bisa bawa) sang model yg ada di foto paling atas itu?
Semuanya dengarya, TNI dan Polri, Menhan dan pemerintahan RI itu sudah berpengalaman, mereka tau lebih, punya info lebih daripada kita cuma orang yang duduk ngeliat internet setiap hari, jadi mohon jangan sok sok mendikte kayak kita ini udah yang paling tau
bikin enég ngeliatnya, pusing liatin keyboard warrior terus
Ngawur…..kita yang nggaji mereka bro
kita bayar pajak A sampai Z bro,
tiap tahun naikkkk teruuuuss
dan benar mereka sangat berpengalaman.
dan semakin canggih.
hingga bikin KPK kelabakan
sampai ada korban di KPK
Tidak perlu jg ngeles…semua jg tau “budaya” aparatur RI,ada sogoknya…yg jelek jadi bagus,yg bagusss kebagusan gak ada “cepek-an” nya gak laku capé dehhhh
buatan luar lagi yaa ???
coba di test dulu, apa sdh sesuai brosur nya
Impor lagi impor lagi
Gitu mau Indonesia maju
Mimpi………
Xixixi mas naked marah2…
Mengapa masih perlu impor ?
Karena kapasitas industri pertahanan dalam negeri walaupun baik bumn maupun swasta digabung kapasitasnya masih sangat terbatas, sedangkan demand / kebutuhan minimum yang mendesak untuk rantis sangatlah banyak.
Coba yang butuh rantis siapa saja ?
Kostrad, kopasus, infantry reguler kodam, paskhas, marinir, brimob, dll.
Kostrad ada berapa divisi, kopasus ada berapa grup, infantry reguler berapa divisi kodam, paskhas berapa resimen, marinir berapa pasmar, brimob berapa polda ?
Jika 1 kompi butuh minimal 2 unit, ada berapa kompi pasukan tni dan polri di RI ?
Jadi kebutuhan minimal berapa ?
Ribuan unit.
Apa bisa itu tercukupi oleh pindad dll ?
Bisa, tapi sangaaaaat laaaaamaaa, bisa makan waktu belasan tahun.
Karena kebutuhan sangat mendesak, mau cepet, perlu impor.
Tunggulah 5-10 tahun nanti manakala fasilitas Pindad di Lampung jadi, produksi bisa 10-20 x lipat atau lebih dari yg bisa diproduksi sekarang.
Sebetulnya tidak om…malah banyak karoseri yang nganggur.
Coba saja dibuka tender pengadaan (kalau transparan), dijamin dikroyok tuh tendernya.
Contohnya pengadaan kapal TNI-AL, dulu hanya PT. PAL yang buat…sekarang keroyokan.
Tidak usah menunggu…harus sekarang !!!
Malaysia, Thailand dan Philipina sudah mulai mengejar….
adminnn … mohon maaf lahir bathin yaa minnn…. mohon maaf bila ada salah2 kata dan perbuatan yaa…
@Adidas: Mohon maaf lahir dan batin juga ya… 🙂