Update Drone KamikazeKlik di Atas

Hanud Korea Selatan Gelar “Star Wars Block I” – Senjata Laser Anti Drone Berbiaya Murah produksi Hanwha Aerospace

Tak mau kecolongan seperti insiden yang terjadi pada tahun 2022, yakni saat sekawanan (lima) drone intai dari Korea Utara berhasil terbang jauh memasuki kawasan Korea Selatan, maka Seoul belum lama ini telah mengumumkan rencana untuk mengerahkan senjata laser berbiaya murah tahun ini untuk menembak jatuh drone Korea Utara yang melintasi wilayah udaranya.

Baca juga: Buntut Penyusupan Drone Intai Korea Utara, Seoul Incar “Sky Spotter” dari Israel

Defense Acquisition Program Administration (DAPA), badan di bawah Kementerian Pertahanan yang menangani pengadaan alutsista di Korea Selatan, menyebut senjata laser dengan directed energy systems ini sebagai “Star Wars” yang akan memancarkan sinar kuat hingga 20 detik.

Star Wars dapat dapat menetralisir drone musuh yang terbang dengan membakar mesin atau komponen elektronik drone lewat tembakan sinar laser. Selain tidak berisik dan tidak terlihat, senjata laser ini relatif murah untuk dioperasikan, dilaporkan hanya berharga 2.000 won (atau setara US$1,45) per tembakan.

Setelah diluncurkan, DAPA mengatakan Seoul akan menjadi negara pertama di dunia yang secara resmi mengerahkan dan mengoperasikan senjata laser. “Kemampuan respons militer kami terhadap provokasi drone Korea Utara akan semakin diperkuat,” tambahnya.

Selain disebut sebagai Star Wars, DAPA juga menyebut sistem senjata laser ini sebagai “Block-I.” Sistem senjata laser anti drone berbiaya murah ini dikembangkan oleh perusahaan dalam negeri, Hanwha Aerospance, dan senjata laser ini disiapkan untuk menjatuhkan drone kecil dan drone copter yang mamasuki ruang udara Korea Selatan.

“Kami menghadapi Korea Utara di depan pintu kami dan drone-nya merupakan ancaman bagi kami, jadi itulah mengapa kami bertujuan untuk segera membangun dan mengerahkan senjata laser untuk mengatasinya,” kata seorang pejabat DAPA, seperti dkutip Yonhap News.

Ia mengatakan bahwa negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Israel lebih maju dibandingkan Korea Selatan dalam hal teknologi senjata laser, namun fokus utama mereka adalah pada senjata laser berkekuatan lebih tinggi yang dapat menembak jatuh rudal balistik yang mendekat. Korea Selatan juga berharap untuk mengembangkan senjata laser anti-rudal, yang oleh lembaga pengadaan pertahanannya disebut sebagai “game changer” dalam lingkungan pertempuran di masa depan.

Berusaha Cegat Drone Intai Korea Utara, Pesawat Tempur Turboprop KA-1 Korea Selatan Malah Jatuh

Sistem “Block-I” dimaksudkan untuk menghantam papan sirkuit dan peralatan lain di drone musuh sehingga menyebabkan kerusakan dan jatuh ke tanah. Uji coba sistem persenjataan ini dilakukan pada tahun 2022-2023 dan dinyatakan berhasil dengan membuktikan kredibilitasnya.

Sementara itu, Lee Illwoo, pakar Jaringan Pertahanan Korea, justru meragukan seberapa efektif Korea Selatan dapat menggunakan senjata lasernya karena sistem radar anti-udaranya tidak cukup canggih untuk mendeteksi drone Korea Utara dengan baik. Ia mengatakan jangkauan senjata laser relatif pendek, sehingga senjata gelombang mikro berkekuatan tinggi akan lebih baik bila drone musuh diterbangkan dalam jumlah besar secara bersamaan.

Korea Utara secara berkala menerbangkan drone melintasi perbatasannya yang dijaga ketat dengan Korea Selatan selama beberapa tahun, yang oleh para pengamat disebut sebagai ujian kesiapan Korea Selatan. Pada bulan Desember 2022, Korea Selatan menuduh Korea Utara mengirimkan drone melintasi perbatasan untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan dan meluncurkan jet tempur dan helikopter tetapi gagal menembak jatuh drone Korea Utara tersebut.

Dalam pertemuan politik penting pada bulan Desember 2023, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjanji untuk memperkenalkan berbagai jenis peralatan tempur tak berawak seperti drone serang pada tahun 2024. Pakar asing mengatakan Kim kemungkinan besar menganggap drone sebagai metode yang murah namun efektif untuk memicu kegelisahan keamanan dan ancaman keamanan, dan memicu perpecahan internal di Korea Selatan. (Bayu Pamungkas)

Seoul Cemas, Korea Utara Konversi 900 Unit Jet Tempur MiG ‘Tua’ Jadi Drone Kamikaze