Update Drone KamikazeKlik di Atas

Hindari Friendly Fire Pada Peperangan Laut, Dislitbangal Kembangkan Identification Friend or Foe

Potensi terjadinya salah tembak yang mengakibatkan salah sasaran ke kawan sendiri (friendly fire), tak melulu jadi momok di matra darat dan udara. Dalam skenario peperangan di laut lepas, potensi salah tembak menjadi hantu yang menakutkan. Terlebih dalam birunya cakrawala, ditambah dengan warna dan desain antar kapal perang yang mirip satu sama lain, terjadinya salah tembak amat mungkin terjadi, terutama bila identifikasi visual dalam jarak jauh atau cuaca buruk bisa memperberat tugas identifikasi tersebut.

Baca juga: IFF Bird Slicer – Absen di F-16 Fighting Falcon TNI AU

Seperti halnya di matra udara, pada kapal perang modern sudah lazim bila ada perangkat IFF (Identification Friend or Foe). Seperti halnya di pesawat terbang, IFF di kapal perang juga mengandalkan basis radio untuk mengidentifikasi mana lawan dan mana kawan. Dalam prakteknya, baik pertempuran laut jarak dekat dan jarak jauh, khususnya yang melibatkan peran beberapa kapal perang, sangat sulit untuk membedakan posisi lawan dan kawan.

Logikanya setiap kapal perang sudah mengadopsi perangkat IFF, khususnya pada kapal perang yang mempunyai fasilitas PIT (Pusat Informasi Tempur), yakni ruang yang mengendalikan elemen sensor, weapon and control (Sewaco). Dan guna mendorong kemandirian alutsista, Dinas Penelitian dan Pengemngana Angkatan Laut (Dislitbangal) telah merilis perangkat IFF produksi lokal.

Seperti jamaknya sistem IFF yang terdapat di kapal perang, IFF Dislitbangal terdiri dari dua komponen, yaitu pemancar atau IFF transponder dan IFF interrogator.

Baca juga: Flashing Light to Text Converter – Komunikasi Antar Kapal Perang Saat Jalankan “Radio Silent”

Dalam spesifikasi yang dipaparkan dalam Bursa Alutsista Balitbang Kemhan di Pondok Labu, Jakarrta Selatan, beberapa waktu lalu. Disebutkan transmisi untuk transponder berjalan di frekuensi 1090 Mhz dan transmisi interrogator di frekuensi 1030 Mhz. Sementara frekuensi penerimaannya masing-masing di 1030 Mhz dan 1090 Mhz. Kedua komponen membutuhkan power transmit 60 dBm. Ada empat mode operasi yang bisa digunakan dan telah memakai sistem enkripsi.

Agar mudah diimplementasi, IFF Dislitbangal ini juga telah mendukung aplikasi berbasis sistem operasi Windows 7 dan 8. (Bayu Pamungkas)

4 Comments