Hadapi Cina, Taiwan Tampilkan “Teng Yun,” Drone Kombatan Masa Depan
|Menyadari cepat atau lambat bakal mengalami kontak senjata dengan Cina daratan, memacu Taiwan gigih dalam menggenjot program pengadaan alutsista. Setelah baru-baru ini mendapat angin atas persetujuan Donald Trump untuk pembelian 66 unit F-16 Viper, Taiwan dalam Taipei Aerospace & Defense Technology Exhibition 2019 (TADTE 2019) yang dihelat 15-17 Agustus lalu, mememperkenalkan rancangan drone UCAV (Unmanned Combat Aerial Vehicle) MALE (Medium Altitude Long Endurance) buatan sendiri, yakni “Teng Yun.”
Baca juga: Bungkam Sistem Radar Cina di Pesisir, Taiwan Siapkan Armada Drone Kamikaze Anti Radiasi
Desain Teng Yun yang berarti cloud rider ternyata telah dikembangkan oleh National Chung-Shan Institute of Science and Technology (NCSIST) sejak tahun 2015. NCSIST merupakan lembaga riset di bawah Kementerian Pertahanan.
Dikutip dari janes.com (19/8/2019), Chi Li-Pin, direktur aerospace NCSIST mengatakan kepada media bahwa prototipe Teng Yun akan dikeluarkan dari laboratorium pada bulan Desember. Chi menambahkan, prototipe Teng Yun diharapkan dapat terbang perdana pada Januari 2020, dan selanjutnya dapat memulai uji coba sebagai drone tempur pada awal 2021.
Dilihat dari full mockup yang diperlihatkan saat TADTE 2019, Teng Yun punya panjang 8 meter dan lebar bentang sayap 18 meter. Belum banyak yang dapat diceritakan dari drone kombatan ini, termasuk berapa payload yang dapat dibawa belum diungkap. Meksi begitu NCSIST memberikan peran yang dapat dilakoni Teng Yung, yaitu pada tugas conduct coastal patrol, environmental research, surveillance dan reconnaissance tasks.
Sementara fitur yang nantinya dibenamkan mencakup automatic take-off and landing, multi-vehicle control, ground network control dan real-time video transmission. Perangkat tambahan lain yang tak kalah penting yang tampak pada mockup Teng Yun adalah kubah FLIR (Forward Looking Infrared) pada bagian bawah hidung.
Dengan mesin propeller tunggal, Teng Yun nantinya dapat terbang sejauh 1.000 kilometer dalam durasi terbang lebih dari 24 jam. Teng Yun dapat terbang sampai ketinggian 7.620 meter.
Para analis menyebut Teng Yun sangat mirip dengan drone UCAV MQ-9 Reaper buatan General Atomics Aeronautical Systems Inc, khususnya pada desain fuselage, sayap utama yang seolah ‘membelah’ fuselage, sirip ekor berbentuk huruf V (V-tail) serta roda tiga undercarriage yang dapat ditarik.
Kendati pihak NCSIST masih enggan mengungkapkan spesifikasi yang lebih detail. tapi juru bicara ASRD (Aeronautical System Research Division) mengatakan bahwa fokus mereka dalam mengembangkan Teng Yun pada penggunaan mesin turboprop baru dengan menawarkan output yang jauh lebih powerful. Jubir ASRD juga menambahkan bawa bobot maksimum ketika lepas landas (Maximum Take-Off Weight/MTOW) dari drone MALE ini juga otomatis akan bertambah.
Baca juga: Bila Akhirnya Drone Tempur MALE TNI Berasal dari Cina
Anggaran riset dan produksi drone Taiwan nampak begitu pesat, sebelum ini Taiwan juga tengah membangun armada drone kamikaze anti radiasi. Drone yang menyasar stasiun radar ini dipersiapkan Taiwan unntuk membungkan unit radar Cina di pesisir timur. (Nurhalim)
@admin
Artikel pembelian 66 Viper oleh Taiwan pantas dibikin artikelnya
USD 8 milyar tapi sudah termasuk 75 unit mesin cadangan. Negosiasi Taiwan cakep banget!
Dilihat dari situasinya juga om.. taiwan sama cina mainland ini kan msh musuhan. ancaman invasi cina mainland ke taiwan terus menurus dikobarkan oleh pemerintah komunis. jadi wajar saja klo amerika terkesan royal kepada taiwan krn ini ada unsur politisnya juga
Kalo utk menandingi armada China daratan mungkin Taiwan akan selalu tertinggal dan gak akan mampu mengimbangi. Langkah yg terbaik memperbanyak produksi rudal jelajah, rudal hanud dan air to air missile serta memperbanyak drone spt ini utk dipadukan dng F-16 viper sebagai loyal wingman dalam menghadapi duel udara serangan pesawat tempur China daratan. Mungkin masih bisa mengimbangi….hehehehe
amerika paling alergi ngasih medium atau long range SAM ke negara lain soalnya paling demen nyerang negara lain lewat udara lebih dulu.
Melihat fisik dan dimensi UAV ini, memang sangat mirip dengan MQ-9 Reaper. Pandangan saya, dengan eskalasi suhu politik dengan Tiongkok, Taiwan harus mengejar ketertinggalan teknologi alutsistanya. Sayangnya, teman mesra Taiwan, yaitu USA, juga akan terbawa arus eskalasi politik dengan Tiongkok kalau sampai berani menjual alutsista nya ke Taiwan. Transfer teknologi menjadi satu2 nya pilihan untuk USA mensupply alutsista canggih. Alih2 melakukan riset secara lokal, membangun alutsista dengan blueprint yang sudah ada akan jauh lebih efisien, dan tentunya lebih aman bagi USA.
Taiwan juga sedang menanti tambahan pespur baru dimana US telah menyetujui untuk menjual 66 F-16 Viper ke Taiwan… konon Beijing tengah melakukan embargo terhadap produsen2 senjata US, terkait disetujuinya penjualan F-16 tsb ke Taiwan.
hmmmmm…. makin seru aja nih