Hari ini, 42 Tahun Lalu, Skadron Udara 32 ”Reborn” – Ingatkan Kenangan Antonov An-12 TNI AU

Hari ini, 42 tahun lalu yang bertepatan dengan 11 Juli 1981, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi resmi mengaktifan kembali Skadron Udara 32 Angkut Berat melalui upacara militer yang dilaksanakan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Saat itu, KSAU turut melantik Letkol Pnb Tjokong Tarigan Sibero sebagai Komandan Skadron 32 sekaligus menyerahkan Tunggul Lambang Skadron 32 Angkut Berat.

Baca juga: Antonov An-12B Cub: Eksistensi Pesawat Angkut Berat TNI AU Yang Terlupakan

Dilansir dari Instagram TNI AU – militer.udara, disebutkan pengaktifan kembali Skadron Udara 32 dilaksanakan berdasarkan Keputusan KSAU Nomor Kep/21/V/1981 tanggal 20 Mei 1981, dimana dalam keputusan tersebut dinyatakan antara lain, yaitu: membentuk kembali Skadron Udara 32 di dalam organisasi Kopatdara, dan Skadron Udara 32 merupakan Skadron Angkut Berat yang pada tahap pertama diperlengkapi dengan pesawat C-130B, serta memasukan Skadron Udara 32 ke dalam Wing Operasi 001.

Sedangkan kedudukan Skadron Udara berada di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Jawa Timur, namun dalam masa peralihannya bermarkas di Lanud Halim Perdanakusuma.

View this post on Instagram

A post shared by TNI AU (@militer.udara)

Skadron Udara 32, awalnya bernama Skadron 32 yang dibentuk pada tanggal 20 Juli 1965 dengan dasar Keputusan KSAU Nomor 50 tahun 1965. Terlahir pada masa kedekatan Indonesia dengan Uni Soviet, maka kekuatan Skadron Udara 32 adalah pesawat angkut berat Antonov An-12B Cub, dan masuk dalam jajaran Komando operasi (Koop).

Lantaran ada perubahan haluan politik di Indonesia, maka tanggal 20 April 1974, Skadron 32 dilikuidasi dengan dasar Keputusan KSAU Nomor: Kep/30/IV/1974 tentang likuidasi Kesatuan-Kesatuan Udara Koop dan Kohanudnas serta pemindahan kedudukan Kesatuan Udara Kohanudnas. Likuidasi ini disebabkan karena turunnya kemampuan operasi Skadron 32 akibat sulitnya mendapatkan suku cadang Antonov An-12 dari Soviet.

Saat ini Skadron Udara 32 masih bermarkas di Lanud Abdulrachman Saleh malang dengan arsenal C-130B Hercules. Skadron Udara 32 bertugas menyiapkan dan mengoperasikan pesawat angkut berat untuk melaksanakan operasi dukungan udara dan operasi Search And Rescue (SAR) terbatas.

Kiprah Skadron Udara 32 jelas tak bisa dilepaskan dari Antonov An-12B Cub, meski jejak pesawat ini sama sekali tidak ada di Indonesia, namun, menarik untuk mencermati kemampuan pesawat turboprop ini.

Dalam rangka operasi Trikora, TNI AU berhasil memperoleh pesawat turbo propeller Antonov An-12B Cub. Jumlah yang dibeli sebanyak 6 unit, dan mulai berdatangan pada tahun 1964 – 1965. Menurut beberapa informasi, ada dua An-12 TNI AU yang mengalami crash, T-1203 crashed pada 16 oktober 1964 saat take off dari Palembang. Kemudian ada satu tipe lagi yang crash di area lanud Halim Perdanakusumah menjelang operasi Dwikora.

Aakibat peristiwa G-30S/PKI membawa dampak besar pada arah perpolitikan dan kekuatan tempur Indonesia. Akibatnya, Antonov An-12 ikut menjadi korban dan di non-aktifkan akibat tiadanya pasokan suku cadang dari Uni Soviet. Lewat sistem kanibalisasi suku cadang, An-12 TNI AU masih ada yang sempat terbang hingga tahun 1970 hingga kemudian dinyatakan di-grounded.

Baca juga: Antonov An-12 Melintas ‘Misterius’ di Langit Pantura, Pesawat Sejenis Pernah Digunakan TNI AU

An-12 tergolong pesawat medium size medium range transport aircraft. Serupa dengan C-130 Hercules, An-12 juga dilengkapi dengan empat mesin turbo propeller dan ramp door pada bagian ekor untuk cargo . Identitas ‘Cub’ merupakan pemberian dari NATO. An-12 pertama kali meluncur pada 15 Desember 1957, dan resmi diperkenalkan ke khalayak pada 1959. (Bayu Pamungkas)