Hari Ini 24 Tahun Lalu, RQ-4 Global Hawk Pecahkan Rekor Penerbangan Drone Terjauh Non Stop Lintas Samudra Pasifik,13.200 Km
|Hari ini 24 tahun lalu, bertepatan dengan 24 April 2001, tercatat sebagai momen penerbangan terjauh point to point lintas samudra yang berhasil dilakukan drone bermesin jet, yakni RQ-4 Global Hawk besutan Northrop Grumman. Global Hawk lepas landas Pangkalan Angkatan Udara Edwards (Edwards AFB) di California, Amerika Serikat, dan mendarat di RAAF Base Edinburgh, dekat Adelaide, di Australia Selatan.
Baca juga: Lanud Changi Singapura Jadi Basis Operasi Drone Intai HALE RQ-4 Global Hawk
Disebut sebagai penerbangan terjauh point to point, lantaran Global Hawk terbang sejauh 13.200 km non stop tanpa pengisian bahan bakar dengan melintasi luasnya Samudra Pasifik. Durasi penerbangan lintas samudra tersebut berlangsung dengan durasi 23 jam 23 menit.
Meski ada rekor yang mampu mengalahkan dari aspek durasi, seperti drone berbasis solar-powered QinetiQ Zephyr (26 hari non stop), namun RQ-4 Global Hawk 2001 masih memegang rekor penting sebagai penerbangan trans-Pasifik otomatis pertama oleh drone HALE (High Altitude Long Endurance) konvensional pada ketinggian 20.000 meter.
Tujuan penerbangan lintas samudra pada 24 April 2001, dimaksudkan sebagai uji coba kemampuan drone jarak jauh HALE, sekaligus menunjukkan kemampuan interoperabilitas antara AS dan Australia, menyediakan data pengawasan maritim dan pantauan jarak jauh dan menjadi dasar bagi program kolaborasi intelijen ISR masa depan (khususnya di Indo Pasifik).
Terbang Non Stop dari California, RQ-4B Global Hawk pertama Pesanan Jepang Tiba di Misawa
Dari aspek bisnis, penerbangan Global Hawk bukan hanya uji teknologi, tapi juga bagian dari kampanye demonstrasi kemampuan drone oleh Northrop Grumman dan US DoD (Department Pertahanan AS) ke negara mitra, yaitu menarik minat Australia terhadap penggunaan drone HALE seperti Global Hawk dalam sistem pengawasan maritim dan ISR (Intelligence, Surveillance, Reconnaissance).
Pada saat itu, Australia sedang mengevaluasi opsi modernisasi sistem pemantauan maritim, menggantikan pesawat patroli seperti P-3 Orion.
Drone Intai Saebyeol-4 “RQ-4B Global Hawk” Korea Utara Gunakan Landing Gear Jet Tempur Chengdu J-7
Meskipun Australia tidak membeli Global Hawk secara langsung, namun penerbangan tersebut membantu membuka jalan bagi program kolaborasi ISR, termasuk yang terkait dengan JORN (Jindalee Operational Radar Network) dan program pengawasan kawasan Indo-Pasifik
Secara bisnis, penerbangan Global Hawk telah membuahkan hasil, yaitu menjadi bagian dari pertimbangan awal dalam pengembangan platform berikutnya, termasuk MQ-4C Triton, versi maritim dari Global Hawk. Australia kemudian memesan MQ-4C Triton pada 2018, sebagai bagian dari program pemantauan maritim RAAF untuk menggantikan sebagian fungsi P-3C Orion, yang akan berkolaborasi bersama dengan Boeing P-8A Poseidon. Sensor utama pada MQ-4C Triton adalah AN/ZPY-3 AESA, radar khusus maritim dan sensor optik multi spektrum. (Bayu Pamungkas)
“Meskipun Australia tidak membeli Global Hawk secara langsung, namun penerbangan tersebut membantu membuka jalan bagi program kolaborasi ISR, termasuk yang terkait dengan JORN (Jindalee Operational Radar Network) dan program pengawasan kawasan Indo-Pasifik.”
Kini, kolaborasi JORN dengan MQ-4C Triton makin membuat kemampuan ISR tetangga selatan kita ini digdaya, semoga kita bisa mengimbangi mereka ya walau secara ranking GFP (yang dibangga-banggakan mayoritas rakyat) masih di bawah kalah jauh dari kita 👍😂