Hantam Tiga Sasaran, Medium Tank Pindad Sukses Lakukan Uji Daya Gempur
Serangkaian uji pada prototipe medium tank “Harimau Hitam” PT Pindad untuk meraih sertifikasi dari Dislitbangad terus dilalukan. Setelah merampungkan ‘mine blast test’ dan uji dinamis yang meliputi jelajah on road, off road, lintas pasir, dan ketahanan bergerak 3 x 24 jam, kini medium tank dengan bobot 30 ton ini telah menyelesaikan tahapan akhir uji coba, yaitu uji daya gempur (firing test) yang telah dilangsungkan di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) TNI AD Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Baca juga: Jalani Mobilitas 3×24 Jam, Medium Tank Pindad Hadapi Uji Dinamis!
Sesuai namanya, uji daya gempur, pada momen ini yang diuji adalah kemampuan serta kinerja dari meriam Cockerill CT-CV 105HP (high pressure) kaliber 105 mm buatan CMI (Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense), Belgia. Uji daya gempur dilakukan pada saat tank statis dan saat kondisi bergerak, persisnya yang menjadi sasaran penembakan adalah bunker, panser dan tiga buah plank.
Uji daya gempur yang berlangsung 25 – 30 Agustus 2018 bertujuan untuk menunjukkan kemampuan lock on pada satu titik saat tank bergerak, kemampuan tembak tank dalam kondisi statis dari semua sisi serta kemampuan tembak tank pada sasaran tetap dalam kondisi tank bergerak.
Berbagai tipe amunisi dijajal dalam uji daya gempur ini, persisnya pada sesi tembak pertama untuk menembak sasaran jaring pada titik-titik tertentu dengan tipe munisi TPCSDS-T. Dan sesi tembak kedua untuk menembak sasaran plat dengan tipe munisi HEP-T untuk simulasi kemampuan menggempur rantis. Kemudian sesi tembak ketiga dengan menembak target bergerak dengan tipe munisi TPCSDS tanpa jeda. Yang terakhir penembakan salvo atau beruntun dengan tipe munisi HE4 TP2 membidik sasaran perkubuan dan plat.
Meriam multi operation ini utamanya dapat melontarkan aneka munisi 105 mm standar NATO, diantaranya dapat dilihat dibawah ini.
Jenis laras yang digunakan adalah tipe L51 dengan panjang 5.545 mm. Desain tekanan laras mencapai 120 persen dari gun pressure pada meriam 105 mm klasik. Secara umum, di dalam kubah terdapat dua awak, sehingga proses pengisian amunisi menggunakan cara autoloader. Operasi kubah dapat digerakkan secara secara elektrik dan mekanik.
Laras meriam kaliber 105 mm smoothbore dapat menembakkan berbagai jenis amunisi (termasuk jenis APFDS) dengan jarak tembak efektif minimal 1.500 meter. Laras juga dibekali bore evacuator dan dilapisi thermal jacket. Untuk olah geraknya, laras punya sudut elevasi maksimum 42 derajat hingga -6 derajat. Tentu saja dengan sudut putar kubah 360 derajat.
Kubah meriam dibekali turret stabilized system dengan gyro stabilizer dan firing control system yang mengadopsi komputer balistik. Untuk mengnci sasaran, gunner dibantu dengan auto target locking system. Memudahkan dalam olah pertempuran, juga ada pemilihan sasaran secara otomatis lewat hunter killer system. Bahkan ada bekal IFF (identification friend or foe). (Gilang Perdana)
Larasnya ini smoothbore atau rifled sih min? Kemarin2 ada baca dimana gitu larasnya rifled, skrg smoothbore?
gak ada uji pnmbakan atgm falarick ya?…sharusnya skalian tes jg..
Saya masing kebingungan, Tank medium ini diklaim buatan Pindad apakah betul ??, dari sisi mananya Tank ini buatan Pindad?, apakah Turretnya, mesinnya, roda rantainya, kokpitnya, ataukah rancangannya ?, kalau dicermati seksama, semuanya tidak ada satupun yang buatan Pindad, semuanya buatan negara asing, yang jadi pertanyaan kok bisa ini Tank buatan anak bangsa ? maksudnya bagaimana ???
