Update Drone KamikazeKlik di Atas

“Helo-Jo” Escape Capsule – Sistem Penyelamat Darurat Helikopter dengan Kapsul dan Parasut

Dengan karakteristik operasional dan desain, helikopter lebih rentan terhadap kecelakaan serius dibandingkan dengan pesawat sayap tetap (fixed-wing). Untuk itu, pada awal dekade 60-an sempat dikembangkan sistem penyelamatan darurat yang terbilang unik, yakni penggunaan kapsul berparasut, atau disebut “Helo-Jo” escape capsule.

Baca juga: Bukan Bell-412, Helikopter Jatuh yang Ditumpangi Presiden Iran adalah Bell-212, Ini Bedanya

“Helo-Jo” adalah nama prototipe kapsul penyelamat modular yang dirancang untuk helikopter, yaitu digunakan pada model helikopter UH-25B, dan diuji pada tahun 1966. Konsep ini dikembangkan untuk meningkatkan keselamatan kru dan penumpang helikopter, terutama dalam situasi darurat seperti kehilangan kendali atau insiden di udara. Kapsul ini berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi kru dan penumpang, mirip dengan pod ejectable pada pesawat tempur.

Saat terjadi keadaan darurat, kapsul ini akan dilepaskan dari helikopter menggunakan mekanisme eksplosif ringan atau sistem pelepasan cepat. Setelah dilepaskan, kapsul akan turun menggunakan parasut untuk mendarat dengan aman di tanah atau air.

Pada tahun 1966, dilakukan pengujian untuk menilai keandalan sistem pelepasan kapsul dan efektivitas parasut dalam menyelamatkan kru dan penumpang. Dan yang tak kalah penting, menguji apakah konsep ini dapat diterapkan secara praktis pada helikopter operasional.

Inisiator utama pengembangan Helo-Jo escape capsule adalah Piasecki Helicopter Corporation, yang pada tahun 1960-an sudah dikenal sebagai pelopor dalam desain helikopter inovatif dan teknologi penyelamatan. Proyek ini kemungkinan mendapatkan perhatian dari pemerintah AS, khususnya dari Angkatan Laut dan DARPA, yang sering mendukung inovasi teknologi penerbangan militer.

Dalam uji coba Helo-Jo escape capsule pada tahun 1966, tidak ada manusia yang berada di dalam kapsul selama pengujian. Sebaliknya, pengujian dilakukan dengan menggunakan dummy manusia atau alat pengukur khusus untuk mensimulasikan berat badan kru dan penumpang serta mengukur kondisi lingkungan di dalam kapsul selama pelepasan dan pendaratan.

Tidak Diteruskan
Prototipe Helo-Jo escape capsule hanya menjalani uji coba dalam skala terbatas, dan proyek tersebut tidak dilanjutkan setelah uji coba awal. Jadi, setelah pengujian pada tahun 1966, konsep Helo-Jo tidak masuk ke tahap pengembangan lebih lanjut atau pengujian tambahan.

Beberapa alasan utama mengapa proyek ini dihentikan, seperti hasil uji coba yang kurang memuaskan. Salah satu masalah besar adalah bagaimana kapsul berinteraksi dengan aliran udara di sekitar helikopter, terutama rotor utama. Saat kapsul dilepaskan, turbulensi dari rotor menyebabkan ketidakstabilan yang berbahaya.Sistem parasut pada uji coba awal belum mampu memastikan pendaratan yang cukup aman bagi awak jika digunakan dalam situasi darurat sebenarnya.

Kemudian, teknologi pada 1960-an belum cukup maju untuk mewujudkan konsep kapsul penyelamat yang andal dan praktis pada helikopter. Biaya penelitian dan pengembangan sistem ini dianggap terlalu tinggi dibandingkan manfaat yang diharapkan, terutama karena helikopter lebih sering beroperasi pada ketinggian rendah, di mana opsi penyelamatan lain seperti pendaratan darurat dianggap lebih realistis.

Sistem seperti Helo-Jo lebih relevan untuk helikopter militer yang mungkin menghadapi situasi kritis seperti tembakan musuh. Namun, kompleksitas dan biaya membuat angkatan bersenjata lebih memilih solusi lain.

Sementara, operator helikopter sipil umumnya tidak menghadapi risiko operasional yang cukup tinggi untuk membenarkan investasi dalam sistem penyelamatan seperti ini. Pada era 1960-an, penelitian dan pengembangan dalam keselamatan penerbangan lebih terfokus pada pesawat terbang konvensional, seperti peningkatan kursi ejeksi untuk pilot jet tempur.

Autorotation: Jurus Selamat Kala Helikopter Alami Kegagalan Mesin

UH-25B
Helikopter UH-25B adalah salah satu varian dari helikopter Piasecki HUP Retriever, yang dikembangkan oleh Piasecki Helicopter Corporation, kemudian dikenal sebagai Boeing Vertol. Helikopter ini terutama digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat dan Angkatan Laut Kanada untuk misi utilitas, transportasi, dan pencarian serta penyelamatan (SAR).

UH-25B ditenagai mesin piston Continental R-975 radial, yang menghasilkan sekitar 525 tenaga kuda. Helikopter ini diawaki 1-2 orang (pilot dan kopilot). Sementara kapasitas penumpang, 4-5 orang, tergantung pada konfigurasi dan muatan. (Gilang Perdana)

Emergency Flotation System, Bikin AH-64 Apache Mampu Mengapung di Air