Update Drone KamikazeKlik di Atas

Hari ini 45 Tahun Lalu, Panavia Tornado Air Defence Variant (ADV) Terbang Perdana, “Pernah Ditawarkan ke Indonesia”

Hari ini 45 tahun silam, bertepatan dengan 27 Oktober 1979, ditorehkan sebagai penerbangan perdana (first flight) prototipe jet tempur sayap ayun Panavia Tornado varian pertahanan udara – Air Defence Variant (ADV) dengan nomer A01 ZA254. Penerbangan ini menandai langkah pertama dalam pengujian versi Tornado yang dirancang khusus untuk peran pencegat jarak jauh dan pertahanan udara, berbeda dari varian aslinya yang lebih berfokus pada serangan darat.

Baca juga: Prototipe Panavia Tornado Pertama Ternyata Ada di Manching

Sebagai catatan, sebelum Tornado ADV, Panavia Tornado dengan nomer D-9591 adalah Tornado yang yang digunakan pada penerbangan perdana (first flight) yang berlangsung di Manching pada 14 Agustus 1974. Jet tempur tandem seat twin engine hasil kongsi Inggris, Jerman dan Italia ini pertama kali diterbangkan oleh pilot uji Paul Millett.

Penerbangan perdana Tornado ADV yang dikenal sebagai Tornado F2, dilakukan pada 27 Oktober 1979 di fasilitas Warton Aerodrome, Lancashire, Inggris. Penerbangan perdana ini berlangsung selama 1 jam 30 menit. Selama penerbangan, tim penguji mengevaluasi sistem kendali pesawat, stabilitas, dan kemampuan manuver Tornado ADV dalam kondisi udara yang berbeda.

Meski tidak sukses dalam penjualan ekspor, namun debut Tornado ADV pernah melintas dalam rekaman sejarah kedirgantaraan di Indonesia, pasalnya Tornado ADV pernah terbang lintas dan mampir di Lanud Halim Perdanakusuma, yakni di sekitar tahun 1986, khususnya karena jet tempur ini pernah ditawarkan untuk mengisi kebutuhan TNI AU (sebelum Indonesia mengakuisisi F-16 Fighting Falcon dari Amerika Serikat).

Dari filosofinya, pengembangan Tornado Air Defence Variant (ADV) didorong oleh kebutuhan khusus Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) untuk pesawat pencegat jarak jauh yang mampu melindungi wilayah udara Inggris dari ancaman pesawat pengebom dan pesawat tempur musuh, khususnya selama era Perang Dingin.

Pada saat itu, RAF membutuhkan pesawat tempur yang bisa melakukan patroli udara yang lebih lama dan memiliki kemampuan menghadang ancaman dari jarak jauh, sesuatu yang tidak dimiliki oleh Tornado varian Interdictor/Strike (IDS) yang dirancang untuk misi serangan darat dan interdiksi.

Tornado IDS, meskipun efektif sebagai pesawat pengebom dan serangan darat, tidak dirancang untuk peran pencegat udara yang memerlukan kemampuan radar lebih kuat dan senjata udara-ke-udara yang lebih andal. Tornado ADV memiliki sistem radar yang ditingkatkan (radar AI.24 Foxhunter), yang memungkinkan pelacakan dan pencegatan target udara dari jarak jauh. Sementara, Tornado ADV dirancang untuk bisa terbang dalam patroli udara yang lebih lama dan menjangkau wilayah yang lebih luas, sehingga ideal untuk pertahanan udara. Dengan tangki bahan bakar internal yang diperbesar dan opsi untuk menambah tangki eksternal, ADV memiliki daya tahan di udara yang lebih besar dibanding IDS.

Mirage-4000, Jet Tempur Twin Engine Bersayap Delta yang ‘Dikalahkan’ Panavia Tornado

Dari aspek persenjataan, Tornado ADV dilengkapi dengan rudal jarak jauh Sky Flash (dan kemudian rudal AMRAAM) serta rudal jarak dekat seperti AIM-9 Sidewinder, menjadikannya lebih optimal untuk pertempuran udara dibanding IDS yang fokus pada senjata udara-ke-darat.

