Genjot Peluang di Tengah Krisis, Rusia Berikan Contoh Kerja Sama Pertahanan yang Sukses dengan India

Terlepas dari perang di Ukraina, industri pertahanan Rusia sejak CAATSA (Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act) disahkan oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 Agustus 2017, maka mulai mendapat tekanan serius, khususnya dalam upaya ekspor persenjataan. Yang mana posisi Rusia kala itu adalah pengekspor persenjataan kedua terbesar di dunia setelah AS.

Baca juga: Ada ‘Pesan Khusus’ untuk Turki dalam Serangan Besar-besaran Rusia ke Ukraina pada 6 Agustus

Menyadari adanya tekanan serius dari AS, ditambah yang terbaru tekanan serta sanksi dari Barat pasca operasi militer di Ukraina pada Febrruari 2022, maka serangkaian strategi dijalankan Moskow guna mengoptimalkan pelang ekspor produk militer dan pertahanan, khususnya ke negara-negara yang secara tradisional banyak menggunakan alutsista berstandar Soviet/Rusia.

Pola kerja sama dalam produksi persenjataan kini menjadi prioritas yang ditawarkan Rusia. Namun, tak bisa dipungkiri ada persepsi bahwa Rusia terkesan ‘pelit’ dalam urusan alih teknologi kepada negara pembeli. Apakah benar demikian?

Sukhoi Su-35.

JSC Rosoboronexport dalam siaran pers (19/10/2023) menyebut bahwa industri pertahanan Rusia secara aktif menawarkan format kerja sama baru kepada negara mitra sesuai dengan tren pasar senjata global saat ini.

“Salah satu kecenderungan utama dalam military- technical cooperations adalah meningkatnya minat global terhadap kemitraan teknologi. Menurut perkiraan kami, pangsa proyek-proyek tersebut akan berlipat ganda pada tahun 2030 dan menempati 40 persen dari seluruh pasar senjata global,” kata Alexander Mikheev, Direktur Rosoboronexport.

Arsenal rudal balistik Rusia di Army 2022.

Rosoboronexport yang berperan sebagai agen penjualan persenjataan resmi Rusia. memiliki kompetensi yang kuat dalam meluncurkan produksi berlisensi, termasuk mendirikan usaha patungan dan melakukan kerjasama dengan pelanggan asing. “Kami memiliki portofolio atas proyek-proyek yang telah selesai dan saat ini untuk semua layanan Angkatan Bersenjata,” tambah Mikheev.

Ia mencontohkan pada skema kerja sama pertahanan yang telah berjalan baik dengan India. Rosoboronexport telah memenuhi kontrak kemitraan teknologi dengan pelanggan asing sejak tahun pertama pendiriannya. Pada tahun 2000, Rosoboronexport tersebut menandatangani kontrak besar dengan Hindustan Aeronautics Limited (HAL) Corporation India untuk mengatur produksi berlisensi jet tempur Sukhoi Su-30MKI di India.

Mikheev kemudian menambahkan, pada tahun berikutnya (2001) kontrak lain ditandatangani antara Rusia dan India untuk memproduksi Main Battle Tank (MBT) dengan lisensi dari Rusia. Kerja sama lisensi antara India dan Rusia kemudian juga berlanjut pada produksi ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle) BMP-2, amunisi APFSDS Mango 125 mm, dan rudal anti tank yang diluncurkan dengan senjata Invar, adalah bagian dari kerja sama pertahanan dan alih teknologi yang telah berjalan antara Rusia dan India.

Rosoboronexport juga mendirikan dan mengeloka usaha patungan (joint venture) untuk memproduksi produk militer Rusia di negara mitra. Contoh terbesar dan paling terkenal dari jenis kerja sama ini adalah usaha patungan Rusia-India yang beroperasi untuk produksi senapan serbu AK-203 di India dengan kandungan lokal akhir mencapai 100 persen, serta usaha patungan yang bergerak dalam modernisasi dan pemeliharaan jet tempur Su-30MKM.

Bentuk usaha patungan lain yang juga sangat dikenal adalah Brahmos Aerospace, yang merupakan perusahaan hasil patungan antara Defence Research and Development Organisation (DRDO) – India dan NPO Mashinostroyenia – Rusia. Brahmos Aerospace terbilang sukses dalam pengembangan dan produksi rudal jelajah Brahmos dalam beberapa varian.

Rosoboronexport menyebut bahwa bantuan teknis dalam pembangunan fasilitas khusus di luar negeri sebagai bagian dari kerjasama teknologi. Biro desain dan pabrikan Rusia memiliki basis teknologi yang luas dan pengalaman luas dalam mengembangkan dan membuat produk militer yang unik. Hasilnya, pasar dunia saat ini menunjukkan minat yang kuat pada proyek bersama dengan Rusia untuk mengembangkan model senjata dan peralatan militer baru yang canggih.

Baca juga: Rusia Tawarkan India Produksi Secara Lokal Sukhoi Su-57 Felon

Alexander Mikheev mengklaim bahwa proyek kemitraan teknologi dengan luar negeri saling menguntungkan. “Di satu sisi, kompetensi unik produsen senjata dalam negeri diminati di luar negeri. Pada saat yang sama, perusahaan kami juga fokus pada pembuatan dan penyediaan produk untuk Angkatan Bersenjata Rusia, yang merupakan prioritas utama saat ini,’ ujar Mikheev. (Subhan)

One Comment