Hari ini 67 Tahun Lalu, Dubes Rusia untuk Indonesia Serahkan Ilyushin Il-14 Avia Sebagai Tanda Persahabatan
|Hari ini 67 tahun lalu, bertepatan dengan 24 Januari 1957, Duta Besar Rusia (d/h Uni Soviet) untuk Indonesia Zukhov menyerahkan Pesawat Ilyushin IL-14 Avia dengan register T-401 kepada Presiden RI Ir. Soekarno di Lanud Halim Perdanakusuma. Pesawat tersebut merupakan pemberian Pemerintah Rusia sebagai tanda persahabatan antara kedua negara.
Pesawat angkut sedang tersebut dihibahkan Pemerintah Rusia melalui petinggi militer Uni Soviet Kliment E Voroshilov. Presiden Soekarno memberi nama Pesawat Ilyushin Il-14 Avia dengan nama Dolok Martimbang, dan perawatannya diserahkan kepada AURI.
Sejak saat itu, Presiden Soekarno selalu menggunakan pesawat Dolok Martimbang untuk melaksanakan perjalanan dinas ke daerah-daerah di seluruh pelosok Nusantara maupun ke luar negeri. Keberadaan Dolok Martimbang sebagai pesawat kepresidenan merupakan tonggak sejarah dalam perkembangan AURI sekaligus menjadi embrio lahirnya Skadron Angkut Khusus (Skadron Udara 17) yang mempunyai tugas pokok melayani penerbangan VIP/VVIP termasuk penerbangan kepresidenan dengan pesawat khusus. Crew dari Pesawat Dolok Martimbang yaitu, Kapten Udara Sri Moelyono Herlambang, Letnan Udara I The Tjing Hoo, Letnan Udara II A. Carqua, Kapten Udara Soesanto, dan Letnan Udara I Basjir.
View this post on Instagram
AURI kembali melengkapi kekuatan udaranya dengan mendatangkan satu Il-14 Avia dari Cekoslowakia dengan register T-406 yang diberi nama Merbabu. Pesawat ini sebagai pesawat VIP untuk para menteri dan pejabat-pejabat pemerintah.
Pada bulan Juni 1958, AURI Kembali mendatangkan 19 unit Il-14, yaitu 10 unit dari Rusia dan sembilan dari Cekoslowakia. Kesembilan belas Il-14 kemudian menjadi kekuatan Skadron Udara 2 yang ber-home base di Lanud Halim Perdanakusuma.
Tahun 1962, pesawat Dolok Martimbang tidak dioperasionalkan lagi, dan digantikan oleh pesawat C-140 Jet Star dari Amerika Serikat.
SC.7 Skyvan 3M-400: Menelisik Jejak Pesawat Angkut Ringan TNI AU Yang Terlupakan
Buntut dari perubahan haluan politik pasca 1965, pada tahun 1975 KSAU mengeluarkan Surat Pengesahan Nomor 182/PES-15/1975 tanggal 12 Juli 1975, yang kemudian ditindak lanjuti dengan Surat Keputusan Menhankam/Pangab Nomor Skep/499/V/1976 tanggal 7 Mei 1976 tentang penghapusan 203 pesawat terbang berbagai jenis/type dari daftar kekuatan TNI AU.
Dan 21 unit Ilyushin IL-14 Avia adalah termasuk pesawat yang dihapus dari arsenal TNI AU. Sayangnya dari puluhan Ilyushin Il-14 yang pernah beroperasi di Indonesia, hanya satu unit IL-14 Avia T-414 yang dijadikan monumen di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang. Pada tahun 2017, KSAU Marsekal TNI Hadi Tjahyanto, S.I.P. menginstruksikan monumen Pesawat IL-14 Avia di Lanud Abdulrachman Saleh direlokasi ke Muspusdirla Jogjakarta untuk dijadikan sebagai koleksi museum. (Gilang Perdana)
Smp awal 80an Jetstar VIP msh terbang, kemudian d gantikan 737-200 walau bkn pswt khusus kepresidenan, krn Pak Harto & petinggi negara wkt itu jg suka naik C-130H VIP.
Setahu sy, kita gak pernah memutuskan hub diplomatik dgn Uni Soviet, pasca G30S PKI kita memutuskan hub diplomatik dgn RRC, yg kemudian d pulihkan kembali pertengahan 80an.
Ngarep banget Muspusdirla Jogjakarta punya koleksi heli raksasa Mi-6
@Pengamat: Anda tidak bisa berkata “sebaiknya jangan hapus aset militer dari Uni Soviet” tanpa melihat konteks kejadian setelah G30S PKI. Pembasmian PKI sekaligus pemutusan hubungan diplomatik dgn Uni Soviet lah yg menjadi pendorong Uni Soviet mengembargo aset militer Indonesia yg menyebabkan aset-aset tersebut harus disingkirkan dari Arsenal senjata Indonesia.
Komunis jelas adalah bahaya laten bagi Ideologi dan eksistensi negara ini setelah mereka pernah melakukan 1 kali pemberontakan dan 1 kali kudeta yg gagal. Anda haruslah memahami hal tersebut sebelum bicara konteks yg anda sebutkan diatas
@Pengamat
Dan satu hal lagi,Lockheed Jetstar itu adalah pesawat kepresiden Soekarno pertama dari AS sejak tahun 1961.Jauh sebelum Embargo Soviet dimulai karena haluan politik kita yang beralih ke China
@Pengamat
Apa2 nyalahin Ameriki terus andalannya tuh nyatanya pesawat buatan Soviet rata2 umurnya pendek wajar aja pensiun lebih awal kok dan skrg Hercules kena embargo aja terbang terus dan apalgi varian tipe J
indonesia didikte terus oleh amerika pada masa itu. harusnya pesawat2 itu tidak usah dihapus, soalnya buang2 uang kl beli tp hapus. enak aja. ini aset milik indonesia, dijalankan saja untuk kepentingan masyarakat dan militer… harus lepas dari masalah politik.. bukan milik US bit ch…