Hari Ini 27 Tahun Lalu, Chengdu J-10 Terbang Perdana, Jet Tempur Pertama Cina dengan Teknologi Fly-by-Wire
|Hari ini 27 tahun lalu, bertepatan dengan 23 Maret 1998, dikenang sebagai momen penerbangan perdana jet tempur single engine dengan teknologi fly by wire pertama buatan Cina, Chengdu J-10 di di Chengdu Aircraft Corporation (CAC). Penerbangan perdana dilakukan selama 20 menit oleh Li Zhonghua, pilot uji dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF).
(Jian) J-10 merupakan jet tempur generasi 4+ yang dikembangkan oleh Cina sebagai pesawat tempur multirole, awalnya dirancang sebagai pesawat tempur superioritas udara sebelum kemudian diadaptasi untuk peran multirole. Pengembangannya sangat dipengaruhi oleh teknologi Soviet dan Barat, terutama desain sayap delta dan canard yang mirip dengan jet tempur IAI Lavi dari Israel.
Ada rentang waktu sekitar tujuh tahun antara penerbangan perdana J-10 pada 23 Maret 1998 hingga resmi masuk layanan Angkatan Udara Cina (PLAAF) pada tahun 2005. Sebagai jet tempur pertama yang dirancang dan dikembangkan sepenuhnya di Cina, banyak tantangan teknis yang harus diatasi, termasuk penyempurnaan aerodinamika dan sistem kendali penerbangan.
Awalnya, J-10 dirancang menggunakan mesin Saturn AL-31FN buatan Rusia karena Cina belum memiliki mesin jet yang cukup andal. Integrasi mesin asing dengan desain pesawat lokal membutuhkan modifikasi dan pengujian tambahan untuk memastikan performa dan keandalan.
Chengdu J-10 menggunakan sistem kendali Fly-by-Wire (FBW) yang pertama kali dikembangkan secara domestik oleh China. FBW merupakan teknologi kompleks yang memerlukan pengujian ekstensif untuk memastikan kestabilan dan keamanan dalam berbagai kondisi penerbangan.
FBW sangat penting karena J-10 memiliki desain aerodinamis canard-delta yang secara inheren tidak stabil, sehingga membutuhkan komputer untuk membantu menjaga keseimbangan selama penerbangan. Sistem FBW ini dikembangkan dengan bantuan teknologi asing, termasuk dugaan keterkaitan dengan program jet tempur Israel Lavi yang dibatalkan.
Ada banyak spekulasi bahwa desain Chengdu J-10 terinspirasi atau bahkan dipengaruhi oleh Israel Aircraft Industries (IAI) Lavi, jet tempur yang dikembangkan Israel pada 1980-an tetapi dibatalkan pada 1987. Program Lavi dihentikan karena tekanan dari Amerika Serikat yang tidak ingin Israel mengembangkan jet tempur sendiri dan bersaing dengan F-16.
Sementara Israel telah mengembangkan banyak teknologi canggih dalam proyek Lavi, termasuk sistem avionik, radar, dan FBW. Beberapa analis percaya bahwa Israel kemudian menjual sebagian teknologi ini ke Cina, yang saat itu sedang mencari desain jet tempur modern.
Pada 1980-an hingga awal 1990-an, Israel dan Cina memiliki hubungan militer yang cukup dekat. Israel membantu China dalam modernisasi beberapa sistem persenjataan, termasuk radar dan avionik. Teknologi dari Lavi diduga dijual ke Cina, terutama dalam bidang aerodinamika dan kendali penerbangan.
Namun, pada awal 2000-an, AS mengetahui hubungan teknologi pertahanan antara Israel dan Cina, termasuk pengiriman sistem radar dan drone. Kemudian AS menekan Israel untuk menghentikan semua kerja sama militer dengan Cina, termasuk rencana upgrade pesawat peringatan dini EL/W-2090 Phalcon. Setelah itu, hubungan militer Israel-Cina menurun drastis.
EL/W-2090 Phalcon – Sistem Radar AEW&C Andalan India, Ternyata Pernah Nyaris Dimiliki Cina
Lain dari itu, Cina secara resmi membantah bahwa J-10 adalah salinan Lavi dan menyatakan bahwa jet tempur ini dikembangkan secara independen sejak 1980-an. Beberapa analis berpendapat bahwa meskipun ada kemungkinan transfer teknologi, China tetap mengembangkan J-10 dengan karakteristik dan sistem sendiri, termasuk adaptasi dengan mesin Rusia AL-31FN.
Dengan diproduksi lebih dari 600 unit, dan telah diekspor ke Pakistan, Chengdu J-10 kini telah diadaptasi menggunakan mesin buatan dalam negeri. Varian awal (J-10A, J-10B) memang menggunakan mesin Saturn AL-31FN buatan Rusia, yang juga digunakan pada Su-27 dan Su-30. Namun, varian terbaru (J-10C dan modernisasi J-10B) telah menggunakan WS-10B “Taihang” buatan dalam negeri Cina. Mesin ini dikembangkan oleh Shenyang Liming Aero-Engine Company sebagai pengganti AL-31FN.
Diklaim Ungguli Kinerja Mesin Rusia, Jet Tempur Chengdu J-10 Dipasangi Mesin Buatan Dalam Negeri
Mesin buatan Cina WS-10B dinilai punya daya dorong lebih besar, umur pakai lebih lama dan lebih efisien bahan bakar. Bila meisn AL-31FN masih menggunakan sistem kendali mesin analog/hibrida, maka WS-10B sudah menggunakan FADEC (Full Authority Digital Engine Control) buatan Cina.
Sebagai bukti kehandalan dalam manuver udara, saat ini Chengdu J-10 digunakan sebagai pesawat utama oleh Tim Aerobatik Angkatan Udara China, “August 1st” (Ba Yi). Sejak tahun 2011, J-10 secara resmi menggantikan J-7EB dalam tim August 1st, memberikan kemampuan manuver yang jauh lebih baik dengan desain canard-delta dan FBW.
Chengdu J-10 disebut dengan nama “Mighty Dragon”, nama panggilan resmi yang diberikan oleh PLAAF untuk mencerminkan kekuatan dan kecepatan pesawat ini. Namun, di luar negeri, disebut sebagai “Mighty Dragon” dan “Vigorous Dragon”, yang banyak digunakan dalam propaganda resmi Cina untuk meningkatkan citra pesawat ini sebagai jet tempur modern yang kuat dan gesit. (Bayu Pamungkas)
Roadmap pengembangan alutsista negeri satu ini memang jelas dan mapan plus punya modal pula sepertinya kalau tak salah pernah diulas juga oleh bang admin kalau sekitaran tahun pengembangan itu team Cina kunjungi PT Nurtanio utk belajar fbw N250 nya alm pak Habibie…cmiimw