Hanya Israel, Negara yang Dapat Izin dari AS untuk Melakukan Upgrade dan Operasi Tempur ‘Secara Mandiri’ pada F-35
|Meski bukan bagian dari NATO, namun dalam hal akses dan operasional jet tempur stealth F-35 Lightning II, tidak ada yang bisa menandingi ‘kesaktian’ Israel. Di antara klub negara-negara pengguna F-35, hanya Israel diberi izin untuk melakukan modifikasi dan upgrade secara mandiri, plus melancarkan operasi tempur tanpa restu dari Washington.
Seperti dikutip Faytuks Network dalam postingan di X (14/3/2025), disebut bahwa Angkatan Udara Israel akan mendapatkan delapan unit F-35I Adir (varian F-35A untuk Israel). Namun, delapan unit F-35I Adir yang dinanti Israel bukanlah pesawat baru, melainkan delapan unit F-35I yang dimaksud adalah unit yang sedang ditingkatkan (upgrade) pada perangkat lunak (software) yang ditingkatkan kemampuannya.
“Delapan unit F-35I sedang menjalani persiapan akhir untuk ditempatkan di Israel bulan depan, kata seorang pejabat Angkatan Udara Israel. Langkah itu dilakukan di tengah laporan tentang potensi serangan dari Iran. Jet-jet itu, bagian dari armada ‘Adir’, akan tiba dengan perangkat lunak yang ditingkatkan dan kemampuan operasional yang ditingkatkan, pejabat itu menambahkan,” tulis Faytuks Network.
Pada bulan Juni 2024, Israel menandatangani kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk membeli 25 jet tempur siluman F-35A (tambahan) seharga $3 miliar. Pengiriman jet buatan Lockheed Martin dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2028, dengan jumlah 3 hingga 5 pesawat per tahun, termasuk dukungan dan perawatan.
Setelah kesepakatan ini selesai, jumlah total F-35 di Angkatan Udara Israel akan meningkat menjadi 75 unit. Perlu dicatat bahwa pembelian ini mendapatkan pendanaan melalui bantuan militer AS untuk Israel.
Israel tetap menjadi satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki jet tempur F-35, yang dianggap sebagai salah satu jet generasi kelima tercanggih di dunia. Versi Israel, yang dikenal sebagai “Adir,” hadir dengan peningkatan teknologi khusus, karena dilengkapi dengan sistem lokal untuk meningkatkan kemampuan operasionalnya.
Selain itu, Lockheed Martin dan Pratt & Whitney, produsen mesin, telah sepakat untuk melibatkan perusahaan pertahanan Israel dalam produksi komponen untuk pesawat ini, yang selanjutnya memperkuat kolaborasi industri antara kedua negara.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi Israel yang lebih luas untuk memperkuat kekuatan udaranya dan mengirim pesan yang kuat kepada musuh-musuh regional tentang penguatan aliansi strategis antara Israel dan Amerika Serikat.
F-35I Adir Israel merupakan varian yang disesuaikan dari Lockheed Martin F-35 Lightning II, yang dirancang khusus untuk kebutuhan operasional Angkatan Udara Israel. Varian ini, yang diterjemahkan menjadi “Yang Perkasa” dalam bahasa Ibrani, mencakup modifikasi unik yang tidak ditemukan pada varian F-35 lainnya secara global, menjadikannya berbeda dalam hal peralatan, kemampuan, dan utilitas strategis.
Operasi “Outstretched Arm” – Serangan Balasan Jarak Jauh Israel ke Houthi (Yaman) dengan F-35I Adir
F-35I Adir didasarkan pada F-35A, varian lepas landas dan pendaratan konvensional, tetapi menggabungkan beberapa modifikasi penting. Salah satu perubahan paling signifikan melibatkan rangkaian peperangan elektronik pesawat. Israel telah mengintegrasikan sistem peperangan elektronik miliknya sendiri ke dalam F-35I, yang dirancang untuk melawan ancaman tertentu di kawasan tersebut.
