Hari ini 18 Tahun Lalu, Ukraina Likuidasi Arsenal Senjata Nuklir Warisan Soviet, Termasuk ‘Kembalikan’ Pembom Tu-160 dan Tu-95 ke Rusia
Mungkin tidak banyak yang tahu, bahwa hari ini 18 tahun silam, bertepatan dengan 27 November 2006, menjadi momen bersejarah dalam Angkatan Udara Ukraina, pasalnya pada tanggal tersebut ditetapkan sebagai tuntasnya program likuidasi alias penghapusan arsenal persenjataan strategis warisan Uni Soviet yang berada di tangan Ukraina. Selain terkait senjata nuklir, ada sejumlah pembom strategis berikut rudal jelajah yang ‘diberikan’ kepada Rusia.
Ukraina menyelesaikan proses likuidasi armada pembom strategis yang diwarisi dari Uni Soviet, sebagai bagian dari komitmen internasional untuk perlucutan senjata. Proses ini merupakan bagian dari kesepakatan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, yang mendukung penghapusan senjata nuklir dan sarana peluncurannya di Ukraina.
Sebagai latar belakang, setelah Uni Soviet bubar, Ukraina mewarisi sejumlah besar persenjataan, termasuk sekitar 19 pembom strategis Tu-160 Blackjack dan 25 Tu-95MS Bear, yang semuanya mampu membawa senjata nuklir.
Ukraina kemudian Ukraina bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) sebagai negara non-nuklir. Dan pada tahun 1994, Ukraina menandatangani Memorandum Budapest, yang menjamin keamanan dan kedaulatan negara tersebut dengan imbalan menyerahkan persenjataan nuklirnya ke Rusia.
Sebagian besar pembom strategis Ukraina, termasuk Tu-160 dan Tu-95MS, dibongkar atau dikirim kembali ke Rusia sebagai bagian dari pembayaran utang gas. Pada 2006, pembongkaran pembom yang tersisa selesai, menandai akhir dari armada pembom strategis eks-Uni Soviet di Ukraina.
Exactly 18 years ago today, the liquidation of the strategic aviation of Ukrainian Air Force was completed.
The following were destroyed:
60 x Tu-22M
10 x Tu-160
25 x Tu-95
2 x Tu-134
423 x Kh-22 cruise missilesAlso transferred to the Russian Federation:
8 x Tu-160
3 x Tu-95… pic.twitter.com/iivTqvSxeO— Clash Report (@clashreport) November 27, 2024
Prokgram likuidasi armada pembom strategis Ukraina didanai sebagian besar oleh Amerika Serikat, yang disebut telah mengucurkan dana US$11 juta melalui program Cooperative Threat Reduction (CTR), yang juga dikenal sebagai Program Nunn-Lugar. Program ini dirancang untuk membantu negara-negara bekas Uni Soviet mengamankan dan mengurangi senjata pemusnah massal serta sarana pengirimannya setelah berakhirnya Perang Dingin.
AS menyediakan dana untuk dismantling (pembongkaran) pesawat pembom strategis seperti Tu-160 Blackjack dan Tu-95MS Bear, serta peluncur rudal balistik antar benua (ICBM). Dana tersebut juga digunakan untuk menghancurkan rudal jelajah udara-ke-darat Kh-55 yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
Namun, tak semuanya dihancurkan atau dibongkar, banyak aset warisan Uni Soviet yang dikembalikan ke Rusia. Aset yang dikirim ke Rusia mencakup sekitar 1.900 hulu ledak nuklir strategis dan taktis, termasuk hulu ledak untuk rudal balistik antar benua (ICBM) dan bom nuklir udara, Sebagian besar Tu-160 Blackjack dan Tu-95MS Bear dikembalikan ke Rusia. Total 11 unit Tu-160 dan beberapa Tu-95MS dikirim sebagai bagian dari kesepakatan. Rudal jelajah Kh-55 (AS-15 Kent) yang diluncurkan dari udara, dikirim ke Rusia bersama pembom strategis.
Imbalan yang Diberikan Rusia
Rusia menggunakan transfer senjata strategis sebagai cara untuk menghapus sebagian utang gas Ukraina yang cukup besar. Ini menjadi bagian dari kesepakatan barter antara kedua negara. Rusia juga memberikan dukungan ekonomi berupa pasokan gas alam dengan harga diskon sebagai kompensasi tambahan.
Sebagai bagian dari Traktat Tiga Pihak (dengan AS dan Inggris) dan Memorandum Budapest (1994), Rusia menjamin penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dan tidak menggunakan ancaman kekuatan militer terhadap Ukraina.
Sementara alasan Ukraina melepas senjata nuklir di antaranya karena mempertahankan arsenal nuklir membutuhkan infrastruktur, teknologi, dan biaya tinggi, yang tidak dimiliki Ukraina pada saat itu. Dan yang paling dominan adalah tekanan internasional, AS dan negara-negara Barat mendorong Ukraina untuk mengurangi senjata nuklir sebagai bagian dari upaya global non-proliferasi. (Gilang Perdana)
T-100 Black Eagle – MBT Modern Rancangan Rusia dan Ukraina Pasca Bubarnya Uni Soviet
Mbah gatol jangan sedih, kalou bang Zelen masih maenin atacm, om Putin pasti mengembalikan pala nuklirnya, lewat udara😁
faktanya ukrainalah yang menghianati rusia,dengan iming2/janji manis eropa dan amerika,nekad mau masuk nato,yang tentu saja mengijinkan senjata nato dan amerika mendekat ke halaman rusia…,dan akhirnya tentu saja bisa di tebak,ukraina hancur lebur iya nggak tol gatol
Salah satu bentuk kebodohan pemimpin ukraina,coba mrk masih mmpunyai nuklir dijamin ngr lain berfikir 100 kali untuk mngganggu kedaulatan ukraina.
Min boleh Bahas kri teluk parigi?dia kapal unik karena satu satu nya polcony class di indonesia dan di buat nya tahun 67 jadi lucu juga setelah gestapu kapal itu baru di buat di uni sovet dan belum ada info datang ke indo dari mana
Nice info nih, terima kasih 🙂
Memiliki senjata nuklir adalah jaminan tidak akan diintervensi secara militer oleh negara2 hipokrit
Miris, seandainya arsenal nuklir Ukraina tidak dilucuti berikut platform pembom mereka mungkin Ukraina tidak akan bernasib tragis dikhianati oleh Rusia seperti saat ini.