@Roy
Dimana2 apalagi kalau R&D JD (Joint Development) ya tidak semua harus kita yang buat, Tank inipun sama, Turet, Mesin jelas impor karena kita belum bisa tapi lain halnya Armour, dll
banyak contoh kok, bahkan sekelas USA atau Russia pun sama. semakin Mandiri Inhan maka kandungan lokalnya semakin tinggi. begitupun sebaliknya sedangkan Indonesia baru memulai Kemandirian Inhan sejak jaman MEF pertama dimulai. jadi harap wajar saja kalau Mesin dan Turet masih impor atau setidaknya Lisensi.
kalau masih bingung coba mas Cari orang Engginer Pindad yang berhubungan langsung dengan ini Tank. Dari Rancang Desain hingga Kandungan Lokalnya.
Rancangan hullnya dibikin berdua Pindad dan FNSS.
Jadi copy-rightnya (hak cipta) milik berdua sehingga mau produksi sebanyak apa pun, Pindad tak perlu ijin lisensi dari FNSS lagi.
Dari satu hull itu nantinya bisa dikembangkan jadi beberapa model, contohnya :
tank jika diberi turet 105 / 120 mm
ifv jika diberi rcws
APC jika hanya hull beroda dilengkapi tempat duduk dan pintu samping / belakang
ambulance jika diberi perlengkapan medis
recovery jika diberi derek
amfibi jika diberi kipas propeler
spaag jika diberi turet seperti skyguard
Banyak Artikel yang menyatakan Tank Medium Buatan Anak Bangsa, mestinya diganti judulnya “Tank Medium Kerjasama Pindad dan FNSS”, karena konteksnya sangat berlebihan dan kesannya negative di mata publik, kecuali Pindad sudah mandiri 80% buat Tanknya sendiri
Biasalah.. media d indo hobi melebih2kan biar bisa “membanggakan bangsa dan negara” wkwk jdi inget berita yg katanya Pindad SPR 2 bisa tembus tank, ahay!! ngakak
Coba tanya jet T-50 itu buatan mana? buatan KAI toh? apakah karena dapat asistensi dari Lockheed Martin terus statusnya jadi bukan buatan KAI? coba diperiksa, mesinnya buatan mana? GE toh, Kanopinya buatan mana? radar nya buatan mana? landing gear nya?
Trus KFX atau Gripen itu ntar buatan mana? padahal mesin, radar, landing gear, kanopi dan masih buanyaaaak lagi yg bikinan negara lain? itu artinya si produsen baik itu Pindad, KAI, Saab, ngambil item2 pendukungnya off the self (barang sudah jadi) bukan bikin sendiri dari nol, untuk mempercepat pengembangan sebuah produk. Yang penting yg menggabungkan, men inisiasi, mendevelop barang tersebut ya si produsen (Pindad/ FNSS/ KAI? Saab)
M1060CV itu peluru tipe apa? APFSDS-T kah?
kalao emang APFSDS-T, lumayan buat 105mm, RHAe nya kurang kuat dibanding DM53 APFSDS-T (L44) di Leopard kita, tapi Muzzle Velocitynya udah bagus
Apakah meriam 105mm bisa menembak HEAT-FS?
Sudah pasti pakai HEAT-FS karena rata rata Tank jaman skrg pasti pakai walau tidak ada label fin stabilized
Tu amunsi bs nembus MBT ga? Kl bs uda lumayan bagus tinggal proteksi aja d tingkatkan make ERA atau APS kl ads duit tentunya kan br merkava yg make APS
Sepertinya bisa tapi untuk yg latest version mbt tidak sepertinya. Dan ERA ndak dipakai sepertinya gantinya dengan menggunakan AMAP dan APS kemungkinan dipakai
Hmmmm untuk ukuran 105mm sudah tergolong excellent untuk sabot dan amunisi lainnya untuk gun depression masih kurang lah agak mirip tank russia kecuali pakai hydropneumatic seperti tank jepang bisa nembak dari belakang gundukan atau nembak dari atas lebih gampang. Gun elevation yg tinggi jadi faktor yg bagus buat dijadiin artillery sementara atau nembak jatuh aircraft.
HE4 TP2 itu munisi jenis apa yaa? High Explosive kah? Singkatan dari apa?
High Explosive – Target Practice Mungkin
Teknisi Dari belgia ikut juga tho
krunya dari cockerill atau fnss?
Kru yang dateng setauku sih FNSS yang jelas ikut dari awal seluruh Test…
selain itu seperti Delegasi AD Filiphina, Teknisi Cockerill, dll aku kurang tau…
One Shot More Kills