Guardian Class: ‘Kado’ Kapal Patroli Modern dari Australia untuk 13 Negara di Pasifik Selatan
|Guna mengamankan kepentingan atas suatu kawasan, wajar bila ada negara besar yang harus merogoh kocek untuk ‘membagikan’ alutsista kepada negara lain. Contohnya seperti Australia yang belum lama ini telah menyerahkan kapal patroli Guardian Class kepada Papua Nugini – Papua New Guinea Defence Force (PNGDF) Maritime Element.
Baca juga: Attack Class – From Australia to Satrol Armabar TNI AL
Pemberian alutsista oleh Australia, seperti dalam skema hibah sudah tak asing di dengar, termasuk TNI AL yang pada dekade 80-an pernah menerima hibah 8 unit kapal patroli Attack Class dari AL Australia (RAN). Namun, pemberian hibah dalam status barang bekas pakai, lain halnya dengan kapal patroli Guardian Class. Kapal patroli yang desainnya mirip dengan kapal patroli AL Australia – Armidale Class, diserahkan ke Papua Nugini dalam kondisi baru.
Kapal patroli yang diberi nama HMPNGS Ted Diro 401, dibangun oleh galangan asal Australia, Austal di Australia Barat. Sejak peletakan lunas perdana pada 31 Juli 2017, Guardian Class perdana baru diluncurkan pada 30 November 2018. Austal sendiri mendapat proyek pembuatan 21 unit Guardian Class untuk diberikan Pemerintah Australia kepada 13 negara kepulauan di kawasan Asia Pasifik, yaitu Cook Islands, Fiji, Kiribati, Marshall Islands, Micronesia, Palau, Papua Nugini, Samoa, Solomon Islands, Timor Leste, Tonga, Tuvalu dan Vanuatu.
Paket bagi-bagi kapal patroli ini masuk dalam program Australia Pacific Patrol Boat Replacement (Sea 3036), dimana negara-negara yang dimaksud sebelumnya memang sudah mengoperasikan kapal patroli yang juga eks hibah dari Australia. Program yang dicanangkan Australia ini ditujukan untuk meningkatkan kerja sama maritim di wilayah Pasifik Selatan. Dasar langkah Australia didasari atas United Nations Convention on the Law of the Sea berupa perluasan ZEE sampai 200 km, dimana Australia sepakat untuk memperkuat militer di 12 negara di sekitar perbatasannya.
HMPNGS Ted Diro 401 sendiri digadang sebagai kapal perdana dari Guardian Class, rencananya Papua Nugini akan menerima total 4 unit kapal patroli jenis ini. Dirunut dari spesifikasinya, Guardian Class merupakan kapal patroli dengan tenaga dua mesin diesel Caterpillar 3516C -2 shafts. Kapal patroli dengan panjang 39,5 meter dan lebar 8 meter ini, sanggup berlayar sejauh 5.600 km pada kecepatan jelajah 12 knots, sementara kecepatan maksimumnya 20 knots.
Australia menyerahkan Guardian Class dalam kondisi tanpa senjata, namun pihak pengguna nantinya dapat memasangkan kanon 30 mm RCWS pada bagian haluan, dan telah disiapkan dudukan untuk senapan mesin berat.
HMPNGS Ted Diro 401 resmi masuk kedinasan pada 1 Februari 2019 lewat sebuah upacara yang dihadiri Chief of the Australian Defence Force, Jenderal Angus Campbell di Port Moresby. Mengutip sumber dari Kementerian Pertahanan Australia, unit kedua Guardian Class akan diterima Vanuatu pada April 2019, sementara unit terakhir akan diterima Timor Leste pada Oktober 2023. Kontrak pengadaan ke-21 unit Guardian Class mencapai 335 juta dollar Australia. (Gilang Perdana)
Kok Indonesia kaga dikasih? Kalo dikasih bisa dioprek kecepatan dan senjatanya. hahahaha
Australia ingin seperti negara induknya yaitu UK,ingin membuat negara persemakmuran sendiri yaitu negara negara kecil di kepulauan pasifik+selandia baru,guna membendung pengaruh tiongkok yang semakin meluas sampai ke timor leste
Dibalik vanuatu ada si australia ini….tikus kecil ngedadak berani ngelawan kucing hutan,ternyata si babi hutan ada dibalik tikus got ini….ohhhh l know l know
Timor Leste juga lepas karena ada campur tangan australia,karena ada cadangan gas yang lumayan di sana
Lucu kayak satu ruangan kerja semua dapet gue doang yang kagak, maksud lu ape?
Australia bermain proxy, dengan memberikan peralatan ini maka dia setiap saat mengatur kebijakan luar negeri negara pasifik terhadap terhadap negara kepulauan terbesar.
Tingkah vanuatu di DK PBB akhir akhir ini bisa dilihat, mereka mulai menebar pengaruh dan intelijen di sana.
My opinion
Yang lucu itu elu,
Ada seorang kaya juragan roti bagi2 roti ke teman2nya yang miskin, tapi ada 1 orang temannya yang tidak dibagi roti itu. Mengapa ?
Karena teman yang tidak dibagi roti itu sudah punya beberapa pabrik roti sendiri bahkan lebih banyak pabriknya dari pabrik kepunyaan juragan roti yang bagi2 roti itu.
Tn ngimpi ini engak tau apa cuma ngeyel tok seh??.
Dan tau dari dulu kalou kepulawan pasific itu dikuasai oleh barat, dan politiknya berhaluan pada australia dan ekonomi juga bergantung pada australia masih ngeyel aja.
Jack Poot ini gimana toh ?
Australia itu bukan ancaman untuk kita. Buku putih pertahanan kita menyatakan bahwa Australia itu adalah mitra penting pertahanan.
Australia justru bergantung banyak pada kita dalam menangkal pengaruh Tiongkok.
Bahkan Panglima kita Pak Hadi juga menyatakan dalam pidatonya bahwa kita malah harus waspada terhadap kemajuan Tiongkok.
RI sekarang itu bukan mainannya Australi lagi, kalo Aussy macam2 sama kita tinggal kita stop wool, gandum, daging, susu dan produk susu dari sana. Karena kita adalah customer terbesar bagi mereka.
Satu-satunya pilihan bagi Aussy itu adalah menjadikan RI sahabat dan partner bukan menjadikan RI sebagai musuh.
Soal Vanuatu itu soal lain, sebab Vanuatu sebenarnya juga bandel dan berencana untuk menerima Tiongkok mendirikan pangkalan di situ.
https://m.cnnindonesia.com/internasional/20180410095237-113-289616/china-dikabarkan-akan-bangun-pangkalan-militer-di-vanuatu
Kok Indonesia nggak dapet min?
Untuk ukuran kapal segini maksimal 28-30 knot lah buat ngejar imigran ilegal dilaut.
20 knot itu lumayanlah untuk ngejar kapal kayu.
Kalo ngeyel, tembak aja dng kal. 30mm. Dah menggentarkan.