Update Drone KamikazeKlik di Atas

Hizbullah Tembak Jatuh Drone Hermes 450 Israel dengan Rudal Hanud 358

Sebelum melancarkan serangan presisi, umumnya militer Israel akan menerbangkan drone intai MALE (Medium Altitude Long Endurance) guna melakukan klasifikasi dan identifikasi sasaran di wilayah operasi, atau menjalankan misi Intelligence, Surveillance, Target Acquisition, and Reconnaissance (ISTAR). Namun belum lama beredar, pasukan Hizbullah di Lebanon selatan berhasil menembak jatuh drone intai Hermes 450 milik Israel, dan disebut-sebut yang menjatuhkan adalah rudal hanud 358.

Baca juga: Iran Pamer ke Menhan Rusia, Rudal Hanud Misterius “358” yang Disebut Berbiaya Murah

Rudal hanud 358 debutnya terbilang baru, yakni pertama kali dipamerkan saat kedatangan Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu, yang bertandang ke Iran pada 25 Juli 2023. Rudal 358 memiliki panjang sekitar 2,75 meter dan memiliki bodi utama berbentuk silinder. Rudal tersebut dapat bermanuver selama penerbangan dan juga memiliki sistem panduan inersia dengan navigasi satelit.

Rudal ini dilengkapi dengan mesin berbahan bakar padat dan diluncurkan dari peluncur berbasis darat. Kemudian menggunakan sistem propulsi air-jet. Rudal 358 menuju ke lokasi tertentu dengan kecepatan rendah, lalu mulai terbang dalam pola angka delapan hingga menemukan target. Bagaimana tepatnya target ditemukan masih belum jelas pada saat ini. Lamanya waktu di udara untuk rudal ini juga belum diketahui.

Secara keseluruhan, kelayakan konsep rudal hanud ini masih menjadi pertanyaan. Kecepatan rudal yang rendah berarti rudal tersebut tidak berguna untuk melawan jet tempur yang bergerak cepat dalam banyak skenario dan lebih cocok untuk mencoba mencegat target yang lebih lambat seperti helikopter dan drone.

“Seorang pejabat militer Amerika Serikat mengatakan bahwa 358 rudal dari Iran telah ditembakkan terhadap drone MQ-9 Reaper milik AS yang terbang di wilayah udara Yaman,” menurut laporan New York Times tahun 2020.

Rudal 358 dikenal juga sebagai Saqr (Hawk), dan diduga telah dipasok oleh Iran untuk memperkuat kekuatan proxy Iran yang terbesar di Lebanon, Suriah dan Yaman.

Sementara Hermes 450, drone intai yang dijatuhkan rudal 358, namanya tak asing lagi, lantaran drone produksi Elbit System ini, telah beroperasi di Asia Tenggara, yakni digunakan oleh Singapura dan Filipina.

Secara spesifikasi, drone yang per unitnya berharga US$2 juta berada dibawah Heron. Bisa dilihat dari sisi endurance, Wikipedia menyebut 20 – 30 jam, sementara pihak AU Singapura menyebut endurance dikisaran 14 jam. Hermes 450 punya kecepatan maksimum 176 km per jam, dan kecepatan jelajah 130 km per jam. Nah, soal payload yang bisa dibawa adalah 150 kg.

Hermes 450 – Drone Pengintai Lapis Kedua AU Singapura

Payload yang bisa dibawa pada Hermes 450 mencakup perangkat electro optical, FLIR (Forward Looking Infra Red) dan laser designator. Drone berbentuk mirip pensil ini juga dapat difungsikan sebagai sistem relay untuk jaringan komunikasi saat kondisi darurat.

Hermes 450 dioperasikan oleh dua awak. Satu pilot bertugas di GCS (Ground Control Station) dan seorang pengendali yang mengarahkan drone saat proses take off dan landing. Dengan pola ini, peran pilot di GCS dapat lebih berkonsentrasi pada penyiapan misi dan memantau kondisi serta parameter lainnya. (Gilang Perdana)

2 Comments