Meski sepintas tidak ada perbedaan antar varian dalam keluarga Tornado, namun Tornado ADV memiliki ekor pesawat yang sedikit lebih panjang dibandingkan varian IDS. Modifikasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas aerodinamika pada kecepatan tinggi, yang penting dalam peran pencegat.

Tornado ADV juga dirancang untuk terbang dengan kecepatan jelajah tinggi dan mampu mencapai kecepatan Mach 2.2 di ketinggian tertentu. Kemampuan ini membuatnya dapat dengan cepat mendekati atau mengejar target yang bergerak cepat.

Hanya Digunakan Tiga Negara
Tornado ADV hanya dioperasikan oleh tiga negara, yaitu Inggris, Arab Saudi, dan Italia. Beberapa faktor utama membuat Tornado ADV kurang diminati di pasar ekspor dibandingkan pesawat tempur pencegat lain pada masanya:

1. Peran yang Sangat Spesifik
Tornado ADV dirancang khusus sebagai pencegat jarak jauh untuk pertahanan udara dan tidak terlalu fleksibel untuk peran lain, seperti serangan darat atau multirole. Banyak negara lebih memilih pesawat tempur dengan kemampuan multirole yang lebih serbaguna, seperti F-16 atau F/A-18, yang bisa digunakan baik untuk pertahanan udara maupun serangan darat.

2. Biaya Operasional yang Tinggi
Walaupun Tornado ADV menggunakan dua mesin RB199 buatan Turbo-Union GmbH, biaya operasional dan pemeliharaannya tetap tinggi dibandingkan dengan pesawat tempur lain yang lebih efisien. Hal ini terutama disebabkan oleh desain dan teknologi Tornado yang kompleks, sehingga membuatnya kurang menarik bagi negara-negara yang mencari opsi yang lebih hemat biaya.

3. Persaingan dengan Pesawat Tempur Lain
Pada dekade 1980-an dan 1990-an, pasar ekspor pesawat tempur penuh dengan opsi dari berbagai negara, termasuk F-15, F-16, MiG-29, dan Mirage 2000, yang semuanya memiliki kombinasi kemampuan, harga, dan fleksibilitas yang menarik. Tornado ADV, dengan peran utamanya sebagai pencegat, kalah bersaing dengan pesawat-pesawat yang lebih serbaguna dan lebih populer di kalangan angkatan udara negara lain.

4. Keberlanjutan Pengembangan
Tornado ADV mengalami beberapa masalah pengembangan pada radar Foxhunter dan sistem avioniknya, yang pada awalnya memengaruhi performa dan keandalannya. Walaupun akhirnya masalah tersebut diperbaiki, reputasi awal ini turut memengaruhi minat pasar ekspor.

5. Kebutuhan yang Berbeda dari Banyak Negara
Peran Tornado ADV dalam RAF lebih fokus pada pencegatan ancaman dari pesawat pengebom Uni Soviet selama Perang Dingin, kebutuhan yang tidak selalu menjadi prioritas bagi banyak negara. Negara-negara Asia atau Amerika Selatan, misalnya, lebih memprioritaskan pesawat serang atau multirole yang dapat menanggapi ancaman dari udara dan darat.

Punya Kenangan di Jakarta, Panavia Tornado Resmi Pensiun dari AU Inggris

Pensiun Total
Tornado ADV sudah tidak lagi dioperasikan oleh negara-negara yang sebelumnya menggunakannya. Inggris, yang merupakan pengguna utama Tornado ADV, menghentikan pengoperasian pesawat ini pada 2009 dan menggantinya dengan Eurofighter Typhoon, yang memiliki kemampuan tempur udara lebih modern dan fleksibilitas sebagai pesawat multirole.

Italia hanya mengoperasikan Tornado ADV untuk jangka waktu yang relatif singkat pada akhir 1980-an hingga awal 2000-an, sebelum menggantinya juga dengan Typhoon. Arab Saudi adalah operator terakhir yang menghentikan penggunaan Tornado ADV, mempensiunkannya pada 2014. Mereka kemudian juga beralih ke pesawat tempur yang lebih modern seperti Typhoon dan F-15SA, yang lebih sesuai dengan kebutuhan operasional mereka. (Bayu Pamungkas)

Panavia Tornado IDS Arab Saudi Ditembak Jatuh Rudal Hanud Houthi

One Comment