Hanwha Kalahkan Rheinmetall, Australia Pilih IFV “Redback” Sebagai Pemenang Tender Land 400 Phase 3

Hanwha Redback

Sejak tahun 2020, dua ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle) roda rantai berkompetisi dalam program Land 400 Phase 3 yang digelar Departemen Pertahanan Australia. Dengan target untuk menggantikan posisi ranpur M113 yang telah uzur, Lynx KF41 buatan Rheinmetall Defence (Jerman) dan Redback buatan Hanwha Defence (Korea Selatan) bertarung dalam fase pengujian untuk memenangkan tender pengadaan IFV untuk Angkatan Darat Australia yang nilainya mencapai Aus$18,1 miliar atau setara 11,1 miliar euro.

Baca juga: Bertarung di Negeri Kanguru, Ranpur IFV Lynx KF41 dan Redback Tampil dalam Demo Statis

Dan setelah dua tahun berlalu, akhirnya telah ada keputusan pemenang yang diumumkan oleh Departemen Pertahanan Australia. Dikutip dari abc.net.au (27/7/2023), Hanwha Defence dari Korea Selatan telah memenangkan program Land 400 Phase 3, yang artinya kendaraan tempur produksi negara Asia mampu mengalahkan saingan yang berasal dari Jerman.

Pemerintah federal Australia telah memilih IFV “Redback” Hanwha daripada desain “Lynx” produksi Rheinmetall dengan nilai pengadaan mencapai Aus$7 miliar. Keputusan yang telah lama ditunggu-tunggu itu meragukan janji baru-baru ini oleh Berlin untuk mengakuisisi 100 unit ranpur Boxer 8×8 baru buatan Australia yang dibuat oleh Rheinmetall di Queensland.

Awal tahun ini Defence Strategic Review (DSR) dari Partai Buruh secara drastis mengurangi cakupan proyek militer terbesar yang pernah ada, dari semula rencana pengadaan 450 unit IFV menjadi hanya 129 unit.

Di bawah program LAND 400 Phase 3, Hanwha akan membangun IFV baru yang canggih di pabrik Geelong di Corio, daerah pemilihan Menteri Pertahanan Richard Marles di Victoria Penawar Jerman yang gagal, Rheinmetall, telah mengusulkan untuk membangun penawaran Lynx di fasilitas yang ada di Ipswich, yang saat ini memproduksi ranpur IFV Boxer 8×8 untuk AD Australia.

Menteri Industri Pertahanan Australia Pat Conroy pada Rabu malam menelepon kedua pesain (Hanwha dan Rheinmetall) untuk memberi tahu mereka tentang keputusan kabinet. Ia mengatakan, meski Rheinmetall kecewa dengan keputusan tersebut, pemerintah akan terus berhubungan baik dengan Jerman.

“Itu adalah masalah yang terpisah – dan kami akan terus berhubungan dengan pemerintah Jerman dalam hal itu. Kami sangat berharap itu akan berlanjut,” kata Conroy.

Letnan Jenderal Simon Stuart mengatakan, rekomendasi Pertahanan kepada pemerintah adalah bahwa Redback paling baik memenuhi “persyaratan lengkap untuk memberikan sistem pertarungan senjata gabungan yang relevan dan kredibel.”

Minggu ini, kepala Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan mengatakan kepada ABC bahwa negaranya pada akhirnya juga dapat mengerahkan kendaraan Redback buatan Australia di wilayahnya sendiri. Pada tahun 2021 “aktivitas mitigasi risiko” yang ketat telah dituntaskan, yang menentukan bahwa Redback Korea Selatan lebih unggul dari Lynx, meskipun Departemen Pertahanan memberi tahu pemerintah Perdana Menteri Morrison (saat itu) bahwa kedua desain tersebut dapat diterima.

Selain bertarung dalam uji coba teknis, Hanwha dan Rheinmetall juga bertarung dalam hal transfer of technology (TOT), selama ini Australia mengharuskan produksi alutsista strategis dilakukan di dalam negeri, dengan sebanyak mungkin komponen dapat dibuat oleh industri lokal, yang tak lain untuk mendorong denyut perekonomian nasional.

Baca juga: Korea Selatan Kirim Redback ke Australia, Inilah Varian Tercanggih dari Ranpur K-21

Hanwha Redback
Redback sendiri dibangun dari rancangan ranpur IFV K-21. Namun, pada Redback, telah dilakukan serangkaian modifiksi, seperti powerpack yang mengadopsi milik self propelled howitzer K9. Redback juga menggunakan teknologi In-Arm type hydropneumatics Suspension Unit (ISU) yang mampu mereduksi bobot keseluruhan ranpur. Sementara dari aspek proteksi, Redback dilengkapi belly protection yang dapat menahan efek ledakan ranjau secara lebih kuat.

Redback diawaki oleh tiga personel dan dapat membawa delapan pasukan infateri. Bobot ranpur ini mencapai 42 ton dan punya kecepatan maksimum di atas 65 km per jam. Redback dipersenjatai kanon MT30 kaliber 30 mm buatan Elbit Systems dan sistem RCWS senapan mesin 12,7 mm yang dikembangkan oleh EOS Defence Australia. (Bayu Pamungkas)

2 Comments