Howitzer KH-178 TNI AD Tampil di Super Garuda Shield 2024, Tembakan Amunisi Tajam
|Sempat disebut punya tingkat akurasi yang kurang memuaskan, nama meriam howitzer tarik KH-178 seolah ‘tenggelam’, meriam buatan Korea Selatan ini juga jarak ditampilkan dalam ajang pameran pertahanan. Namun, dari Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield 2024 (26 Agustus hingga 6 September 2024), rupanya KH-178 kembali ikut disertakan oleh TNI AD, termasuk berhasil melakukan uji tembak menggunakan amunisi tajam, bersama meriam howitzer M119 105 mm milik Angkatan Darat AS.
Di segmen artileri medan, pada Super Garuda Shield juga mengikutsertakan howitzer LG I MK II 105 mm milik Korps Marinir TNI AL, sehingga ada tiga jenis howitzer tarik di kaliber yang sama terlibat dalam Super Garuda Shield 2024 di wilayah Situbondo, Jawa Timur.
KH-178 adalah produksi Hyundai WIA Corporation (dulu Kia Machine Tool Company) dari Korea Selatan. Mengadopsi kaliber 105 mm, KH-178 dapat digolongkan sebagai howitzer ringan yang awal produksinya dimulai pada tahun 1984. Dasar dari rancangan meriam ini berasal dari meriam buatan Amerika Serikat M101 yang digunakan secara masif dalam Perang Korea di tahun 50-an.
Dari spesifikasinya, KH-178 dengan bobot 4.480 kg ini dapat melontarkan proyektil hingga 15 kali dalam satu menit. Jarak tembak maksimum mencapai 14.700 meter dan dapat menembakkan beragam tipe amunisi kaliber 105 mm yang sesuau dengan standar NATO. Khusus dengan penembakkan Rocket-Assisted Projectile (RAP) bisa menjangkau 18.000 meter. KH 178 punya panjang 7,6 meter dan lebar 2,1 meter.
Dalam beberapa pemberitaan disebutkan bahwa pembelian meriam ini merupakan lanjutan dari Kontrak Eksport (KE) pembelian alutsista TNI AD dari Korea. Tapi berdasarkan informasi yang dikutip dari Majalah Commando Edisi 6 Tahun 2012, disebutkan uji tembak KH-178 tidaklah memuaskan dalam hal akurasi yang diinginkan. Ditambah bobot meriam ini yang dinilai jauh lebih berat dari kompetitornya.
TNI AD dikabarkan justru kesemsem dengan meriam asal Perancis, yakni LG-1 MK III. Dalam pengujian oleh Pussenarmed TNI AD, meriam ini dapat menampilkan performa yang memuaskan, bahkan mampu menandingi meriam M2A2 yang legendaris. LG-1 dalam versi yang lebih senior, LG1 MK II telah digunakan oleh Resimen Artileri Korps Marinir sejak tahun 1994.
Selain sudah punya rekam jejak yang menarik di Indonesia, LG-1 juga diproduksi oleh Nexter, yang tak lain produsen Caesar 155mm. Yang menarik lagi, bobot LG1 MK III hanya 1,5 ton, artinya 1 unit pesawat angkut berat C-130 Hercules dapat membawa 4 pucuk LG1.
Pada pameran pertahanan ADEX 2023 di Korea Selatan, Hyundai WIA sempat memperkenalkan varian rantis KIA K351 KLTV (Korea Light Tactical Vehicle) 4×4 yang dimodifikasi dengan sasis panjang, yakni untuk dilengkapi howitzer KH-178 pada bagian belakang versi pick-up. Pada kendaraan ini juga dibekali sistem peredam hidro-pneumatik yang mampu mengurangi gaya tolak. Namun, empat outrigger yang dioperasikan secara hidrolik diperlukan saat menembak.
Aktuator traverse dan elevasi dilakukan secara elektrik, begitu pula sistem tembaknya. Awaknya berjumlah dua orang, pemimpin seksi dan penembak, ditempatkan di kabin lapis baja bagian depan, pos komandan dilengkapi dengan komputer dan layar kendali tembakan, catu daya tambahan juga dipasang, sementara kendaraan dilengkapi dengan sistem navigasi inersia/satelit. (Gilang Perdana)
Kalau Dr wiki, Korea hanya pakai 18 pucuk Dan sdh retired tahun 2000. Indonesia 54 pucuk produksi 2010, negara lain cuma Chile 16 pucuk 1991. Bingung kan 😁
antara harga murah ato kick-backnya yg lumayan $$$ , mangkanya dipilih walo bukan keinginan user-nya, wkwkwk
cukup sudah beli alutsista dr korsel.serba ga memuaskan mulai dr kapal selam,pesawat latih t-50,meriam.banyak hal tapi ga etis dibuka