General Dynamics F-16XL – Ketika Elang Penempur Bersayap Delta, Punya Spesifikasi Garang

Dari segi usia (dilihat dari tanggal terbang perdana) F-16 Fighting Falcon lebih tua empat tahun ketimbang Dassault Mirage-2000 yang terbang perdana pada 10 Maret 1978. Meski begitu, rupanya manufaktur F-16 kala itu General Dynamics sempat kepincut dengan desain sayap delta yang menjadi ‘trademark’ Mirage-2000. Yang dimaksud F-16 bersayap delta adalah F-16XL yang terbang perdana pada 3 Juli 1982.

Baca juga: Hari Ini 33 Tahun Lalu, Nyaris Milik TNI AU, Mirage-2000 Pernah Meliuk di Langit Kemayoran

General Dynamics menyebut desain sayap delta F-16XL sebagai cranked-arrow delta wing. Prototipe varian ini awalnya dirancang sebagai technology demonstrator, tapi kemudian sempat masuk dalam kompetisi Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dalam proyek Enhanced Tactical Fighter (ETF), sayang akhirnya kalah dari F-15E Strike Eagle. Beberapa tahun setelah prototipe disimpan, F-16XL diserahkan ke NASA untuk penelitian aeronautika dan disimpan di Pangkalan Udara Edwards.

Dirunut dari sejarahnya, pada tahun 1977, General Dynamics memulai pengembangan varian F-16XL sebagai F-16 SCAMP (Supersonic Cruise And Manuver Prototype) di General Dynamics Fort Worth. F-16 SCAMP digarap oleh Harry Hillaker (perancang awal F-16). Tujuan awal dari program ini adalah untuk menunjukkan penerapan teknologi transportasi supersonik pada pesawat militer.

Penggunaan sayap besar menghasilkan banyak daya angkat, dan keterbatasan aerodinamis khas sayap delta diatasi oleh stabilitas statis F-16. Sistem kontrol penerbangan elektronik F-16 telah di-tweak untuk memungkinkan kontrol pada sudut serangan yang tinggi. Sayap juga menjadi tangki bahan bakar besar yang dapat meningkatkan jangkauan pesawat. Studi F-16 XL sendiri berlangsung selama dua tahun.

Pada F-16XL, sayap dan permukaan kontrol horizontal belakang diganti dengan model sayap delta – cranked-arrow delta wing – yang 120 persen lebih besar dari sayap aslinya. Penggunaan komposit serat karbon secara ekstensif memungkinkan penghematan 270 kg berat, meski secara keselurruhan, F-16XL masih 1.300 kg lebih berat daripada F-16A (asli).

Perbandingan F-16XL dan F-16A.

Yang luput dari perhatian adalah badan pesawat diperpanjang sebesar 1,4 meter dengan penambahan dua bagian pada sambungan dari sub-rakitan badan pesawat utama. Dengan desain sayap baru, bagian ekor harus dimiringkan 3 derajat, dan sirip perut dilepas, untuk mencegahnya membentur runway saat lepas landas dan mendarat. Namun, karena F-16XL menunjukkan stabilitas yang lebih besar daripada F-16 asli, perubahan ini tidak berdampak pada penanganan pesawat.

Perubahan desain pada F-16XL menghasilkan peningkatan 25 persen dalam rasio lift-to-drag maksimum dalam penerbangan supersonik dan 11 persen dalam penerbangan subsonik. Lain dari itu, manuver pesawat dilaporkan lebih baik pada kecepatan tinggi dan ketinggian rendah. Pembesaran meningkatkan kapasitas bahan bakar mencapai 82 persen dibanding F-16 konvensional.

Bicara aspek persenjataan, F-16XL bisa membawa dua kali persenjataan F-16 asli, dan bisa terbang dengan jangkauan 40 persen lebih jauh. Ukuran sayap yang diperbesar sudah barang tentu berdampak pada jumlah dan jenis senjata yang dapat dibawa. Bila di total, F-16XL punya 27 hardpoint.

Paket senjata yang menjadi andalan adalah 16 wing stations dengan kapasitas masing-masing 340 kg, 4 semi-recessed AIM-120 AMRAAM stations under fuselage, 2 wingtip stations, 1 centerline station, 2 wing “heavy/wet” stations dan 2 LANTIRN stations. Tak melupakan ciri khas F-16 asli, F-16XL juga dibekali kanon organik M61 Vulcan gatling gun kaliber 20 mm.

Baca juga: Mesir Rayakan 40 Tahun Pengoperasian F-16, Negara Keempat Terbesar Pengguna Fighting Falcon 

F-16XL ditenagai 1 × General Electric F110-GE-100 turbofan, yang memungkinkan pesawat ini melesat hingga kecepatan maksimum Mach 2.05 dan kecepatan jelajah 970 km per jam. F-16XL punya berat kosong 9.980 kg dan berat maksimum saat tinggal landas 21.800 kg. (Bayu Pamungkas)

5 Comments