Hari Ini Dalam Sejarah, Misi Gagarin Satukan Obsesi Dunia Pada Penerbangan Antariksa Berawak

(Yuri Gagarin)

Meski ada jurang perbedaan antara Kubu Barat dan Timur, namun tahukah Anda, bahwa kesemuanya memperingati setiap tanggal 12 April secara internasional sebagai International Day of Human Space Flight (Hari Penerbangan Antariksa Berawak Internasional). Hal tersebut ditetapkan jauh-jauh hari sebelum meletusnya perang di Ukraina, yakni berdasarkan ketetapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2011, melalui Resolusi A/RES/65/271.

Baca juga: Begini Wujud ‘Ross’, Stasiun Luar Angkasa Rusia yang Baru Usai Tinggalkan ISS Tahun 2024! Lebih Canggih

Tanggal 12 April dipilih untuk mengenang momen bersejarah 12 April 1961, saat Yuri Gagarin, kosmonaut Uni Soviet, menjadi manusia pertama yang terbang ke luar angkasa menggunakan wahana Vostok 1. Misi ini menandai awal era eksplorasi antariksa berawak dengan Gagarin mengorbit Bumi selama sekitar 108 menit, membuka jalan bagi misi luar angkasa manusia berikutnya.

Meski dunia terbagi oleh aliansi politik (Barat-Timur), penerbangan Yuri Gagarin tetap dihormati secara global. Ini mencerminkan bahwa prestasi luar angkasa melampaui batas geopolitik, dan eksplorasi luar angkasa adalah warisan bersama umat manusia.

Roket Vostok-K (varian dari roket R-7 Semyorka) meluncur pada 12 April 1961, pukul 09:07 waktu Moskow, dengan lokasi peluncuran di Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan.

Saat meluncur, Gagarin sempat berseru: “Poyekhali!” – “Mari kita pergi!” – yang menjadi kalimat ini menjadi legendaris dan dikenang sebagai simbol awal era luar angkasa manusia.

Durasi penerbangan Gagaran di luar angkasa adalah 108 menit (1 jam 48 menit) dengan hanya 1 orbit penuh mengelilingi Bumi. Ketinggian maksimum penerbangan sekitar 327 kilometer dan kecepatan maksimum: ± 27.400 km/jam.

Proses reentry (masuk kembali ke atmosfer) dimulai sekitar 7.000 km dari lokasi pendaratan. Saat mendekati permukaan, kapsul dan Gagarin berpisah. Gagarin dikeluarkan secara otomatis dari kapsul dan terjun menggunakan parasut pada ketinggian sekitar 7.000 meter.

Gagarin dan Indonesia
Presiden Soekarno bertemu dengan Yuri Gagarin pada Juni 1961 saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet. Pertemuan tersebut berlangsung di Moskow, di mana Soekarno disambut oleh para pemimpin Soviet, termasuk Perdana Menteri Nikita Khrushchev, Leonid Brezhnev, dan Yuri Gagarin sendiri.

Dalam kesempatan tersebut, Soekarno memberikan penghargaan Bintang Mahaputera Adipradana kepada Gagarin sebagai bentuk apresiasi atas pencapaiannya sebagai manusia pertama yang mengorbit Bumi . Sebagai tambahan, Soekarno juga menghadiahkan Gagarin sebuah rumah peristirahatan di Cipayung Girang, Bogor. Namun, Gagarin tidak sempat mengunjungi Indonesia atau menempati rumah tersebut sebelum wafat akibat kecelakaan pesawat pada 27 Maret 1968.

Patung Gagarin di Jakarta.

Meskipun Gagarin tidak pernah menginjakkan kaki di Indonesia, hubungannya dengan Indonesia tetap dikenang. Sebagai simbol persahabatan antara Indonesia dan Rusia, sebuah patung Yuri Gagarin didirikan di Taman Mataram, Kebayoran Baru, Jakarta. Patung setinggi 282 cm ini merupakan hadiah dari Pemerintah Rusia dan diresmikan pada Maret 2021, bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Rusia. (Gilang Perdana)

Trio Satelit Rahasia Milik Rusia Lepaskan Objek Misterius, Bikin US Space Force Siaga