Hadapi Unjuk Rasa Anarkis, Polri Kini Dilengkapi Kendaraan Barikade

Unjuk rasa yang diakhiri dengan rusuh rasanya sudah jadi pemandangan yang jamak di Tanah Air. Diawali keinginan massa pendemo yang berusaha merangsek masuk ke area ‘terlarang’ kerap menjadi pangkal keributan. Dan tak sekali dua kali akhirnya parameter keamanan yang disiapkan petugas keamanan ‘bobol’ oleh terjangan pendemo.

Baca juga: Water Cannon DWC6500 – Rantis Canggih Tahan Peluru, Pengendali Massa Andalan Polri

Sebagai akibatnya sudah bisa ditebak, tak hanya pagar kawat berduri saja yang mampu ‘digeser’ massa, pagar besi sampai pintu gerbang obyek bangunan pun rusak lantaran dijebol massa yang beringas. Nah, sebelum itu semua terjadi, sudah barang tentu ada protap yang telah disiapkan tim Pengendali Massa Polri. Yang sudah jamak kita lihat adalah urutan dari paling depan, pagar betis anggota Polri, kemudian barrier berupa kawat berduri, sampai kesiapan elemen water cannon pada kendaraan taktis.

Melihat kecenderungan pendemo yang kian nekad, Polri pun punya RAISA, yaitu kendaraan pengurai massa lewat pancaran suara dari speaker yang dapat memekakkan telinga demonstran. Namun itu semua rupanya tak cukup, trik pendemo yang kian cerdik harus pula diimbangi dengan kesiapan perangkat yang lebih modern dan mumpuni, apalagi untuk menghadapi unjuk rasa berskala besar.

Salah satu yang terbilang baru dilihat adalah hadirnya Kendaraan Barikade yang dimiliki Satuan Brimob dan Sabhara Polri. Seperti yang terlihat pada video di bawah ini, rantis dari platform truk ini bagian belakangnya dilengkapi barikade berupa pagar yang cukup tinggi. Mekanisme penggelarannya dengan cara sliding untuk meng-cover lebar area yang dilindungi. Seperti pada unjuk rasa hari buruh (may day) 1 Mei 2018, rantis ini dikerahkan sebagai barikade akses di Jalan Merdeka Barat.

Sedikit berbeda dengan Kendaraan Barikade milik Sabhara, masih dari platform truk, namun perisai-nya menggunakan sistem buka tutup, jika diperhatikan seperti mengembang layaknya telinga gajah.

Di luar negeri, model barikade dengan basis kendaraan sudah tak asing diterapkan. Contohnya seperti Shchit (perisai), produksi Kalashnikov Concern dari Rusia. Saat dibentangkan penuh, tameng baja yang memiliki panjang 7,3 meter ini bisa dijadikan tempat berlindung 38 pasukan anti huru-hara saat diperlukan.

Perisai tahan terhadap peluru kaliber kecil dan tahan api dari bom molotov. Selain itu dari balik dindingnya tersedia lobang untuk melepaskan tembakan granat asap, gas air mata, atau peluru karet. Tersedia juga pijakan tempat berdiri pasukan untuk mengintip situasi di depannya. Truk yang dioperasikan dua awak ini dilengkapi pula dengan water cannon dan kamera pengawas yang berputar 360 derajat. Sedikit banyak, Shchit mirip dengan rantis Barikade milik Sabhara.

Shchit dari Kalashnikov Concern

Ada lagi Bozena Riot, kendaraan perisai besutan Slovakia ini digerakkan secara remote. Perisainya selain mampu membendung terjangan massa, perisai dengan lebar total sampai 7,5 meter ini dapat melindungi sekitar 36 pasukan keamanan. Bozena Riot punya bobot 18 ton dan dilengkapi dengan water canon, tabung gas air mata, dan kamera pengawas.

Baca juga: Bozena 4 – Robot Penghancur Ranjau Andalan Yon Zipur TNI AD

Bagi Anda pemerhati alutsista, nama Bozena tentu sudah tak asing lagi, varian robot ini juga dioperasikan oleh Satuan Zeni TNI AD, yakni tipe Bozena 4 yang difungsikan sebagai wahana penghacur ranjau. (Gilang Perdana)

12 Comments