Hanwha “Ghost Commander” – Kapal Induk Trimaran Tanpa Awak yang Jadi ‘Sarang’ Drone
|
Mantap Jadi Blue Water Navy, Korea Selatan punya roadmap serius dalam pengembangan kapal induk. Setelah mengoperasikan dua unit kapal induk helikopter Dokdo class (ROKS Dokdo LPH-6111 dan ROKS Marado LPH-6112), Korea Selatan juga mempersiapkan kapal induk untuk menampung jet tempur stealth F-35B Lightning II yang secara khusus punya kemampuan SVTOL (Short Take-off and Vertical Landing).
Baca juga: Mantap Jadi Blue Water Navy, Inilah Desain Kapal Induk Ringan Korea Selatan
Menjawab kebutuhan di atas, Kementerian Pertahana Korea Selatan pada 10 Agustus 2020 mengumumkan program LPX-II, yaitu jenis kapal induk anyar yang dirancang dapat membawa 20 unit F-35B. Tapi dalam menghadapi dinamika peperangan di masa mendatang, Negeri Gingseng ditutunt untuk berpikir lebih keras dalam aspek pengembangan kapal induk, pasalnya Korsel menghapi dua ancaman sekaligus, yakni dari Cina dan Korea Utara.
Berangkat dari tantangan di masa depan, Hanwha pada Aerospace & Defense Exhibition (ADEX) 2023 di Pangkalan Udara Seoul, memperlihatkan desain kapal induk masa depan yang disebut “Ghost Commander”. Selain desain yang futuristik, Ghost Commander dirancang sebagai kapal induk tanpa awak yang mampu mengerahkan drone tempur udara (UCAV), drone laut permukaan (USV) dan drone bawah laut (UUV/AUV).

Dikutip dari EDR On-Line – edrmagazine.eu (18/10/2023), Ghost Commander punya desain yang menarik perhantian, kapal hybrid ini berbobot 16.000 ton, punya panjang 200 meter dan melesat dengan kecepatan maksimum 25 knots.
Kapal induk tanpa awak futuristik ini mengedepankan desain lambung trimaran. Untuk propulsi secara keseluruhan disediakan oleh motor listrik yang ditenagai oleh sel bahan bakar hidrogen.
Dek penerbangan utama berbentuk koaksial dengan lambung kapal dan membentang di sepanjang seluruh kapal, landasan pacu juga bersifat koaksial, sedangkan landasan pacu kedua yang jauh lebih pendek terletak di kanan, sedikit miring ke kanan. Keduanya hanya digunakan untuk operasi lepas landas, karena struktur atas buritan tidak memungkinkan pendaratan.
Sedangkan untuk pendaratan, landasan pacu yang sangat pendek dengan kabel penahan terletak di atas bangunan atas, miring ke kiri; lift di sisi kiri memungkinkan untuk menurunkan UAV yang mendarat di hanggar di mana sistem robot akan memungkinkan operasi putaran otomatis agar badan pesawat siap untuk misi berikutnya. Di dek penerbangan yang sama, di sisi kiri, kita bisa melihat tempat pendaratan UAV yang lepas landas dan mendarat secara vertikal.

Sebagai sebuah kapal konsep, banyak solusi yang mungkin berubah, namun lepas landas dengan bantuan ketapel dan pendaratan peralatan penangkapan tampaknya menjadi pilihan saat ini, meskipun banyak hal akan bergantung pada kinerja UAV.
Enam UAV pengintai jarak jauh dengan konfigurasi sayap hampir terbang ditempatkan di kapal, jumlah yang sama juga diangkut dengan badan pesawat rage yang lebih pendek. Untuk tujuan ofensif dan defensif, total 48 drone dapat yang diluncurkan secara vertikal, dengan campuran drone kamikaze dan UAV antidrone, bersaing dengan detasemen penerbangan.
Ghost Commander juga dapat menampung tiga Extra-large uncrewed underwater vehicles (XLUUV) dengan diameter 2,5 meter, panjang 23 meter, berat 50 ton dan kecepatan maksimum hingga 15 knot. Karakteristik silumannya ditingkatkan berkat baling-baling dengan kebisingan rendah, tanda magnetik minimal, dan kontrol ketat terhadap radiasi kebisingan di bawah air.
Baca juga: ROKS Marado – Kapal Induk Helikopter Kedua Korea Selatan Resmi Beroperasi
DR On-Line menyebut prototipe pertama Ghost Commander diperkirakan akan dibuat dalam 10-15 tahun. Dan ini mungkin terlihat sangat berbeda dari model yang ditampilkan pada ADEX, karena studi konsep cenderung berkembang cukup cepat. (Gilang Perdana)
Mirip2 Helicarrier punya Avenger marvel
Kri golok sepertinya bisa diperpanjang dan diperlebar bagian buritan nya untuk jadi LHD trimaran, pasti keren
Kapal induk tanpa awak, apakah biaya perawatannya lebih murah dari kapal induk berawak atau sebaliknya ya?