Hard Mobile Launcher – Bukan Hanya dari Kapal Selam Nuklir, AS Pernah Berencana Luncurkan Rudal Balistik dari Kendaraan Ini
Antara Amerika Serikat dan Uni Soviet memang punya strategi yang berbeda dalam mengusung platform peluncur rudal balistik antar benua, tak seperti Soviet, AS tidak memilih platform peluncur rudal balistik mobile dengan menggunakan basis heavy truck, alih-alih Negeri Paman Sam lebih mengedepankan mobilitas launcher rudal balistik lewat arsenal kapal selam nuklirnya.
Baca juga: Korea Utara Tampilkan Hwasong-16, Rudal Balistik Antarbenua Terbesar di Dunia
Tapi tahukah Anda, faktanya AS juga pernah mengembangkan sistem pembawa dan peluncur rudal balistik antar benua dari platform heavy truck. Meski tak sampai resmi dioperasikan, namun sosok Hard Mobile Launcher (HML) pernah menjadi sorotan dalam pengembangan alutsista AS pada dekade 80/90-an. Persisnya saat Perang Dingin masih berkecamuk, Washington rupanya berpikir keras untuk terus adaptif terhadap apa yang telah dimiiki oleh rivalnya.
HML tak seperti heavy truck yang digunakan Soviet, desain HML menganut prinsip truk gandeng atau truk trailer, dimana bagian launcher berada di dalam trailer. Tapi lepas dari itu, HML terbilang unik, pasalnya desain ransus (kendaraan khusus) dengan ground clearance rendah ini lebih mirip kendaraan untuk eksplorasi di Planet Mars.
Dirunut dari sejarahnya, proyek HML mulai digarap pada tahun 1986, ada dua desain yang dikemukakan, yaitu HML dengan penggerak roda ban (8×8) dan HML dengan penggerak roda rantai. Meski begitu, sumber pasokan keduanya terpusat pada mesin diesel Rolls Royce Perkins yang kekuatannya mencapai 1.200 hp.
Model HML dengan roda rantai (tracked tractor ) diusung oleh Caterpillar dan Martin Marietta selaku integrator sistem. Sedangkan HML dengan roda ban diusung oleh Boeing Aerospace and Electronics Loral Defense Systems (Goodyear Aerospace).
Selaku calon user, kemudian AU AS (US Air Force) lantas memilih prototipe HML dengan roda ban pada Desember 1986. Beberapa unit prototipe telah diproduksi dan telah dilakukan pengujian berlanjut hingga tahun 1991. HML dalam desainnya dirancang untuk meluncurkan rudal balistik antar benua MGM-134 Midgetman – juga dikenal dengan sebutan Small Intercontinental Ballistic Missile (SICBM).
Sekilas tentang MGM-134 Midgetman, rudal dengan tenaga dari solid fuel rocket ini punya bobot 13,6 ton dan mampu menjangkau sasaran sejauh 11.000 km.
Seiring Perang Dingin berakhir dengan bubarnya Uni Soviet, maka proyek HML pada tahun 1992 pun dihentikan lantaran tidak dilihat urgensinya untuk diteruskan. Sebagai kenang-kenangan, satu unit HML kini menjadi koleksi di National Museum of the United States Air Force di Ohio.
Baca juga: Lakukan Penyamaran, Rudal Balistik Diluncurkan dari Truk Kontainer
Dari spesifikasi, HML digadang dapat membawa payload seberat 36,3 ton, sedangkan bobot totak kendaraan mencapai 108,4 ton. Dapat melaju hingga kecepatan 90 km per jam, ciri khas HML adalah kompartemen awaknya yang sudah dibekali proteksi dari efek ledakan/radiasi nuklir. (Gilang Perdana)
Kena 1000 ATGM? Katanya anti nuklir
Saat ini jauh lebih bahaya kalo nuklir diluncurkan dari luar angkasa. Hitungannya antara menit hingga detik.
Apapun platformnya ICBM memang menakutkan. Tank black panther korea yg sangat mahal bakal jadi rengginang klo ketiban ICBM
Space trety gimana tuh?
Klo dilihat sepintas bentuknya lucu, mirip mainan kereta odong2 yg biasa keliling dr kampung ke kampung.
Ini mau ngangkut rudal nuklir atau ojek odong2 dr kampung ke kampung sih….🤣🤣🏃🏃🏃
Kek sales ruski yah jualan keliling2 kampung negara2 third world
Gak tau ya mbah, saya kan bukan sales. Berarti ente pengalaman jualan keliling kampung donk…🤣🤣🏃🏃🏃