Sistem ini mencakup penerima peringatan radar canggih dan pengacau yang meningkatkan kemampuan bertahan pesawat terhadap sistem pertahanan udara yang canggih. Kustomisasi ini memungkinkan jet Israel beroperasi secara efektif di lingkungan tempat mereka mungkin menghadapi ancaman canggih dari negara tetangga seperti Iran atau aktor non-negara yang memiliki akses ke teknologi canggih.
Modifikasi penting lainnya adalah di bidang komando, kontrol, komunikasi, komputer, dan intelijen (C4I). F-35I Adir mencakup sistem C4I buatan Israel yang terintegrasi ke dalam arsitektur inti pesawat.
Inilah Konfigurasi Senjata yang Dibawa F-35I Adir dalam Serangan Udara ke Yaman
Integrasi ini memastikan bahwa pesawat dapat berkomunikasi dengan lancar dengan aset IAF lainnya, termasuk pesawat tempur lama seperti F-15I dan F-16I, serta sistem berbasis darat. Teknologi milik Israel di sini memastikan kompatibilitas dengan protokol komunikasi lokal dan meningkatkan kemampuan peperangan IAF yang berpusat pada jaringan secara keseluruhan.
Dalam hal persenjataan, F-35I telah diadaptasi untuk membawa amunisi yang dikembangkan Israel, termasuk integrasi dengan keluarga bom berpemandu presisi SPICE. Senjata-senjata ini dapat ditempatkan di dalam, menjaga profil siluman pesawat, yang sangat penting untuk menembus pertahanan udara musuh.
Adir juga mendukung penggunaan senjata dalam negeri lainnya seperti rudal udara-ke-udara Python 5 dan rudal jelajah Delilah, yang menawarkan jarak jangkau yang signifikan untuk menyerang target tanpa memasuki wilayah udara musuh.
Fitur khas F-35I adalah kemampuan perluasan jangkauannya. Israel telah berupaya mengembangkan tangki bahan bakar eksternal dan tangki bahan bakar konformal yang dapat dipasang pada pesawat.
Penambahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan jangkauan operasional jet, khususnya untuk misi yang menargetkan ancaman jauh seperti Iran tanpa perlu pengisian bahan bakar udara, yang dapat menjadi kerentanan di wilayah udara yang diperebutkan.
Operasi Tempur Secara Mandiri
Berbeda dengan negara lain pengguna F-35, Israel memiliki kemampuan untuk mengoperasikan F-35I Adir dalam operasi tempur tanpa harus menunggu izin dari AS. Hal ini karena Israel adalah satu-satunya negara yang menerima izin dari AS untuk melakukan modifikasi pada F-35 mereka.
Perangkat lunak avionik khusus buatan Israel pada F-35I memungkinkan integrasi sistem senjata dan peperangan elektronik (EW) buatan dalam negeri. Ditambah kemampuan untuk menggunakan senjata buatan Israel, termasuk rudal dan bom berpemandu lokal seperti Spice 1000/2000 dan Delilah.
F-35 standar biasanya menggunakan sistem Autonomic Logistics Information System (ALIS) atau versi modernnya Operational Data Integrated Network (ODIN) yang dikelola oleh AS. Namun, Israel diberikan izin untuk menggunakan sistem logistik dan pemeliharaan mandiri, yang berarti mereka tidak perlu bergantung pada persetujuan AS untuk menerbangkan atau mengoperasikan F-35 mereka dalam misi tempur. (Gilang Perdana)
Indonesia Disebut ‘Batal’ Akuisisi F-35 Lightning II Karena Alasan ‘ALIS dan ODIN’, Apakah Itu?
“F-35 standar biasanya menggunakan sistem Autonomic Logistics Information System (ALIS) atau versi modernnya Operational Data Integrated Network (ODIN) yang dikelola oleh AS. Namun, Israel diberikan izin untuk menggunakan sistem logistik dan pemeliharaan mandiri, yang berarti mereka tidak perlu bergantung pada persetujuan AS untuk menerbangkan atau mengoperasikan F-35 mereka dalam misi tempur.”
Mungkinkah negara-negara sekutu di kawasan Indo-Pasifik seperti Korsel, Jepang, Australia dan Singapore (khusus Australia) mengikuti langkah Israel untuk mengupayakan upgade F-35 miliknya agar dapat melakukan operasi tempur secara mandiri tanpa harus izin dari AS ? 🤔