Guna Minimalisir Deteksi Radar, Rusia Gunakan Drone Berbahan Kayu
|Guna meminimalisir deteksi radar, Australia telah memasok drone intai dan kargo berbahan karton ke Ukraina (Corvo PPDS). Sementara Rusia juga tak ketinggalan trik untuk meminimalisir deteksi pada drone yang diluncurkan, maklum kemampuan teknologi anti drone terus berkembang pesat di masing-masing kubu. Seperti yang baru diwartakan adalah penggunaan drone (kamikaze) berbahan kayu.
Baca juga: Australia Kirim Corvo PPDS ke Ukraina – Drone Intai dan Kargo Berbahan Karton
Penggunaan drone berbahan kayu (wooden drone) tak pelak dimaksudkan untuk mengurangi, atau bahkan bahkan mengalihkan deteksi radar lawan. Seperti dikutip dari defence-blog.com (21/5/2023), Rusia dilaporkan menggunakan drone kayu untuk mengalihkan perhatian radar pertahanan udara Ukraina, demikian yang diungkapkan para analis pertahanan.
Menurut para ahli dari BLITZ Aircraft Unmanned, versi umpan drone sebagian terbuat dari kayu, busa polistiren yang diekstrusi dan disatukan dengan selotip. Drone dilengkapi dengan mesin modern (DLE-60 50cc twin gas engine) dan elektronik buatan Cina – menjadi perpaduan antara teknologi rendah dan tinggi.
Drone kayu ini dapat membawa muatan (payload) hingga 10 kg, dan drone ini memiliki jangkauan lebih dari 600 mil (965 km). Gelombang serangan Rusia baru-baru ini terhadap sasaran di Ukraina telah mengungkap bahwa Moskow menggunakan drone berbiaya rendah untuk membantu membuka jalan bagi serangan rudal jelajah dan drone kamikaze Shahed-136 buatan Iran.
Drone kayu dirancang untuk mengalihkan perhatian pertahanan udara lawan, sehingga mereka dapat mencapai target yang diinginkan. Pasukan Pertahanan Ukraina telah menyita drone kayu Rusia, salah satunya ditembak jatuh pada awal Mei di wilayah Sumy, yang berbatasan dengan tiga wilayah Federasi Rusia. Drone buatan Iran biasanya terbang melalui wilayah Sumy menuju Kiev atau Poltava.
Baca juga: Ukraina Luncurkan “ePPO” – Aplikasi Ponsel untuk Warga Berburu Rudal dan Drone Kamikaze
Rusia sendiri pernah menghadapi drone kayu serupa pada tahun 2018, yakni selama serangan massal di pangkalan udara dan angkatan laut Khmeimim di Tartus, Suriah. (Gilang Perdana)