Genjot Postur Kekuatan Udara, Malaysia Ingin Borong Armada F/A-18C/D Hornet Milik Kuwait
|Meski operasionalnya sempat dikritik habis oleh mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, rupanya diam-diam ada keinginan dari Angkatan Udara Malaysia (TUDM/RMAF) untuk memperpanjang usia operasional jet tempur F/A-18D Hornet hingga tahun 2035. Bahkan bukan itu saja, ada kabar bahwa Malaysia ingin untuk menambah aset armada F/A-18 Hornet.
Baca juga: Mahathir Mohamad: F/A-18D Hornet Hanya ‘Bebas’ Diterbangkan Saat Parade Udara
Dikutip dari malaymail.com (22/12/2021), Wakil Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Ikmal Hisham Abdul Aziz mengatakan telah mengajukan pengadaan “lock, stock and barrel” dari 33 unit F/A-18C/D milik Angkatan Udara Kuwait yang saat ini masih dalam kondisi baik dan dengan jam operasi rendah.
”Namun, inisiatif ini masih menunggu pembahasan antara kedua negara atau di tingkat Government to Government. Jika inisiatif ini berhasil, pasti akan meningkatkan tingkat kesiapsiagaan dan kapabilitas angatan udara dalam menjaga ruang negara,” katanya dalam sesi tanya jawab di Dewan Negara pada Rabu lalu.
Wakil Menhan Malaysia itu menyebut, bila rencana pengadaan F/A-18 Hornet bekas pakai Kuwait merupakan bagian dari program RMAF Capacity Development Plan (CAP55) Phase 1. Dimana selain akuisisi armada Hornet dari Kuwait, AU Malaysia juga akan memodernisasi armada pesawat latihnya pada tahun 2022. Ia mengatakan, aset pesawat latih tipe PC7 dan helikopter EC120, akan terus digunakan sampai tahun depan.
Saat ini, AU Malaysia mengoperasikan 8 unit F/A-18D Hornet yang sudah dibekali bom pintar Paveway II laser guided bomb. Termasuk dalam paket modernisasi, kedelapan Hornet Malaysia akan dimodernisasi hingga dapat digunakan sampai tahun 2035. Sementara, armada Sukhou Su-30MKM juga tidak ketinggalan akan menjalani modernisasi untuk memperpanjang usia pakainya.
Merujuk informasi dari wikipedia.org, saat ini AU Kuwait mengoperasikan 39 unit F/A-18C/D Hornet, terdiri dari 31 unit varian single seat (F/A-18C) dan 8 unit varian tandem seat (F/A-18D). Lainnya, AU Kuwait juga mengoperasikan 28 unit F/A-18 E/F Super Hornet.
Tidak cuma itu, AU Kuwait pada tahun 2016 mengorder 28 unit Typhoon, terdiri dari 22 unit varian kursi tunggal dan 6 varian tandem seat. Batch pertama paket pembelian tersebut sudah diterima (dua unit) pada hari Selasa (14/12/2021) lalu.
Pada pertengahan 2020, Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad belum lama ini membuat pernyataan yang menghebohkan, meski inti yang dimaksud sudah menjadi rahasia umum, namun ini pertama kali tokoh Negeri Jiran mengungkapkan keluh kesahnya pada jet tempur buatan Amerika Serikat. Yang dimaksud Mahathir adalah F/A-18D Hornet, jet tempur yang dioperasikan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) itu memang disebut cukup tangguh, namun syarat dan ketentuan operasional yang terlalu ‘ditentukan’ oleh kebijakan AS.
Baca juga: Thales Damocles Targeting Pod – Bikin Sukhoi Su-30MKM Malaysia ‘Setara’ Dassault Rafale
F/A-18D Hornet tidak dapat digunakan untuk berperang tanpa izin dari Washington. Dikutip dari militarywatchmagazine.com (20/5/2020), dalam sebuah wawancara dengan channel berita asal Qatar Al Jazeera, Mahathir memberikan gambaran bahwa negaranya dapat mengoperasikan F/A-18D Hornet dengan batasan-batasan operasi yang diberlakukan oleh AS. (Gilang Perdana)
Malaysia bersedia untuk beli pesaat generasi ke-5 pada tahun 2035. lepas teknologi tersebut matang.. Pesawat gantian stop gap diperlukan sekarang untuk ke arah tersebut..
Bukan Hibah tapi bayar
kira”f 15 tni besok bisa digunakan buat perang gak ya? atau harus minta izin dari paman gober dulu?
Soal maintenance perlu yg diperhatikan KLO beli pespur bekas dan upgrade(utk memperpanjang umur pesawatnya walaupun f18 Kuwait masih punya jam terbang yg relatif sedikit)…..yg gw perhatiin sebelum2nya masalah soal maintenance adalah “big problem” buat militer Malaysia terutama pespur utk yg fighter maupun yg jenis latih banyak hal disitu(mengakibatkan mangkrak)…..apalagi ini 33 unit KLO memang ini jadi… maintenance pesawat bekas cost biaya lebih mahal dari membeli pesawat baru jadi perlu diupgrade dulu sebelum digunakan…
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Segera ajukan pembelian F-18 C/D ini ke Kuwait. Beli seluruh armada Kuwait yg akan dijual. Jangan sisakan satupun utk Malaysia. Tandemkan dengan EF Typhoon second yg akan segera datang. Sembari menunggu kedatangan F-16 Viper, F-35, SU-35, Rafale dan jet Borameong yg akan datang 5-10 tahun lagi. Laksanakan ! Bravo !
Seperti kata pak mahathir, beli alutsista dari Amerika itu adalah pembelian yg mubazir karena syarat dan ketentuan operasional ditentukan’ oleh kebijakan AS, ambil contoh apache dan tukino, dilarang digunakan dipapua, gara2 hak pengelolaan tambang Amerika freeport diambil alih pemerintah RI, pilihan terbaik adalah mandiri dalam industri militer
Kalau mau sabar bisa beli KFX/IFX dari kita 😄😄😄
Batasan operasi itu di perbolehkan jika ada invasi/ancaman dari RRC,klo ga ada ya jd hanggar queen aja
Mig29 saja dipensiunkan oleh Malaysia. Artinya Malaysia mengakui bahwa pesawat tempur rosikin ternyata lebih boros operational + maintenance cost dibandingkan US.
Kejar tayang ya min.? Ngebut banget min tayangannya.
Ini baru dibahas dilapak sebelah. Dulu mereka mentertawakan Indonesia yg mengakuisisi F-16 Hibah dr AS dan Hercules dari Aussy. Ternyata skrng malah ikut jejak sang guru…😂😂
Ya. Salaamm..😁😁😁