Hari Ini 58 Tahun Lalu, Aérospatiale Gazelle Terbang Perdana – Helikopter Pertama dengan Fenestron, Tetap Eksis di Kapal Induk Perancis

Gazelle di hanggar BPC Dixmude (foto: indomiliter.com)

Ada yang menarik dari kehadiran kapal induk helikopter – Landing Helicopter Dock (LHD) BPC Dixmude – Mistral class pada bulan Maret 2023 di Indonesia, yakni kapal serbu amfibi Angkatan Laut Perancis (Marine Nationale) itu membawa helikopter yang usianya sudah tergolong lawas yakni Aérospatiale Gazelle.

Baca juga: Perancis Integrasikan Drone yang ‘Dituntun’ oleh Helikopter Serang Ringan Gazelle

Dan hari ini 58 tahun lalu, bertepatan dengan 7 April 1967, dikenang sebagai momen penerbangan perdana prototipe Sud-Aviation SA340 Gazelle di Bandara Marseille–Marignane, Perancis.

Penerbangan tersebut dipiloti oleh Jean Boulet, seorang pilot uji terkenal dari Sud-Aviation. Prototipe ini, dengan nomor seri 340.001 dan registrasi F-WOFH, awalnya menggunakan rotor ekor konvensional dari Alouette III. Kemudian, pada prototipe kedua yang terbang pada 17 April 1968, diperkenalkan desain fenestron, rotor ekor tertutup yang menjadi ciri khas Gazelle.

Gazelle punya kisah pengembangan yang menarik dan berpengaruh besar, karena menjadi salah satu helikopter ringan paling sukses dan tahan lama di dunia. Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Sud Aviation (kemudian menjadi Aérospatiale) mencari pengganti untuk helikopter Alouette III. Tujuannya adalah menciptakan helikopter ringan observasi dan serbaguna yang lebih cepat, lebih gesit, dan lebih mudah dalam hal perawatan.

Produksi Gazelle dimulai tahun 1971, dan mencakup lebih dari 1.775 unit hingga akhir produksinya pada 1996. SA341 adalah versi awal, kemudian SA342 adalah versi lebih bertenaga dan bersenjata. Juga ada varian ekspor seperti Gazelle AH.1 (Inggris) dan Gazelle M (Mesir).

Inovasi utama dari Gazelle adalah helikopter pertama di dunia yang menerapkan desain Fenestron tail rotor, yang mana rotor ekor tertutup di dalam saluran seperti kipas jet. Desain Fenoston dipercaya lebih aman untuk personel darat, lebih senyap, dan lebih tahan benturan.

Selain itu, Gazelle menawarkan desain kabin monocoque dari plexiglass & logam ringan, memberi visibilitas luar biasa untuk pilot dan pengamat. Dari dapur pacu, Gazelle menggunakan mesin Turbomeca Astazou yang ringan tapi bertenaga.

Masih Eksis Digunakan Militer Perancis
Meski usianya tak muda lagi, namun Gazelle masih terus dioperasikan militer Perancis, hal ini dikarenakan ukuran kecil dan fleksibel Gazelle yang cocok untuk pengintaian, pengendalian artileri, dan perang gerilya, terutama di Afrika dan operasi luar negeri.

Selain itu, upgrade terbatas namun efektif telah berjalan dengan baik, beberapa Gazelle ADT (Appui Destruction) dipersenjatai dengan rudal HOT atau Mistral, dan mendapat sistem navigasi baru. Walau H160M Guépard direncanakan menggantikan helikopter ringan seperti Gazelle, transisinya masih dilakukan secara bertahap.

Dengan rekam jejak yang panjang, Gazelle adalah helikopter battle proven yang telah digunakan secara luas dalam konflik di Lebanon, Mali, Chad, Irak, Bosnia, hingga operasi kontra-terorisme di Afrika Barat. Perancis, Inggris, dan Suriah adalah pengguna utama historisnya.

Eksis di Kapal Induk Meski Bukan Punya Angkatan Laut
Meski terlihat berada di kapal serbu amfibi LHD Mistral class, namun Gazelle yang dioperasikan dari kapal induk Perancis bukan milik Angkatan Laut (Marine Nationale), melainkan milik Angkatan Darat Prancis (Armée de Terre) — tepatnya dari satuan ALAT (Aviation Légère de l’Armée de Terre), yaitu cabang penerbangan ringan milik Angkatan Darat.

Saat Perancis melaksanakan operasi gabungan (joint operations), helikopter Gazelle dari ALAT bisa dibawa ke kapal perang sebagai bagian dari kontingen darat. Seperti dalam Operasi Harmattan (Libya, 2011), Gazelle berbasis di kapal amfibi BPC Tonnerre, bersama helikopter serang Tiger dan helikopter angkut Puma, dalam operasi penyerangan ke daratan Libya. Angkatan Laut Perancis tidak pernah mengakuisisi Gazelle sebagai bagian dari inventarisnya secara permanen.

Gazelle memang bukan helikopter angkatan laut sejati, tapi fleksibilitas, ukuran kecil, dan kehandalannya dalam serangan ringan menjadikannya aset penting dalam operasi amfibi Perancis — termasuk dari kapal induk dan kapal amfibi dalam misi luar negeri. (Gilang Perdana)