Update Drone KamikazeKlik di Atas

Hari ini 16 Tahun Lalu, Pembom Stealth B-2 Spirit Seharga US$1,4 Miliar Jatuh di Guam

Hari ini, 16 tahun lalu yang bertepatan dengan 23 Februari 2008, menjadi catatan yang tak terlupakan bagi Angkatan Udara AS (USAF), pasalnya pembom stealth B-2 Spirit yang per unitnya berharga US$1,4 miliar jatuh di Pangkalan Udara (Lanud) Andersen di Guam. Kedua awaknya berhasil melontarkan diri sebelum pesawat terhempas setelah gagal lepas landas, namun jatuhnya B-2 kerap disebut sebagai most expensive crash dalam sejarah penerbangan militer.

Baca juga: Pertama Kali, AS Tempatkan 4 Unit Pembom Stealth B-2 Spirit di Queensland Australia

B-2 Spirit yang jatuh adalah pembom dengan nomer 89-0127. Terlepas dari insiden yang telah terjadi, menarik untuk dicermati, mengapa pembom stealth dengan desain flying wing ini bisa sampai jatuh, padahal teknologi yang dibenamkan sudah barang tentu dari jenis nomer satu dengan kualitas unggulan di kelasnya.

Dari literasi yang beredar, B-2 Spirit “Spirit of Kansas” 89-0127 saat itu lepas landas dari Lanud Andersen pada pukul 10.30 waktu setempat, dengan tujuan penerbangan ke Lanud Whiteman di Missouri.

Kelembapan pada tiga dari 24 sensor yang memberikan informasi ke sistem komputer pembom menyebabkan sensor mengirimkan informasi buruk tentang kecepatan dan ketinggian pesawat, dan seberapa jauh hidung pembom diarahkan ke atas atau ke bawah. Saat jet lepas landas, komputer di dalamnya mengira B-2 diarahkan ke bawah, menyebabkan hidung pesawat tiba-tiba tersentak ke atas.

Lebih detail, dari informasi yang dirilis situs Angkatan Udara AS – af.mil, Kelembaban di Port Transducer Unit (PTU) pesawat selama kalibrasi data udara mendistorsi informasi dalam sistem data udara pembom, menyebabkan komputer kontrol penerbangan menghitung kecepatan udara yang tidak akurat dan angle of attack (AoA) negatif saat lepas landas. Menurut laporan tersebut, hal ini menyebabkan, “nada naik setinggi hidung 30 derajat saat lepas landas, menyebabkan pesawat terhenti dan kemudian jatuh.”

Kelembapan di PTU, kecepatan udara yang tidak akurat, penghitungan AOA negatif, dan ketinggian/kecepatan udara rendah merupakan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan ini. Faktor lain yang berkontribusi besar adalah komunikasi yang tidak efektif mengenai informasi penting mengenai teknik yang disarankan untuk menyalakan panas pitot untuk menghilangkan kelembapan dari PTU sebelum melakukan kalibrasi data udara.

Dalam musibah ini, kedua pilot tidak bisa mendapatkan kembali kendali atas pembom tersebut dan ketika sayap kiri menghantam landasan, pilot berhasil melontarkan diri dengan selamat. Meski kedua awak selamat, namun karena pelontaran dilakukan di ketinggian rendah, keduanya tidak dapat mendarat dengan sempurna.

Dalam insiden tersebut, pilot mengalami luka ringan, dan kopilot mengalami patah tulang kompresi tulang belakang saat pelontaran, dan mendapatkan perawatan di Tripler Army Medical Center, Hawaii. (Gilang Perdana)

Tandingi Xian H-6K, Pembom Stealth B-2 Spirit Pamer Kekuatan dalam “Elephant Walk”

One Comment